Sudah memasuki minggu kedua bagi Gio dan Vannya tinggal bersama dan sejauh ini tidak ada hal buruk yang terjadi atau hal yang tidak diharapkan menimpa hubungan keduanya. Semuanya sangat berjalan sesuai apa yang Gio dan Vannya inginkan.
Tetapi ditengah makan malam yang tenang kali ini tiba tiba Gio teringat akan sesuatu yang seharusnya ia selalu ingat dan menjadi alarm diri sendiri yang paling penting
"Ini cuma perasaanku atau emang kamu udah gak minum obat yang aku kasih terakhir kali" Gio sampai menghentikan santapan makan malamnya yang baru setengah habis
"Obat apa?" Vannya masih sibuk menyantap makan malamnya tanpa mau repot menanggapi pertanyaan tidak jelas dari Gio
Raut wajah Gio berubah pesat seperti orang yang tidak menyangka dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Obat penunda hamil Van" Gio menekan setiap kata yang ia utarakan
Vannya yang tadinya masih menyuap makannya menjadi urung dan terdiam beberapa saat.
"Udah habis aku lupa buat beli" Vannya kini menoleh untuk menatap Gio yang duduk disampingnya
"Sejak kapan?" Wajah Gio berubah menjadi serius
"Beberapa waktu" Vannya menggendikkan bahunya santai
Vannya tadinya berniat untuk rmlanjutkan makan malamya, ia benar benar lapar dan sedang berselera dnegan menu kali ini. Tetapi suara Gio yang berubah seperti penuh dengan erangan kemarahan membuat niat Vannya menjadi urung.
"Kenapa gak bilang?"
"That's not a big deal, Mas Gio" ucap Vannya mencoba menenangkan Gio yang terlihat tidak santai
"Sadar gak sih Van, kamu bisa aja hamil" Gio berkata dengan nada penuh ketidaksukaan
Alis Vannya bertaut tetapi ia masih menanggapi semua itu dengan santai karena memang tidak merasa bahwa itu masalah yang serius.
"Ya bagus kalau aku bisa hamil berarti tandanya aku sehat" Vannya merasa tidak ada yang salah dari ucapannya
Tetapi saat ia akan memulai untuk menyantap makanannya, Gio lebih dulu mencengkeram lengannya cukup kuat.
Gio memaksa Vannya menatapnya dan mereka bicara serius untuk yang satu ini.
"Kamu tahu kondisinya gak sih? Bakalan repot kalau kamu sampai hamil karena aku" nada Gio terdengar seperti orang marah
Vannya menarik lengannya dan menyentak cengkeraman Gio, alisnya kembali bertaut tajam mendengar ucapan Gio
"Kalau aku hamil tinggal mas Gio tanggung jawab nikahin aku" Vannya tidak mau ambil pusing, setiap ucapan Gio baginya sudah ada solusi nyata dengan opsi mudah
"Aku harap apa yang kamu omongin cuma bercanda" Gio menatap tajam ke arah Vannya, ia tidak suka dengan ucapan gadis itu
Vannya terperangah akan ucapan keras Gio "Hah? Jadi buat apa sejauh ini kalau kamu gak ada tujuan buat menikah sama aku" tunjuk Vannya dengan sengit ke arah Gio
"Mau gimana sama Tama? mau gimana sama Resya? Aku tahu kita egois tapi buat mikir sejauh itu untuk sekarang kayaknya kurang tepat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hollow
Romance[cheating !!!! 18+] Kepindahan Vannya ke ibukota mengantarkannya bertemu dengan pria sempurna, seperti Elgio Gevano Harison yang merupakan kekasih tetangga apartemennya. Awalnya Vannya mengartikan perasaannya kepada Gio, sebagai rasa kagum semata. T...