16. Plan

3.2K 236 7
                                    

Keheningan jalanan Anderson Valley berubah menjadi begitu hidup di saat sebuah mobil hitam bugatti chiron sport melaju membelah kegelapan tanpa suara yang berarti.

Si pengemudi yang berwajah dingin itu seperti tak mengindahkan keelokan jalanan, yang di sepanjang sisinya memperlihatkan pohon-pohon redwood tua.

Aroma penciuman Edzsel mulai menangkap sesuatu yang mengingatkannya akan memori lama begitu kaca jendela terbuka. Dia sengaja melakukan itu untuk menenangkan diri.

Bau hutan. Suhu udara yang dingin. Nuansa pedesaan. Semua itu memiliki  efek terbalik dari harapan Edzsel. Kombinasi ketiganya memancing ingatan buruk Edzsel untuk timbul kembali ke permukaan.

"Sial! Sial! Sial!" umpatan demi umpatan lolos begitu saja dari bibir indahnya. Bukannya menjadi tenang, Edzsel justru berubah menjadi semakin kalut.

Terhitung sudah lima jam pemuda itu menyetir dengan kecepatan penuh untuk menuju sebuah villa di daerah Hendy Woods State Park.

Awal mula perjalanan, Edzsel begitu tenang karena otaknya masih sibuk membayangkan berbagai macam kenangan indahnya bersama Renggana. Tapi begitu ia tak lagi menerima data informasi dari jam tangan Renggana, emosinya berubah menjadi sangat tidak stabil.

Vinka dan Rob yang mengikuti tuan mereka menggunakan mobil Igor pun hanya bisa mengibaskan ekornya saja. Karena menasehati Edzsel juga akan terasa percuma.

"Seberapa jauh kau sudah membawa istriku pergi bajingan?!"

"Tuan. Apakah Anda akan menerobos secara langsung?" suara Vinka dari audio mobil memecah kericuhan pikiran Edzsel.

Pelayan setia dan merupakan anggota elite organisasi Jewish itu sudah memutuskan kesetiannya dari organisasi per tadi pagi. Tepat setelah Edzsel ditangkap polisi, Vinka dan Robert mengajukan pemutusan sumpah setia mereka terhadap organisasi.

Meskipun keduanya mengetahui konsekuensi yang harus dihadapi setelah ini, namun mereka berdua seolah tidak ragu sedikit pun untuk mengambil keputusan tersebut.

Alasannya hanya satu. Tentu saja agar mereka bisa mengabdikan diri pada Edzsel sepenuhnya.

Karena hanya dengan cara inilah mereka tidak perlu memikirkan apapun yang berhubungan dengan organisasi ketika bertindak di bawah perintah Edzsel.

"Kau ada saran lain?" Edzsel tidak benar-benar bertanya. Pemuda itu hanya mengungkapkan kekesalannya atas pertanyaan bodoh Vinka.

Tentu saja dia akan menerobos secara langsung. Karena jika dilakukan secara diam-diam sudah tak mungkin lagi.

Segrei pasti sudah tahu bahwa ketiga orang itu tengah melaju ke tempat Hadyan menyembunyikan Renggana. Jadi tidak ada gunanya lagi bermain kucing-kucingan.

"Apakah menurut Tuan, Nona akan aman jika kita langsung menerobos masuk?"

"Renggana akan aman. Selama dia masih berada dalam perlindungan misi Rodhium, dia pasti akan baik-baik saja."

Tidak. Edzsel tahu bahwa semua itu hanya omong kosong belaka. Karena misi itu hanya berisi perintah untuk memastikan Renggana hidup sampai usianya 25 tahun. Bukan memastikan keamanannya.

Jadi biarpun gadis itu terluka parah sampai cacat sekali pun, semuanya bukan masalah asalkan jantungnya masih berdetak.

Edzsel tidak habis pikir dengan orang yang meminta misi Rodhium tersebut. Mengapa dia harus meminta sesuatu yang setengah-setengah jika bayaran untuk misi itu saja terlampau tinggi harganya.

Orang gila. Hanya itu yang ada di pikiran Edzsel jika diminta mengomentari perihal orang di balik layar dari misi tingkat Rodhium milik Renggana.

"Saya punya rencana, Tuan."

Don't Escape: Look At Me, Your Devil AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang