24 - Professional relationship

1.1K 61 18
                                    

Hari masih terlalu pagi tetapi Kenan sudah terlihat berkeliaran di luar rumahnya, lebih tepatnya ia sudah mendapat pekerjaan tambahan dari Gio. Memang Gio itu seakan tidak bisa membiarkan Kenan untuk bernafas sebentar barang sejenak.

Kenan terus saja menggerutu disepanjang jalannya menuju unit apartemen yang dialamatkan Gio kepadanya.

"Kenapa juga sih udah gue kasih flashdisk gak langsung disimpen di rumah mana pakai ditinggal ditempat orang, bikin kerjaan aja pagi -pagi"

"Lagian jaman sekarang siapa sih yang masih nyimpen file di flashdisk, teknologi udah canggih kali. Tinggal kirim email aja apa susahnya" Kenan seakan tidak lelah untuk menyuarakan kekesalannya

"Belum lagi ini, gue kenapa disuruh beli lubricant sama obat beginian. Gila aja gue kayak disuruh ngajak main si Resya. Ogah banget gue" gerutu Kenan sambil memeriksa kresek hitam bawaannya yang Gio perintahkan untuk membeli.

Langkah Kenan terhenti tepat di pintu apartemen yang menjadi tujuannya. Dia telah memencet bel dan tinggal menunggu si tuan rumah membukakan pintu untuknya.

Tidak perlu waktu lama untuk pintu dihadapan Kenan terbuka, tetapi ketika pintu dibuka Kenan terkejut karena seseorang yang membuka pintu bukan orang dipikirkannya.

"Ada perlu apa ya?" Tanya Vannya kebingungan melihat tamu asing yang tiba tiba memencet bel apartemennya dan lebih aneh lagi bertamu sepagi ini.

Bahkan matahari saja belum terlihat, tetapi pria itu sudah berada di depan apartemennya.

Kenan terpana dengan gadis didepannya yang kini membukakan pintu untuknya. Dia tidak dapat berbohong bahwa gadis itu terlihat cantik dan mempesona meski dengan pakaian rumahan dan tanpa riasan sekalipun.

"Eh maaf ya kayaknya salah alamat" kata Kenan menggaruk tengguknya yang sebenarnya tidak gatal, ia hampir saja terpana lebih lama tetapi untung saja cepat tersadar.

"Oh oke" Vannya hanya tersenyum canggung sebelum kembali menutup pintu apartemennya perlahan

"Dasar orang aneh" bisik Vannya pada dirinya sendiri tepat setelah pinntu apartemen tertutup

"Sialan nih Gio nambah - nambahin kerjaan gue aja, mana sampai salah alamat gini. Mana gue tahu ya apart Resya yang mana" Kenan kembali memeriksa ponselnya

"Malu lah gue, mana tu cewek cantik banget. Untung gak kelepasan, udah bawa lubricant gini" dengus Kenan dengan sebal

Kenan sibuk mencari pesan Gio yang mengirimkannya sebuah nomor apartemen. Tetapi setelah diperiksa sekali lagi antara pesan Gio dan nomor apartemen di pintu ternyata tidak ada kesalahan sama sekali.

"Hah alamatnya bener kok, kenapa gue gak nanya sama tu cewek dulu sih. Mukanya cantik bikin gue gagal fokus anjing"

Kemudian Kenan kembali memencet bel  dan ketika pintunya dibuka, ia langsung tersenyum lebar "Maaf ya ganggu lagi"

"Iya kenapa?" Vannya menatap Kenan dengan tatapan aneh sekaligus curiga

"Lo kenal Gio?" tanya Kenan sedikit ragu

"Eh—" Vannya seketika melebarkan matanya

"Eh maksud gue, gue disuruh Gio ke unit lo buat ambil jaket dia yang ketinggalan disini. Gitu sih dia bilangnya" jelas Kenan buru - buru setelah melihat raut keterkejutn di wajah cantik gadis didepannya

"Oh...eum...kalau boleh tahu kamu siapa?"

"Gue Kenan, sekretaris Gio"

Vannya langsung mengangguk mengerti "Oh kalau gitu masuk dulu aja" kemudian Vannya membuka pintu rumahnya sedikit lebar untuk mempersilakan Kenan masuk

HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang