Saga pun ikut mencari mana tongkat bantu jalan tuna netra yang murah. Kemudian Saga menemukan satu yang murah, harga dibawah 'seratus ribu'.
"Bos! Gue dapet nih harga 'sembilan lima puluh ribu'" ucap Saga.
"Coba sini gue liat," Saga memberikan benda itu. "Nih."
Ayesha melihat tongkat bantu itu dengan seksama.
"Oh iya murah. Yakin nggak ada yang murah lagi?" tanya Ayesha.
"Aelah bos, gue udah muter hampir sepuluh kali cari ni tongkat. Udah beli aja, sisa satu doang di rak," ucap Saga.
Ayesha pun memutar bola matanya, "Yaudah deh, ayo bayar."
Ayesha dan Saga pun pergi ke kasir untuk membayar biaya tongkat bantu jalan tuna netra.
"Totalnya jadi sembilan puluh lima ribu," ucap kasir itu.
Ayesha memberikan satu uang kertas berwarna merah, "Ini mbak uangnya,"
Kemudian penjaga kasir selesai menghitung dan memberikan sebuah kotak dengan bungkus kresek berwarna putih, khas saat keluar membeli toko dari mall, pasti kreseknya bagus.
"Ini barangnya, terimakasih sudah membeli," ucap kasir dengan senyum mengembang, dibalas dengan senyum Ayesha.
"Nah tuh, udah kan belinya? Sekarang kemana?" tanya Saga pada Ayesha.
Krik! Krik! Krik!
Mereka berdua mematung sejenak memikirkan apa yang selanjutnya mereka lakukan setelah selesai membeli barang di mall. Salahnya Ayesha tidak memiliki planing lanjutan setelah selesai membeli barang itu.
Mengangkat kedua bahunya, "Mana gue tau, gue kan ikan,"
"Aamiin," ucap Saga.
"Oh udah mulai berani ya ngaminin gue hm?"
"Iya iya bos, canda kali. Gimana kalau muter-muter kota, habis tuh pulang, gimana? Mao?" tanya Saga.
"Ide lo tengik, tapi gue gabut juga sih. Yaudah ayo gas aja lah!"
Mereka berdua pun jalan-jalan keliling kota, karena sama-sama gabutnya. Setelah asik berkeliling, mereka pun sampai dirumahnya Ayesha.
"Bos, gue langsung cabut aja ya!"
"Lah nggak mau nge'es dulu apa?" tawar Ayesha.
Kemudian Saga menelan ludahnya, sebenarnya itu adalah suatu tawaran yang tidak boleh dia lewatkan. Tapi karena Saga takut dengan kedua orang tua Ayesha, Saga memilih untuk mengikhlaskan es tersebut, padahal cuaca lagi panas-panasnya.
Menggelengkan kepalanya, "E-enggak usah bos, gue pulang dulu aja ya,"
"Oh yaudah deh, ti-ati, kalau ada tiang listrik tubruk aje ye!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR ARKAN [On Going]
Fiksi RemajaDua kombinasi yang pas. Cowok tuna netra dengan cewek tomboy yang galak. Lelaki tuna netra dengan taburan kehidupan keluarga yang manis dan bahagia ini bernama Arkanaro Lexanders (Arkan). Namun terbalik. Justru Arkan memiliki hubungan sosial yang bu...