19

19.3K 523 15
                                    

Alira terbangun dari tidurnya.ia segera meraih ponselnya walaupun ia masih merasa mengantuk.
Matanya terbuka lebar saat melihat jam diponselnya yang menunjukkan pukul 7 pagi.

"jam 7?aduh aku kesiangan,Kak Fahmi gimana?"Alira segera bangkit lalu keluar dari kamarnya.
Ia buru-buru menuruni anak tangga lalu mengecek ruang tamu.

Tapi tak menemukan siapapun disana .Hanya sebuah bantal dan selimut yang berantakan.

"kak Fahmi?"panggilnya

Tentu saja tak ada yang menyahut Fahmi sudah pergi kekantornya pagi tadi tanpa membangunkan Alira.

"Dia uda berangkat?gimana dengan sarapannya?Dia uda sarapan belum?"ucap Alira dengan semua pertanyaannya.

Alira duduk disofa sambil memegangi kepalanya dengan frustasi.

"Semarah itu dia sama aku?"

Dengan sangat malas Alira berjalan kearah kamarnya untuk mandi dan segera berangkat kekantor.

Tak berselang lama Alira sudah siap dengan  kemeja  kantor berwarna maroon dan rok sepan hitam yang dipadukan dengan heel hitam miliknya ,sebenarnya ia sedang tak mood untuk pergi kekantor.
Tapi ia akan lebih bosan jika tinggal dirumah.

Ting...tong...

Alira mengernyitkan alisnya,tidak biasanya seseorang berkunjung kerumahnya sepagi ini,Alira juga tidak merasa memesan makanan atau pun barang hari ini.

Ia berjalan membuka pintu bercat putih itu.Saat ia buka seorang wanita bertubuh  tinggi seperti seorang model mengejutkan dirinya.

Mata tajam bak elang milik wanita itu siap menerkam Alira.Wanita itu menatap remeh kearah Alira.

Wanita itu memasuki rumah tanpa permisi membuat darah Alira seakan mendidih.Ntah mengapa wanita itu seperti ingin mengibarkan bendera perang.Ditambah lagi tatapan Alira
Tatapan Alira kearah wanita itu seakan-akan sedang menatap musuh bubuyutan.

"untuk apa kau berkunjung kerumahku?"ucap Alira dengan nada tidak santai.

"Rumahmu?apakah kau yakin?Karena yang kuketahui ini adalah rumah yang diberikan kakek kepadaku sebagai hadiah tapi semuanya kau yang menguasai bahkan kau merebut apa yang seharusnya menjadi milikku.oh ya sejak kapan  rumah ini menjadi milikmu kau bahkan hanya menumpang disini ,apakah kau ingat rumah ini atas namaku,jadi aku yang berkuasa dirumah ini dan satu lagi  kau telah merampas cintaku"ucap Wanita yang tak lain adalah Meisya.
Meisya tersenyum meremehkan.

"Kau tidak tahu apa yang terjadi selama kau pergi dari sini,dan satu hal lagi aku tidak merampas cintamu?"ucap Alira menatap Meisya dengan tatapan membunuh.

"oh ya?tapi sayang sekali aku tidak mempercayai kata-katamu,tidak ada seorang adik sepertimu yang merebut cinta kakaknya"ucap Meisya.

"kau harus percaya padaku,aku tak merebut kak Fahmi darimu,tapi karena kepergianmulah yang mengharuskan aku menggantikanmu"ucap Alira dengan nada sewot.

"untuk apa aku harus percaya padamu?Dengan seorang pengkhianat sepertimu?itu hanya akan menodai pikiranku,jika aku memikirkannya"jawab Meisya sedikit sengit.

"Murahan,KAU MEMANG WANITA TAK TAHU DIRI"lanjut Meisya dan hendak menampar pipi Alira tapi dengan sigap Alira langsung menahannya.

"APA?KAU MAU MENAMPARKU?Tampar?tapi satu hal yang harus kau tahu aku tidak akan melepaskan kak Fahmi begitu saja."sambil menepis kasar tangan Meisya yang sempat ia tahan tadi.

"KAU,aku akan menghancurkanmu Alira,dan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku."ucap Meisya dengan semua amarahnya.

Dengan semua kekesalannya Meisya lalu berlalu pergi meninggalkan rumah itu.

Aku istri penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang