40 - toxic relationship🔞

3.7K 69 21
                                    

⚠️Warning content⚠️
Sex scene, toxic relationship, sexual assault

Buat yang tidak sanggup melanjutkan ceritanya bisa berhenti baca ya. Karena isi ceritanya semakin intens dengan hal hal yang berhubungan dengan hubungan tidak sehat.




happy reading

Pagi pagi sekali Gio telah menyambangi apartemen Jessi, ia membawakan tiga sarapan yang dibelinya dalam perjalanan. Gio bermaksud mengajak Vannya sarapan bersama dan tentunya tidak melupakan Jessi yang menjadi roommate Vannya. Memang kedatangan Gio tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, karena Vannya tidak dapat dihubungi sejak semalam.

Tetapi jelas Gio tidak berpikiran apapun, yang ia pikirkan adalah mengantar sarapan untuk Vannya.

Gio telah memencet bel ketiga kalinya dan pintu apartemen di hadapannya masih belum terbuka. Ia sedikit tidak sabaran sesungguhnya. Sampai saat ia akan kembali memencet bel, pintu itu terbuka dan menampilkan seseorang dengan wajah mengantuk.

"Lo ngapain ada disini brengsek" ujar Gio sambil mendengus tidak suka

Kenan tidak terkejut mendapati Gio bertamu ke apartemen Jessi. Pria itu terlihat menguap lebar, dengan keadaan masih mengantuk kemudian memicing sengit kepada tamu yang kurang ajar sambil mendecih sebal

"Anjing lo, bertamu pagi banget"

"Siapa?" Tanya Jessi yang ikut mendekat ke arah pintu saat mendengar umpatan Kenan

"Hai jess, sorry gue dateng pagi pagi banget" Gio melongokkan kepalanya ke dalam aprtemen dan menyapa Jessi dengan ramah

"Eh Gio, masuk deh" Jessi sejujurnya terkejut tapi ia tetap mencoba bersikap tenang

Setelah dipersilakan oleh sang tuan rumah untuk masuk, Gio menerobos begitu saja dan menubruk keras tubuh Kenan untuk menyingkir dari pintu masuk.

"Vannya belum bangun?" Tanya Gio sesaat setelah megambil duduk di sofa Jessi

"Bentar deh aku lihat dulu" Jessi langsung berjalan ke arah kamar tamunya.

Kamar tidak terkunci dan saat ia buka tidak ada seorangpun disana. Seketika Jessi menjadi panik, ia tidak tahu dimana kebetadaan Vannya sedangkan Gio sudah betamu di apartemennya.

Jessi melesat ke dalam kamarnya untuk mencari ponsel dan segeralah ia menghubungi Vannya.

"Lo dimana sih Van, gila kenapa gak pamit gue dulu kalau mau pergi" Jessi menunggu panggilan teleponnya dengan tidak sabar

"Angkat dong, otak gue masih gak bisa diajak kerja sama kalo pagi gini" Jessi menggigigti kukunya dengan panik

Tetapi panggilan teleponnya tidak juga terangkat dan Jessi segera mengirimkan rentetan pesan kepada Vannya untuk memberi kanar bahwa Gio berada di apartemennya sehingga temannya itu bisa berantisipasi.

Setelah menghabiskan beberapa menit di dalam kamar dan mencoba mengatur diri agar dapat bersikap tenang, Jessi kembali menemui Gio.

"Vannya dimana Jes?" Tanya Gio sekali lagi saat menemukan Jessi kembali seorang diri

"Vannya lagi pergi nyari sarapan, apa dia gak tahu lo bakal kesini?" Tanya Jessi berhati hati

"Kayaknya gak tahu, soalnya dari semalem dia gak bisa gue hubungi"

Sejujurnya Jessi seakan hampir mati berdiri, semalam banyak hal terjadi bahkan Vannya menangis tanpa sebab. Dan sekarang penuturan Gio hanya menambahi beban pikirannya.

"Apaan sih cewek lo baru pergi semalem aja langsung dicariin" ujar Kenan yang datang untuk menyela

Jessi merasa luar biasa lega karena Kenan dapat membaca situasi dan membantunya. Jelas saja Kenan yang ikut menyaksikan keandhan Vannya semalam, sedikitnya tahu kondisi yang terjadi.

HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang