47

12.9K 341 12
                                    

Saat malam semakin larut Dirta menyuruh Alira,Fahmi dan orang tua Meisya untuk pulang dan istirahat ia tahu saat ini mereka pasti merasa lelah.

"Pulanglah Fam,bawak Alira dan mertua pulang mereka terlihat sangat lelah dan letih mereka butuh istirahat,aku akan disini menjaga Meisya"ucap Dirta seraya menepuk pundak Fahmi.

Fahmi menganggukan kepalanya dengan langkah gontai ia membawa sang istri dan mertua keluar dari ruangan Meisya.

"tolong jaga Meisya ya nak"ucap Berta dengan sangat lembut.

"baik tante,saya akan menjaga Meisya"ucap Dirta.

Setelahnya mereka pergi meninggalkan lantai rumah sakit.

Dirta memasuki ruangan Meisya tampak Doni masih setia mengenggam erat tangan Meisya,pria itu masih menanggis menyesali semua perbuatannya.

Dirta menyentuh bahu Doni.
Doni memalingkan wajahnya menghadap sang kakak.
"pulanglah,kau butuh istirahat,aku akan menjaga Meisya disini"ucap Dirta meyakinkan.

"tidak,aku akan menunggunya sampai ia tersadar"ucap Doni.

Cukup lama kedua pria itu sama-sama terdiam.
"terimakasih sudah membelaku tadi"ucap Doni

"aku tidak membelamu,aku hanya tidak ingin melihat wanita yang berada dihadapanku ini semakin tersakiti karena ulahmu"ucap Dirta sinis.

"terserah apa katamu"ucap Doni seraya membelai rambut panjang Meisya.

*****
Pagi ini Alira bangun pagi sekali karena perutnya terasa kembung dan seakan ingin muntah.

"huek...huek...huek..."suara Alira dari dalam kamar mandi.

Mendengar suara dari dalam kamar mandi Fahmi berlari menghampiri Alira yang berada dikamar mandi sambil mengosok matanya.

"sayang apa yang terjadi dengamu?apa kau sakit?"tanya Fahmi yang sudah berdiri didepan pintu kamar mandi melihat sang istri sedang berdiri didepan wastafel.

Alira hanya menggelengkan kepala dan tangannya memberi kode bahwa ia baik-baik saja.
"apa aku harus memanggilkanmu dokter?"ucap Fahmi yang semakin panik melihat keadaan Alira.

Huek...huek...huek...

Alira memuntahkan kembali isi perutnya tapi tak ada yang keluar hanya air saja.
"Alira aku akan menelpon dokter sekarang"ucap Fahmi yang akan beranjak mengambil ponselnya.

"tidak usah kak,aku hanya masuk angin biasa "ucap Alira yang terdengar lelah.

"tapi aku tak tega melihat dirimu seperti ini"ucap Fahmi seraya mendekati Alira lalu memijat tengkuk Alira dengan sangat lembut agar Alira sedikit merasa nyaman.

Tak berapa lama Fahmi mengendong Alira menuju ranjang kamar mereka lalu membaringkan Alira tak lupa menyelimuti tubuh Alira.

"ehm,aku akan keapotik sebentar membelikanmu obat,kamu tunggu disini sebentar ya sayang"ucap Fahmi lalu mengencup kening Alira singkat.

Dengan sangat tergesah Fahmi menuruni tangga hal itu tak luput dari penglihat sang mertua.Ya kemarin malam Fahmi dan Alira memutuskan menginap dirumah oranga tua Alira guna menemani snag mertua dirumah.

"ada apa nak Fahmi?"tanya Berta.

Fahmi menolehkan kepalanya dan melihat sang mertua yang berjalan kearahnya.
"ini Mom,Fahmi mau keapotik membeli obat untuk Alira karena Alira muntah-muntah kelihatannya Alira masuk angin"ucap Fahmi.

Berta terdiam seketika,lalu ia teringat akan sesuatu.
"oh,mungkin Alira sedang mengandung"ucap Sang mertua dengan senyumannya.

"mengandung?"ucap Fahmi.

Aku istri penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang