30 - Anger reliever 🔞

3.4K 72 48
                                    

Happy new year everyone 🥳🥳
I hope this year is full of happiness 😊😊😊

Semoga kalian semua masih setia menunggu updatean ceritaku ya. Maaf banget aku beneran sibuk beberapa bulan belakangan 🙏🙏🙏











Setelah kepergian Gio dengan sikap dinginnya dari apartemen Vannya, keduanya tidak lagi saling bertukar kabar. Ini sudah hari ketiga tanpa ada pertemuan maupun pesan penuh kemesraan dari dua orang itu.

Vannya sendiri juga tidak berusaha mencari tahu kepergian Gio, meski ia merasa rindu. Tetapi ia merasa bahwa dirinya memang tidak berbuat salah apapun, dan Gio sendiri yang bersikap aneh.

Sedangkan Gio ditempatnya juga belum ada niatan untuk menjelaskan apapun kepada Vannya atau bertemu gadis itu hanya karena pembahasan soal apartemen. Bagi Gio, apartemennya memiliki kisah paling mendalam yang tidak mudah untuk dibagi dengan orang lain. Apapun yang menyangkut soal Aya, merupakan pembahasan sensitif untuknya.

Ketika rasa traumanya yang terpicu itu muncul, Gio hanya akan berfokus pada dirinya sendiri. Mencoba menyibukkan diri dengan pekerjaan dan sebagainya yang bisa mebuatnya lupa akan dunia.

Saat masih sibuk bekerja di tengah malam, Gio mendapatkan panggilan dari sang ibu.

"Apa kabar sayang?" Sapaan lembut terdengar dari seberang telepon

"Baik ma, mama sendiri gimana?"

"Baik, mama sama papa baik"

"Kenapa nelfon ma?"

"Enggak, mama cuma lagi kepikiran kamu aja. Udah tengah malam gini masih belum tidur?"  Terdengar nada penuh perhatian seorang ibu

"Masih ada kerjaan yang harus diselesaikan" ada desahan nafas lelah disela sela ia memgutarakan kesibukannya kepada sang ibu.

"Jangan keseringan begadang ya Gio. Mama cuma mau kasih tahu, lusa nanti mama dan papa mau ke tempat kakak. Kamu mau menyusul?"

Gio berpikir sejenak, mengambil kesempatan untuk meluangkan waktu bersama keluarga memang terdengar menyenangkan tetapi setelah teringat pekerjaannya, ternyata tidak ada waktu untuknya sekedar berlibur sejenak.

"Gio masih banyak kerjaan ma, titip salam aja buat kakak sama ponakan. Nanti kalau udah ada waktu, Gio susul kesana"

"Ya sudah, Gio sehat sehat ya nak di Indonesia. Mama selalu doakan yang terbaik buat Gio. Gio harus bahagia, kamu pantas buat bahagia"

"Mama gak tahu apa yang kamu rasain sekarang, tapi mama selalu kepikiran kalau kamu lagi gak tenang. Ingat pesan mama ya Gio, mama yakin kalau Aya juga ingin kamu bahagia, jangan terus berlarut sama rasa bersalah ya nak. Mama sayang sekali sama Gio"

Kini Gio terdiam cukup lama, meski berjauhan dengan sang ibu, tetapi orang terkasihnya itu merasakan apa yang sedang Gio gundahkan saat ini.

"Iya ma, Gio bakal baik baik aja disini. Gio juga sayang sama mama" balas Gio pada akhirnya

Dan setelah sambungan telepon singkat dengan sang ibu berakhir, Gio kemudian terdiam dalam duduknya. Gio sedang memikirkan bahagia yang terus ibunya harapkan kepadanya. Gio lupa rasanya bahagia setelah insiden beberapa tahun lalu. Gio seakan menutup diri untuk mengejar kebahagianya karena merasa dirinya tidak pantas untuk bahagia.

Tetapi dalam hati kecilnya yang terus ketakutan, Gio juga ingin kembali mengecap rasa bahagia. Apalagi mengingat sebuah senyuman manis seorang gadis yang membawa kehangatan, membuat Gio ingin berlari untuk meraih seluruh kebahagiaan hidupnya. Tetapi Gio masih terus terpuruk dan berpikir apakah dirinya pantas untuk mendapat kebahagiaan.

HollowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang