44. Tawa

1.3K 107 10
                                    

Edzsel mulai merasakan pening di kepala. Pemandangan tidak masuk akal, tapi juga rasional, terpampang nyata di hadapannya.

Benar. Sosok itu bukanlah istrinya. Perempuan itu memang bukan Renggana, tapi Edzsel yakin betul jika dia ada hubungannya dengan Renggana.

"Hahhh ..." Helaan nafas terdengar memenuhi ruangan yang notabenenya begitu sepi itu, "sepertinya aku harus menarik ucapanku sendiri." Gumam Edzsel kemudian.

Dengan mata hijaunya yang bersinar terang, Edzsel menguliti Bruce menggunakan tatapannya yang mematikan. Tapi Bruce abai akan hal itu. Dia, seperti biasa, akan hilang kendali jika sudah berhubungan dengan Eve-nya.

"Hei, kau sudah menunjukkan pemandangan aneh ini. Sekarang jelaskan apa maksudnya ini." Ucap Edzsel angkuh.

Bruce sendiri, setelah melepas senyum pada sosok di dalam tabung itu, lantas menoleh kembali pada Edzsel, dan menunjukkan wajah tanpa ekspresinya.

"Kau sudah tahu proyek Psikopat Laten. Seharusnya kau juga tahu tentang proyek-proyek lainnya, bukan?"

Mendengar penjelasan itu, Edzsel jadi terkekeh samar. Pemuda itu menutup wajahnya sendiri menggunakan tangan kanannya, sedangkan tangan kiri masih berkacak pinggang.

"Ahahahahaha! Dasar orang-orang gila! Tidak waras! Sinting! Sebenarnya mereka mau mempermainkan kehidupan manusia sampai titik mana, huh?" Tawa mengerikan Edzsel pecah begitu menyadari siapa sosok di dalam tabung itu, dan apa hubungannya dengan Renggana.

Pemuda itu berdiri di antara ironi dan kebahagiaan.

"Dari responmu, menunjukkan kau memahami permasalahan ini, ya?"

"Tentu saja, bodoh! Aku tidak buta."

"Lalu menurutmu ... Renggana itu, anak hasil uji coba proyek yang mana?"

Edzsel benci ini. Dia tidak suka fakta bahwa Bruce terdengar seperti lebih memahami Renggana ketimbang dirinya.

"Sebenarnya apa maumu, sialan?"

"Seperti yang pernah kukatakan. Kesepakatan kita adalah, kau membantuku untuk menyingkirkan Sherman, dan mendapatkan laboratorium ini. Sedangkan aku membantumu untuk mendapatkan istrimu kembali."

Pada awalnya, Edzsel berpikir bahwa Bruce itu hanya sedang bermain kata-kata. Edzsel mengira jika Bruce hanya sedang berusaha mengelabuhinya. Tapi melihat bagaimana Bruce mendewakan sosok yang disebut sebagai 'Eve' itu, Edzsel menyadari bahwa Bruce memang serius kali ini.

"Jelaskan." Titah Edzsel dengan sorot mata bak ikan mati.

"00078. Itu adalah kodeku. Sedangkan Eve-ku" mata Bruce menatap sosok perempuan yang matanya tertutup itu dengan penuh pujaan, "dia adalah 00079."

"Apa ada makna di balik angka itu?"

"Tiga angka di depan, itu akan diisi skor laten kita saat usia sudah mencapai 9. Semakin besar angkanya, maka semakin tinggi pula derajat kita. Sedangkan dua digit di belakang, itu nomor pembuatan kita. Aku anak yang ke-78."

"Lalu dia-" Edzsel merujuk pada perempuan di dalam tabung itu, dia tidak mau menyebut kata Eve. Karena bagi Edzsel, satu-satunya Eve yang dia kenal adalah Renggna, "apa yang terjadi padanya? Dia masih hidup?"

"Tentu saja. Eve-ku hanya sedang tertidur. Dia akan bangun begitu kapsul ini dibuka. Karena itu, aku membutuhkan DNA-mu untuk membukanya. Lebit tepatnya DNA ayahmu. Tidak masalah, lewat DNA-mu saja sudah cukup."

"Lalu istriku? Kenapa kau membutuhkannya juga?"

"Ah ... Istrimu. Iya ... Sebentar lagi dia sudah bukan Eve lagi sekarang."

Don't Escape: Look At Me, Your Devil AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang