Edzsel berdiri dengan postur tubuhnya yang sempurna. Dia menatap semua bawahannya dengan pandangan seorang pemimpin.
Aura mengintimidasinya sangat kuat. Begitu juga dengan kemarahannya.
"Aku tidak tahu bagaimana bisa ada penyusup dalam rumahku. Tapi- itu tidak penting sekarang. Aku akan mengurus tikus-tikus itu nanti. Yang penting saat ini adalah keselamatan Nyonya kalian."
Para pengawal yang terkena racun masih terbaring lemah di ruang perawatan. Bahkan setelah mengkonsumsi penawar, mereka masih tidak mampu bergerak. Berbeda dengan Edzsel, Vinka, Rob dan Ray yang langsung merasa segar bugar pasca meminum penawar yang dikirimkan oleh anak buah Igor.
"Tujuan kita hanya satu. Habisi semuanya dan bawa istriku kembali. Kalian paham?!"
"YA, TUAN!"
Barisan prajurit itu segera bergerak sesuai instruksi. Mereka memasuki kendaraannya masing-masing dan bergegas menuju lokasi yang sudah dikirimkan oleh Edzsel.
Tidak. Mereka tidak sedang menuju tempat Renggana disekap, melainkan pergi ke markas Avhanas.
Hanya Edzsel, Robert dan Vinka saja yang akan pergi menuju tempat penyekapan Renggana. Karena Edzsel belum bisa mempercayai yang lainnya.
Ray sendiri pergi bersama pasukan tadi menuju markas Avhanas. Meskipun dia dan Robert adalah kawan baik. Tapi kepercayaan Edzsel pada Ray belum sebesar seperti kepercayaannya pada Rob.
Tidak butuh waktu lama, karena lokasi Renggana memang tidak terlalu jauh. Hanya di pinggiran kota. Sebuah rumah mewah yang biasa digunakan keluarga kaya untuk berlibur.
"Kami akan mengurus rute pelarian mereka, Tuan. Anda bisa langsung menuju tempat Nyonya." Vinka menegaskan kembali rencana yang mereka susun sewaktu di mobil tadi. Sekarang mereka bertiga sedang berdiri di balik kegelapan malam. Mengintai rumah itu dari arah hutan.
"Ada yang aneh di sini."
"Apa, Tuan?"
"Tidak ada penjaga atau pun orang lain di sini. Sebenarnya mereka niat menculik istriku atau tidak?"
"Mungkin mereka ada di dalam, Tuan. Kalau begitu saya akan mendampingi Anda."
"Tidak, Vinka. Di sini tidak ada tanda-tanda kehadiran manusia."
Robert yang sedari tadi diam ikut merasakan kejanggalan ini. Wajarnya, setelah menculik orang lain, terutama istri dari pembesar organisasi. Pasti akan ada pengawalan super ketat di sekitarnya.
Tapi ini tidak.
Seolah mereka memang ingin membuka jalan agar Edzsel bisa segera mengambil kembali Renggana.
Kalau memang itu tujuannya, lalu kenapa dari awal harus repot-repot menculik Renggana? Bahkan dengan cara yang terlalu berlebihan.
"Apa perlu saya periksa dulu?" Robert menawarkan.
"Tidak perlu. Aku hanya ingin Renggana segera kembali. Sisanya kita pikirkan belakangan. Kalau begitu, kau urus rute pelarian Rob. Aku dan Vinka yang akan masuk."
"Baik, Tuan." jawab keduanya serempak.
_ _ _
"Apa maksudmu, Kakek? Aku tidak paham."
"Igor, ada beberapa hal yang sangat tabu untuk dibicarakan. Termasuk kematian Irene dan Samuel. Kedua orang tua Edzsel itu terbunuh ketika berusaha melindungi Liev."
"Tolonglah, Kakek. Jelaskan dengan bahasa yang kumengerti."
Jewish mengusap wajahnya kasar. Tapi dia sudah tidak bisa mundur. Igor memang harus tahu masalah ini. Karena bagaimana pun juga, hanya dia satu-satunya keluarga Edzsel yang bisa dijadikan sandaran. Apabila suatu saat nanti Jewish pergi dari dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Escape: Look At Me, Your Devil Angel
Mystery / Thriller"Merindukanku, sayang?" Suara itu. Senyuman iblis itu. Wajah yang tersenyum seolah tak berdosa yang pria itu tunjukkan membuat hati Renggana mendadak berubah menjadi remah roti yang siap hancur kapan saja. "Ba-bagaimana kau bisa ada disini?" "Itukah...