38. maksud terselubung

202 13 6
                                    

Hai semuanya!

Gimana kabar kalian? Semoga sehat-sehat terus ya😃

Cus langsung baca aja yuk!

Happy reading💞

"Sip! Suratnya udah jadi deh!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sip! Suratnya udah jadi deh!"

Meletakkan bolpoin. Ia menarik tangannya ke atas meregangkan otot yang keram karena empat jam full menulis surat untuk Arkan.

"Loh udah jam 1 malam aja. Tidur dulu ah. Lanjut besok mau beliin apa buat Arkan ..."

"... eh tunggu, kayak ada yang kurang sama suratnya?" Mengecek surat itu kembali.

"Gue tambahin stiker aja biar lucu."

Ayesha memasang beberapa stiker yang ia miliki. Tidak terlalu lucu seperti stiker-stiker pada umumnya. Setidaknya akan terasa bagus jika nantinya di baca oleh Arkan. Tak lupa ia juga menyemprotkan sedikit parfum favoritnya agar terasa wangi.

"Heum! Wangi banget surat gue. Gue kok jadi deg-degan gini ya. Semoga suratnya di baca, hehe."

Memang lumayan lebay sikap Ayesha yang tak biasa jika terlintas di benak. Tapi sudah terasa lama Ayesha berada di atas meja belajar miliknya. Hampir semalaman penuh. Akhirnya surat itu sudah jadi dan ia benar-benar tidak sabar menanti esok hari yang cerah.

***

Keesokan harinya.

"Cih! Kenapa jadi mendung sih. Ah! Semoga aja nggak turun hujan." Decak Ayesha kesal.

Ramalan cuaca Ayesha tidak berjalan dengan semestinya. Seharusnya hari ini adalah hari yang cerah. Namun mendung malah melanda dan parahnya hujan mungkin akan turun.

Ceklek!

Dengan segera Ayesha mengkunci pintu rumahnya. Memasukkan kunci itu ke dalam tas ransel miliknya. Kemudian menaiki motor mogenya menuju ke sekolah.

Sesampainya di sekolah. Ayesha bertemu dengan kelompok geng Revor nya. Kali ini terasa kurang lengkap karena Rika masih belum pulang dari Padang. Dan berita kerennya. Saga adalah pacar Rika ini seperti mimpi yang aneh saja.

"Oi! Ayesha!" Panggil Raja. Bersama dengan kedua temannya di samping kiri dan kanan.

"Tumben banget kalian bertiga rapi-rapi gini. Nunggu siapa?" Tanya Ayesha.

Memutar bola matanya. "Siapa lagi kalau bukan lo, Ayesha!" Titah Carlos nyinyir.

Mengangkat alisnya sebelah. "What? Lo, lo, lo. Nggak salah nungguin gue?" Ketiganya menggeleng-gelengkan kepala. Ini terlalu imut karena mereka sepeti anak anjing saja.

DEAR ARKAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang