22 - Si pendosa

2.2K 72 7
                                    

Update gak pasti dan suka suka aku. Karena sudah menumpuk bab cukup banyak, jadi updatenya kali ini tiap hari wkwkwk 😂😂😂

Jangan bosen ya





Happy reading..

Pagi hari ini terasa dingin sisa hujan semalam, tetapi sepasang kekasih masih sibuk berbagi kehangatan diatas ranjang. Bukan kekasih, lebih tepatnya dua orang dengan hubungan yang tidak jelas. Saling berpelukan dengan nyaman, kulit bertemu kulit membuat keduanya tidak merasa kedinginan sama sekali.

Elgio, direktur muda telewat tampan itu baru saja terbangun dari tidur singkatnya. Tidurnya benar benar hanya beberapa jam, karena pergumulan panas dua orang itu baru selesai pukul 2 malam. Benar - benar orang yang tidak ingin rugi saat mendapatkan keuntungan besar.

Setelah semalam ia sempat mendapat ketakutan dari bayang - bayang masa lalunya, keduanya melanjutkan permainan mereka. Gio mencoba melawan pikirannya dan melanjutkan semunya dengan jauh lebih menyenangkan

Gio sedikit menjauhkan tubuhnya hanya untuk sekedar menatap malaikat cantik yang kini masih tertidur damai disebelahnya. Tuhan baik sekali kepadanya karena mengizinkan dirinya menikmati surga dunia untuk kedua kalinya bersama gadis yang masih pulas itu. Tetapi jarak yang Gio buat membuat tubuh kecil itu bergerak gelisah mencari kehangatan yang tiba - tiba hilang.

Vannya menggeliat kecil mendekat ke arah Gio untuk mencari kehangatannya kembali dan mendusal pada dada hangatnya. Dan Gio yang tidak keberatan sama sekali justru kembali merengkuh Vannya dalam dekapannya. Gio tersenyum kembali bisa merasakan bahagia setelah beberapa tahun belakangan.

Gio mencoba mencari ponselnya dan tidak menemukannya disekitar kasur. Dirinya baru mengingat bahwa ponselnya tertinggal di ruang tengah. Maka dari itu diambil lah ponsel milik Vannya di nakas sebelah ranjang. Sejak semalam gadis itu memang meninggalkan ponselnya disana.

Gio hanya berniat untuk melihat jam, tetapi sikap lancang Gio membuatnya melihat notifikasi yang ada pada layar ponsel Vannya. Terdapat 3 panggialn masuk dan 22 pesan dari kontak bernama Tama dengan emot hati dibelakangnya.

Gio hanya mendengus malas melihat nama kontak yang dituliskan Vannya dengan begitu manis, melupakan fakta bahwa Tama adalah kekasih Vannya. Gio kembali meletakkan kembali ponselnya ke nakas.

Akal tengilnya muncul, sepertinya menganggu Vannya terbayang begitu menyenangkan. Gio menciumi wajah Vannya sengaja menganggu tidur gadis itu agar terbangun.

Vannya merengek karena tidurnya diganggu, wajahnya terasa basah akibat kecupan yang diberikan Gio. Gadis itu membuka mata sembari memukul ringan bahu telanjang Gio, tetapi wajahnya dihiasi senyuman walau tidurnya sudah diganggu.

"Enak banget ya tidurnya" Demi Tuhan senyuman Vannya bisa membuat Gio meleleh, gadis itu terlihat begitu cantik dimatanya.

Suara serak yang Gio keluarkan membuat Vannya sadar sepenuhnya, ya Tuhan bagaimana pria itu menjadi begitu seksi pagi ini.

"Bukannya kamu yang keenakan" sindir Vannya main main

"Siapa yang semalem teriak keenakan, minta gak mau berhenti" sebelah alis Gio terangkat, menunjukkan raut

"Diem!!!" perkataan frontal yang dilayangkan Gio membuat Vannya melotot galak

Gio tersenyum lalu memberikan kecupan selamat pagi sebelum pria  itu bangun dari kasur dengan bertelanjang.

Rona merah tidak dapat dihindarkan oleh Vannya melihat pemandangan di depannya, ia mencoba membuang pandangannya agar tidak terus memperhatikan Gio yang sibuk memakai celananya. Vannya sempat melirik ke arah Gio yang keluar kamar dengan bertelanjang dada. Seperginya Gio dari kamar, Vannya merutuki dirinya.

HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang