26. Sore yang Berharga

286 33 71
                                    

Hai semuanya!

Apa kabar? Sehat selalu, jangan lupa bahagia untuk hari ini dan jangan lupa bersyukur ❤️

Oiya, bennernya baru wkwk, yg di part lalu sengaja gak aku ganti, it's okey lah ya.

Happy reading 💜

Waktu seakan-akan berhenti berputar, hanya menyisakan pupil mata Ayesha tenggelam saat tangannya digandeng oleh lelaki dingin seribu pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu seakan-akan berhenti berputar, hanya menyisakan pupil mata Ayesha tenggelam saat tangannya digandeng oleh lelaki dingin seribu pintu. Ayesha pun langsung mengambil ponselnya cepat, ia memotret tangan yang masih diganteng oleh Arkan.

Sip! Gue dapet fotonya!

Arkan menariknya sambil berjalan cepat. Ntah kemana Arkan membawanya pergi, lalu tiba-tiba berhenti.

Brukkk!

"Aduh! Kok berhenti sih, Ar!" tanya Ayesha, namun tidak ada tanggapan dari Arkan.

"Eee─gue nggak tau ini jalannya kemana lagi," ucap Arkan menggaruk tengkuknya.

Lalu Arkan pun tersadar jika ia masih menggandeng tangan Ayesha. Sontak, ia pun langsung melepaskan gandengan tangannya.

"Eh! S-sorry ..."

Bukannya senang, tapi malah Ayesha yang sedih karena Arkan tidak lagi menggandeng tangannya. Ia melihat bekas tangan gandengan Arkan dengan ekspresi wajah meratapi nasibnya.

Anjir! Kithati, dilepas dong gandengannya sama ayang.

(Kithati: sakit hati)

"Ay, enaknya ke arah mana ya?" tanya Arkan.

Sedangkan Ayesha masih memandangi telapak tangannya yang tercampakkan oleh Arkan.

"Ay? Ayesha lo masih disini kan?" ucap Arkan meraba-raba keberadaan Ayesha. Tapi malah bawahan dress milik Ayesha tak sengaja ia sentuh membuat Ayesha terkejut.

Plakkk!

Ayesha menampar punggung tangan Arkan.

"Dasar mesum!! Ngapain lo pegang-pegang dress bawah gue hah? Lo mau cabul siang bolong gini ya?" teriak Ayesha.

"Sorry-sorry! Gue nggak sengaja. Lagian lo nya juga, gue panggil dari tadi nggak nyaut-nyaut. Lo habis kemana sih?"

"Meratapi nasib!"

"Lah kenapa?" tanya Arkan polos.

"Ya karena crush gue itu─NGGAK PEKA!!" teriak Ayesha emosi. Soal tangannya yang tercampakkan oleh Arkan.

"Crush? Crush siapa? Saudara lo? Tetangga lo ya? Apa hewan peliharaan punya lo?"

Ayesha mematung ditempat. K-kok! Kenapa jadi gini ya tuhan, kenapa lo bego banget sih. Jelas-jelas yang gue maksud itu elu ARKAN!! ARGHHH!!

Ayesha tersenyum kecut. "Iya! Itu peliharaan gue mati, habis gelut sama cicak! Dahlah males banget bicara sama orang yang nggak peka sama sekali!!"

Ayesha pun berjalan pergi meninggalkan Arkan yang masih lemot berpikir siapa yang Ayesha maksud.

DEAR ARKAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang