Alira memijat-mijat Dahinya pelan,
Matanya tak lekang menatap deretan angka yang tertera dibeberapa berkas- bekas yang membuatnya sangat pusing.
Sudah berulang kali ia memeriksa laporan pengeluaran dan pendapatan untuk bulan ini tapi hasilnya masih berselisih.Laporan itu harus siap hari ini juga jika tidak Fahmi sang CEO kejam itu akan memarahinya karena laporan keruangan ada yang salah.
Pria itu akan memarahinya tanpa ampun meskipun Alira adalah istrinya.
Membayangkannya saja sudah membuat Alira merinding."Alira stevani mahardika,dipanggil pak Fahmi keruangannya sekarang"ucap Diana sekertaris Fahmi
"saya mbak"tanya Alira meyakinkan bahwa pendengarannya tak sedangterganggu.
"iya lah kamu,emangnya diruangan ini ada yang sama namanya seperti nama kamu"ucap Sekertaris itu Sinis.
Alira terdiam kemudian menggelengkan kepalanya.
"untuk apa ya mbak pak Fahmi memanggil saya"ucap Alira
"manalah saya tahu...?mending sekarang kamu keruangannya,saya gak punya banyak waktu buat ngejelasin semuanya kekamu,saya sibuk,permisi"ucap sekertaris itu lalu pergi begitu saja.
Alira mengerutu kesal,ia menghentak-hentakan kakinya dilantai tanda ia sangat kesal saat ini.
"buruan sana ntar lo dimarahain pak Fahmi loh"ucap Mauren
"gue takut,masalahnya laporan keuangan bulan ini belum siap gue kerjain,aduh...jantung gue terasa mau copot"ucap Alira
"udah sana buruan ,gue yakin pak Fahmi gak akan marah sama lo diakan abang ipar lo"ucap Mauren
"tau akh udah deh gue keruangannya dulu,"ucap Alira sambil membawa berkas-berkas laporan keuangan.
*****
"mbak pak Fahmi didalam"ucap Alira kepada Sekertaris Fahmi."hem"jawab wanita itu hanya deheman.
Mendengar itu Alira semakin kesal.
"nyebelin banget si jadi orang,udah menor pantesan gak ada pria yang mau dekat sama lo"gerutu Alira."kamu ngatain saya"ucap Diana
"akh engak perasaan mbak aja tu"ucap Alira lalu berlari menuju pintu ruangan bertuliskan CEO.
Alira menarik napas sebelum memasuki ruangan Fahmi.
Tok...tok...tok"masuk"
Alira memasuki ruangan Fahmi.Alira melangkahkan kakinya mendekati meja kerja Fahmi.
Dilihatnya lelaki itu sibuk dengan mengetik pada laptopnya."permisi pak,"ucap Alira tertunduk takut.
"duduk"
Alira duduk dikursi yang berhadapan dengan dengan Fahmi hanya meja yang menjadi pembatas diantara mereka.
"kamu tahu mengapa saya memanggil kamu kesini?"ucap Fahmi
Alira hanya mengelengkan kepalanya.
"akh maaf pak jika bapak meminta laporan keuangan bulan ini saya belum bisa memberikannya karena laporan itu belum siap saya kerjakan"ucap Alira menunduk takut."Kemarilah"ucap Fahmi
Alira mendonggokan kepalanya.ia melihat Fahmi tak menunjukkan wajah seramnya pria itu malah tersenyum kepadanya.
"Kemarilah Alira"ucap Fahmi lagi
Dengan sangat pelan Alira berjalan mendekati Fahmi,lalu ia berdiri disamping Fahmi yang duduk dikursi kerjanya.
"akh..."erang Alira
Karena tiba- tiba saja Fahmi memeluknya dari samping yang membuat Alira terjatuh dipangkuan Fahmi."pak apa yang kamu lakukan?"ucap Alira
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku istri pengganti
Художественная прозаtak pernah terbayangkan menjadi seorang Alira ia harus menjadi pengganti kakaknya yang kabur diacara pernikahannya. bagaimana kisah Alira...?