11 - Si Pengganggu

1.4K 92 8
                                    

Part ini ketinggalan, padahal niat aku up bareng sama part sebelumnya sih wkwk

Jangan lupa tinggalkan VOTE dan KOMEN





Happy Reading...




Vannya ingin mengumpat, ia hanya perlu berbelok dan sampai ke unitnya tetapi harus repot berpapasan dengan pasangan yang paling dihindarinya itu.

Vannya ingin mengumpat, ia hanya perlu berbelok dan sampai ke unitnya tetapi harus repot berpapasan dengan pasangan yang paling dihindarinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pasangan ini, yang kayak gini masih selingkuh 🥲)

"Baru pulang kerja Van?" Resya menyapa lebih dulu, membuat Vannya langsung menatap cepat dirinya

"Iya mbak, duluan ya " setelah mengangguk dan menjawab singkat, Vannya berniat segera pergi karena tidak ingin berinteraksi banyak dengan Resya maupun pria yang berdiri di samping tetangganya itu.

"Eh Van..." Kata Resya mendadak, membuat Vannya harus menghentikan langkahnya

'APALAGI SEKARANG?' Vannya memejamkan matanya sebentar sebelum kembali berbalik menghadap Resya, sebisa mungkin ia acuhkan pria yang tengah memandanginya dengan sorot mata yang tajam.

"Lo kenapa?" Resya bertanya dengan raut wajah diliputi rasa ingin tahu daripada rasa khawatir

"Hah? Aku baik baik aja kok mba" Vannya bingung atas pertanyaan Resya, apa sikap menghindari Gio terlalu kentara atau wajah lelah Vannya terlalu terbaca orang lain?

"Leher lo kenapa?" Telunjuk Resya terarah ke leher Vannya

Pertanyaan Resya membuat Vannya spontan memegang lehernya, ia baru teringat akan kondisi kemerahan di lehernya. Apa mungkin concealer yang dipakainya telah luntur?karena terakhir kali Vannya mempertebal riasan itu setelah makan siang.

'Bodoh kamu Vannya' batin Vannya dalam hati sambil merutuki kebodohannya

Vannya melirik sekilas ke arah Gio, dan pria itu seperti memberi kode bahwa memang kemerahan itu terlihat jelas di lehernya.

"Ah—gak apa apa mbak" Vannya benar benar kelimpungan, bahkan jantungnya berdegub cukup keras hanya untuk berbohong kepada Resya. Vannya takut bila Resya akan mengetahui perbuataan buruk kekasih gadis itu pada dirinya.

"Yakin? Kalau ada orang yang jahatin lo bilang gue ya Van" Resya berkata dengan serius karena bagaimanapun, Vannya adik temannya yang sudah dititipkan kepadanya untuk dijaga. Sehingga bila Vannya, mungkin mengalami kesulitan Resya sebagai kenalan terdekatnya akan membantu.

"Iya mbak, makasih" Vannya masih menutup lehernya tidak mengizinkan Resya untuk melihatnya lebih lama.

"Ayo Sya keburu malem" Gio segera memerintah Resya untuk bergegas, agar perempuan itu tidak bertanya lebih lanjut kepada Vannya.

HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang