Disebuah jembatan yang dibawahnya terdapat aliran sungai yang sangat deras dan tampak sangat dalam terlihat seorang wanita memandang penuh arti dipinggir jembatan yang yang terbuat dari baja itu.
"karena kau hidupku harus menderita seperti ini"ucap wanita itu dengan isak tanggisnya.
Satu persatu kakinya melangkah menaiki tiang jembatan.
Dengan kaki yang gemetar dan dengan air mata yang masih mengenang dipelupuk matanya wanita itu menguatkan tekatnya untuk terjun kebawah aliran sungai.Tak jauh dari tempat wanita itu berada sebuah mobil berwarna hitam yang dikendarai seorang pria segera berhenti setelah melihat seseorang ingin mengakhiri hidupnya.
Pria itu keluar dari dalam mobilnya lalu berlari mencegah wanita itu dari niat buruknya.
Dengan sekuat tenaga pria itu menarik wanita dari pinggir jembatan."lepaskan aku,aku ingin mati"ucap Wanita itu dengan isak tanggisnya.
Pria itu seketika dibuat terperangah dengan wanita yang berada dihadapannya yang telah ia selamatkan.
"Meisya"panggil pria itu setelah mengenali wanita yang kini berada dipelukannya.Meisya melepaskan pelukan Dirta.
"untuk apa kau menyelamatkanku Dirta,biarkan aku mati Dirta,tidak ada gunanya lagi aku hidup,aku ingin mati bersama anak sialan ini"ucap Meisya dengan nada sesegukan."apa kau sudah gila?kau ingin membunuh anak yang tak berdosa ini?kau benar-benar ibu yang yang sangat kejam Meisya"ucap Dirta sarkas
"untuk apa aku hidup?hidupku telah hancur Dirta,cintaku telah pergi,Daddyku telah tiada,dan sekarang aku harus mengandung anak tanpa adanya seorang suami,aku ingin mati Dirta"ucap Meisya lirih.
Pria itu menatap senduh wanita yang berada dihadapannya kini,pria itu membawa Meisya kedalam pelukannya kembali.
"biarkan aku mati Dirta"
"biarkan aku mati...hik...hik...hik..."
Dirta mengelus punggung Meisya yang masih bergetar karena sesegukan.
"aku gak siap Dirta,aku gak mau bayiku lahir tanpa ayah"ucap Meisya.
"aku siap menjadi..."
"Aaaakkkk...perutku sakit Dir...taa"teriak Meisya yang merasakan perutnya kram,dirinya luruh begitu saja diaspal jembatan.
"Meisya ada apa denganmu?"ucap Dirta yang terlihat sangat panik.
"perutku...akh..."rintih Meisya
Matanya terpejam merasakan sakit yang luar biasa."darah?Meisya ada apa denganmu?
kita kerumah sakit sekarang"ucap Dirta yang langsung saja mengendong Meisya ala bridal style menuju mobilnya.*****
"apa yang terjadi kepada kakakku Dirta"ucap Alira yang baru saja tiba dirumah sakit.Dirta tadi menghubungi Mommy Berta dari ponsel Meisya.
"kakakmu?"Dirta kebingungan
"ya Kak Meisya kakaku,gimana keadaannya sekarang"ucap Alira.
Dirta menggelengkan kepalanya,
"dokter masih memeriksa Meisya didalam sana"ucap Dirta."bagaimana keadaan kakakmu Lira"ucap Berta dengan tanggisnya.
"tenanglah mom,kak Meisya pasti akan baik-baik saja"ucap Alira menenangkan sang mommy.
"Meisya akan baik-baik saja didalam mom,dokter pasti akan melakukan yang terbaik untuk Meisya"ucap Fahmi ikut menengkan sang Mertua.
Berta melirik kearah Dirta,pria itu tampak sangat gelisah.
"apa kau ayah dari bayi yang dikandung oleh putriku?"tanya BertaDirta hanya bisa menundukan kepalanya tanpa berani menatap wajah Berta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku istri pengganti
General Fictiontak pernah terbayangkan menjadi seorang Alira ia harus menjadi pengganti kakaknya yang kabur diacara pernikahannya. bagaimana kisah Alira...?