10 - Hari yang melelahkan

1.5K 93 2
                                    

Sebelumnya, aku cuma ngarang soal kerjaan di perusahaan fashion. Soalnya aku gak kerja ditempat begitu, kalau ternyata banyak salah kasih aja kritik dan saran :")

Mohon tinggalkan Vote dan Komentar sebanyak banyaknya.











Saat makan siang dikantin, Jessi tidak tahan untuk bertanya apa yang dialami Vannya hingga terlihat begitu kesal setelah keluar dari ruang direktur.

"Lo kena marah pak Banu kah? Lo kelihatan kesel banget selama kerja tadi" Jessi melirik ke arah Vannya dengan raut penasaran

"Atasan kita itu penjilat, aku kesel banget" Vannya berbisik kepada Jessi dengan nada penuh rasa kesal. Tetapi ia sengaja berbicara pelan agar tidak ada orang yang mendengar perkataannya.

"Beliau baik baikin aku, karena aku kenal sama salah satu pemilik perusahaan besar" imbuh Vannya semakin kesal

Jessi mengangguk mengerti, tetapi ia tidak terkejut akan kelakuan para petinggi perusahaan yang mendekati orang berpengaruh demi mendapat jabatan dan keuntungan. Di dunia yang nyata, memang semua orang akan berlaku seperti itu.

"Aku yang anak baru, bisa gabung sama tim launching karena orang lain, bikin aku ngerasa bersalah" Vannya menjadi lesu tidak lagi bersemangat untuk makan siangnya, setelah kembali memikirkan tawaran atasannya.

Jessi menepuk pelan pundak Vannya "Udah gak usah dipikirin, anggap aja itu kesempatan buat lo. Mendingan lo kerja lebih giat lagi, biar nanti lo beneran bisa buktiin kemampuan lo tanpa bantuan dari orang lain"

"Kamu baik banget Jes" Vannya terharu mendengar penuturan Jessica, ia beruntung mempunyai teman kerja sebaik Jessi.

Tiba- tiba Adrian sudah berdiri di meja Vannya dan Jessi yang terlihat sedang menyantap makan siangnya. Dua gadis itu menoleh saat tanpa permisi Adrian sudah mengambil duduk di depan Vannya.

Vannya hanya tersenyum kikuk tetapi Jessi dengan jelas menunjukkan raut ketidaksukaan atas kehadiran Adrian.

"Hari ini kakak lihat kamu kok cemberut? Kenapa cerita aja sama kakak barangkali kakak bisa bantu" Adrian tersenyum dengan ramah kepada Vannya, perlu digaris bawahi bahwa ia benar benar hanya tersenyum kepada Vannya.

Vannya melirik ke arah Jessi disebelahnya, mencoba meminta bantuan untuk mengusir Adrian.

"Aku baik aja kok kak" Meski tidak menyukai kehadiran Adrian, Vannya tetapi tetap menjawab pertanyaan Adrian dengan baik sebagai bentuk kesopanan

"Kak Ian denger kamu dari Jogja ya? Kakak pernah tu ke Jogja, dan paling seneng sama Malioboro cantik banget" Adrian mengulas senyum sembari memperhatikan wajah cantik Vannya. Adrian ingin mengatakan bahwa cantiknya Malioboro secantik gadis dihadapannya ini.

"Oh iya kak" Vannya menyenggol kaki Jessi di bawah meja untuk segera membantunya, karena Vannya sama sekali tidak berniat mengobrol dengan Adrian lebih lama

"Kamu disini tinggal sendiri ya berarti? Jauh tempat kamu dari kantor?" Adrian masih saja melempar tanya meski sudah mendapatkan jawaban dari Vannya yang terdengar tidak tertarik dengan pertanyaannya

"Iya kak aku tinggal sendiri, gak jauh kok masih di tengah kota" Vannya kini lebih menyibukkan diri untuk menyantap kembali makanan yang masih tersisa di piringnya

"Tengah kotanya mana? Kakak punya temen yang tinggal di apartemen Lotus di tengah kota itu, tempat tinggal kamu jauh gak dari situ?"

Vannya sedang berpikir untuk menjawab pertanyaan seniornya ini, karena pertanyaannya memang seperti ingin tahu tempat tinggal Vannya dan itu sangat privasi. Vannya baru mengangkat kembali wajahnya dan menjawab pertanyaan Adrian tetapi kalimat Jessi lebih dulu terdengar.

HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang