14

24.2K 551 12
                                    

Sebuah pintu berwarna pink menjadi pertanda itu  adalah pintu kamar istrinya,Fahmi sangat menyakini itu adalah kamar Alira karena Alira menyukai segala jenis hal yang warna pink.

Tok...
Tok....

"Alira buka pintunya,ada sesuatu yang ingin aku bicarakan"teriak Fahmi didepan pintu.

Tapi sekuat apa pun ia berteriak pintu berwarna pink itu tidak menampakan tanda-tanda akan dibuka.

"Lira"panggil Fahmi

"Lira aku mohon buka pintunya"ucap Fahmi

Tapi sang empu dibalik pintu tak juga membukakan pintunya.

"Lira jika kamu tak membuka pintu ini aku akan mendobraknya"ucap Fahmi

Fahmi sudah menyiapkan diri untuk mendobrak pintu tapi ternyata pintunya terbuka.

"Lira aku..."

"masuklah kak"ucap Lira dengan nada yang sangat pelan
Tampak air mata masih membasahi pipinya.

Fahmi memasuki kamar Alira tak lupa mengunci pintunya.
Fahmi berjalan menghampiri istrinya yang sedang duduk dipinggiran ranjang.

"kak"panggil Alira dengan sangat pelan.

"hem"

"aku sudah memikirkan ini dengan sangat matang aku..."Alira menjedah omongannya ia menarik nafas dalam dalam.

"katakanlah Alira"ucap Fahmi.

"apa kak Fahmi mencintaiku?"tanya Alira.

Fahmi hanya terdiam tanpa membalas ucapan Alira.

"akh,baiklah,kakak gak perlu menjawabnya aku sudah tahu jawabannya"ucap Alira
Tak terasa air matanya menetes kembali.

"pertanyaan apa itu yang kamu lontarkan Alira?sudah pasti aku mencintaimu"ucap Fahmi

"sudahlah kak,aku sudah mengetahuinya,aku tahu kak Fahmi masih mencintai kak Meisya"kata Alira dengan senyum terpaksa.

"aku tahu aku tak akan pernah sebanding dengan kak Meisya,dia wanita yang sangat sempurna,mungkin menikah denganku adalah takdir yang sangat terburuk untuk kakak,aku rela jika kak Fahmi ingin bercerai denganku,tapi jika suatu saat nanti kakak merasa lelah mencintainya aku ada disini kak"ucap Alira dengan suara Lirinya.

"apa maksudmu Alira?"ucap Fahmi dengan suara kerasnya.

Alira menanggis sesegukan.

"aku mau kak Fahmi kembali bersama kak Meisya"ucap Alira
Dengan kepala tertunduk.

"kau sungguh gila Alira?mana ada  seorang istri yang merelakan suaminya menikah lagi meski pun didalam ajaran agama  berpoligami itu dibolehkan ,aku tidak sejahat itu Lira apa lagi aku menceraikanmu demi menikahi wanita lain"ucap Fahmi

Fahmi memeluk tubuh Alira ,Alira menanggis semakin kuat.

"dengar aku Lira, pernikahan kita ini memang bukan kemauan kita dan secara tidak sengaja kita disatukan didalam sebuah pernikahan tapi dari itu semua aku paham tuhan mengirimkan aku jodoh yang terbaik yaitu kamu.aku mencintai kamu Alira"ucap Fahmi lalu mencium kening Alira.

"kak Fahmi mencintai aku?"ucap Alira

"sangat aku sangat mencintai kamu"ucap Fahmi.

Alira hanya terdiam membisu dibalik pelukan hangat sang suami.

"mari kita pulang"ucap Fahmi dan hanya dianggukin sang istri.

*****
"kita bicarakan masalah ini terlebih dahulu"suara Daddynya begitu tegas.

Membuat Meisya mau tidak mau mengangguk pasrah  walau didalam hati merasa tak rela.

Meisya dan sang Daddy berserta mommy duduk disofa ruang tamu.

"Benar memang Daddy lah yang menyuruh Alira menggantikan diacara pernikahan itu"terang sang Daddy tambah membuat hati Meisya semakin hancur.

Mommy berpindah duduk disamping Meisya mengelus pundak Meisya dengan lembut.

"tapi mengapa harus Alira yang menjadi istri  mas Fahmi kenapa Daddy tidak membatalkan saja pernikahan itu"ucap Meisya sesegukan dirinya tak terima.

"semua kekacauan ini kamu yang memulainya Meisya,Daddy mohon dengan sangat kepadamu lepaskan Fahmi karena sekarang ia sudah menjadi adik iparmu"ucap sang Daddy

"apa maksud Daddy?aku harus merelakan mas Fahmi dan melihat Alira bahagia bersama Mas Fahmi sedangkan aku menderita dan hancur"ucap Meisya

"Kamu harus menerima semua ini Meisya ,cukup sekali ini saja kamu mempermalukan keluarga,lupakan Fahmi Meisya"ucap Sang Daddy lalu meninggalkan Meisya menuju ruang kerjanya.

"mommy"ucap Meisya ingin mencari pembelaan dari sang mommy.

"mommy rasa yang dikatakan Daddymu benar Meisya,lupakanlah Fahmi,mommy tinggal dulu menyusul Daddymu"ucap mommy

"akh...."teriak Meisya sambil menjambak rambutnya.

"aku akan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku kembali"ucap Meisya dengan senyum sinisnya.

*****
Fahmi dan Alira menuruni tangga mereka melihat Meisya duduk disofa sambil memandang kearah mereka.

"Mas Fahmi"ucap Meisya

"sudahlah Meisya,tidak ada lagi yang harus kita bicarakan,hubungan kita sudah berakhir sejak saat itu juga,ayo Lira"ucap Fahmi sambil mengandeng tangan Alira.

"mas ,aku minta maaf soal kejadian itu,aku akan berusaha merelakan mas Fahmi menjadi suami Alira,aku kan melupakan mas Fahmi,tapi bisakah kita tetap berteman"ucap Meisya

"baguslah kalau itu yang kamu mau,aku menerima permintaan maafmu"ucap Fahmi

Meisya berjalan menuju Alira,kemudian ia memeluk Alira.

"Lira kakak minta maaf ya ,kakak salah"ucap Meisya

"aku sudah memaafkan kakak kok"ucap Alira.

"begini dong baru anak mommy,mommy senang kalau melihat kalian akur"ucap sang mommy yang datang entah dari mana.

"ehmm,gimana kalau kalian menginap saja disini hari juga sudah malam"lanjut sang mommy dan disetujui oleh Fahmi dan Alira.

*****
Malam ini Alira dan Fahmi menginap dirumah sang Daddy dan mommy.Alira sangat gelisah matanya tak bisa terpejam sedang Fahmi telah terlelap disampingnya.Entahlah ia merasa ada sesuatu yang menganjal didirinya tapi ia tak mengetahui apa itu.

Alira melirik Fahmi yang tertidur pulas disampingnya sambil memeluknya.Perlahan Alira menyingkirkan tangan Fahmi yang memeluknya.
Alira beranjak bangun dari ranjang berjalan sangat pelanb lalu pergi ketaman  halaman belakang dan duduk diayunan besi seraya memandang kolam renang dihadapannya.

Angin berhembus sejuk tak membuatnya merasa kedinginan dirinya seakan mati.Entah mengapa tiba-tiba saja air matanya menetes dengan deras.

Pikirannya kacau.
Sekarang ia harus bagaimana?
Sekarang Meisya telah kembali.
Bagaimana jika suatu saat Meisya mengambil kembali Fahmi dari sisinya?Haruskah ia berpisah?

Alira benar-benar belum siap jika itu terjadi,memikirkan perpisahan saja rasanya sakit apalagi hal itu benar-benar terjadi?akankah impian yang sudah kami ranjang akan berakhir.

"kak Fahmi  katakan aku harus bagaimana?"teriak Alira.
Air mata Alira menetes semakin deras.

Bersambung....

Aku istri penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang