27 - Pembelaan

1.6K 57 21
                                    



Hari Vannya terasa cukup sibuk karena ia harus mengurus photoshoot dengan model untuk produk terbaru mereka. Tetapi photoshoot kali ini dilakukan di studio sewaan, sehingga suasananya tidak membosankan karena bisa keluar dari kantor.

Beruntungnya kali ini Resya datang tepat waktu tidak seperti sebelumnya. Terlihat jelas kedatangan gadis itu serta merta dengan sang kekasih, sambil dirinya bergelanyut manja dilengan pria yang wajahnya terlihat tidak minat.

Vannya yang melihat kedatangan dua orang paling ingin ia hindari, terburu mengalihkan pandangannya sambil merotasikan matanya dengan malas. Diam diam dalam hati ia merutuki dua orang tidak tahu tempat. Karena bagaiamana sepasang kekasih itu masih sempat bermesraan di depan publik disaat orang - orang tengah sibuk bekerja.

Resya melewati Vannya begitu saja tanpa ada sapaan basa basi ataupun beramah tamah. Jelas terlihat bahwa gadis itu memang masih menyimpan kesal akibat kejadian tempo lalu. Keduanya juga tidak lagi bertemu di apartemen, tetapi Vannya sendiri tidak mau ambil pusing karena ia hanya perlu fokus pada pekerjaannya daripada sibuk memikirkan tingkah menyebalkan Resya.

Tidak ada hal buruk yang terjadi selama pemotretan. Bahkan untuk section pertama hasilnya cukup memuaskan dan berjalan dengan lancar. Dan sekarang waktunya jeda sebentar sebelum melanjutkan pada section selanjutnya.

Selesai dengan pekerjaannya, Resya terlihat terburu menghampiri kekasihnya yang duduk diantara direksi perusahaan. Dengan senyuman ramah yang tidak pernah Resya layangkan kepada para pekerja, gadis itu hanya mau beramah tamah kepada para jajaran pemimpin di perusahaan. Setidaknya Resya memiliki prinsip untuk bersikap baik ekapda orang yang mungkin dapat menguntungkan hidupnya.

Lain halnya dengan Vannya dan para pekerja yang masih terlihat sibuk untuk mempersiapkan section selanjutnya. Penampakan yang cukup kontras bila dibandingkan dengan para orang berkuasa yang terlihat sibuk mengobrol satu dengan yang lain.

Diam - diam Vannya mencuri pandang beberapa kali, bukan penasaran tetapi obrolan orang orang di perkumpulan itu sedikit mengusiknya. Hingga akhirnya Vannya dapat melihat direksi pergi undur diri entah kemana. Sehingga hanya menyisakan Resya yang mengobrol berdua dengan Gio dari jarak pandangnya berdiri.

Dapat Vannya lihat bahwa keduanya kini tertawa kecil entah apa yang mereka bahas. Vannya tidak merasa kesal atau cemburu atas keduanya, ia hanya penasaran dengan interaksi sepasang kekasih itu yang cukup lama tidak ia perhatikan. Karena yang Vannya ingat hanya Gio yang selalu memeluknya dengan hangat dan  mengecupnya dengan manis.

Vannya masih fokus memperhatikan Resya dan Gio sampai seorang pegawai datang dengan membawa gelas cup dari salah satu coffeeshop ternama, kemudian menawarkan kopi kepada Resya. Tetapi karena masih sibuk mengobrol, Resya menerima gelas kopinya dengan tidak fokus.

"AAAH"  Resya berteriak penuh keterkejutan saat merasakan pahanya basah karena es kopi yang sudah berserakan di lantai

Benar saja, cup kopi itu meleset dari genggaman Resya membasahi bajunya sebelum jatuh ke lantai.

Pegawai pemberi kopi yang bernama Elisa itu serta merta menjadi panik dan meminta maaf sambil membungkuk kepada Resya.

"Kamu kalau kerja yang bener sedikit dong, lihat kan kalau gak hati - hati jadinya gimana?"Resya terlihat marah besar karena sebuah kopi yang sebenarnya juga akibat dari kelalainnya sendiri.

Semua orang menjadi memperhatikan keributan yang Resya buat, tak terkecuali Vannya yang memang sudah memperhatikannya sedari tadi.

Gio mencoba menenangkan Resya "Udahlah Sya, ganti baju aja"

"Gak bisa gitu aja dong, ini masih mending karena kopinya dingin coba kalau kopinya panas. Emang sengaja celakai orang kah kamu" tuding Resya dengan sengit kepada Elisa yang terlihat merasa begitu bersalah

HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang