48

10.3K 314 12
                                    

Berapa bulan kemudian

Tak terasa perut Alira terlihat semakin membesar.Semenjak suaminya mengetahui jika ia tengah mengandung Fahmi melarangnya untuk berkerja bahkan segala sesuatunya diatur oleh suaminya.

Akhir-akhir ini suaminya itu sangat sensitif kepadanya.Seperti saat ini ia hanya berbaring diatas kasur sembari menunggu kepulangan suaminya dari kantor.

Dret ...dret ..dret...

Ponsel Alira berbunyi dengan segera ia mengambil ponselnya yang berada diatas nakas ternyata yang menelpon adalah Meisya.Dengan segera Alira mengeser tombol hijau.Setelah semuanya terjadi sekarang hubungan Alira dan Meisya semakin membaik.

"Halo"ucap Meisya dari seberang sana.

"Halo,ada apa kak?"tanya Alira.

"Hei kamu tanya ada apa?apa kamu tak merindukan kakakmu ini dan kamu tidak merindukan Erlangga?"ucap Meisya.

Meisya telah melahirkan seorang anak lelaki yang ia beri nama Erlangga Dermawan.Jika kalian bertanya apakah Meisya menikah dengan Doni jawabnya tidak ia lebih memilih menjadi single mom.Lalu bagaimana dengan Doni jawabnya Doni belum juga menikah,Meisya dan Doni memilih membesarkan Erlangga bersama-sama tanpa adanya ikatan pernikahan diantara mereka berdua.

"Hmmm,pastilah aku merindukan Erlangga tapi kak Meisyakan tahu akhir-akhir ini mas Fahmi sensitif banget bahkan,ini ya aku turun dari ranjang aja gak boleh segala sesuatunya diatur olehnya."ucap Alira dengan sengit.

"Hahaha,Fahmi dari dulu gak ada berubahnya,tapi kamu beruntung itu tandanya Fahmi sangat mencintai kamu,ia tidak mau terjadi apa-apa dengan kamu dan juga bayimu"ucap Meisya

Alira tampak memikirkan apa yang diucapkan oleh Meisya.

"Aku pulang"suara bas seorang pria dari balik pintu.

Alira melirik kearah pintu kamar yang terbuka menampilkan suaminya memasuki kamar mereka.
Fahmi tampak melangkahkan kakinya menghampiri Alira yang sedang bersandar dipunggungan ranjang seraya merentangkan tangan pertanda siap dipeluk.

Fahmi dengan senang hati duduk dipinggiran ranjang dan berhambur memeluk Alira.

"Alira?"ucap Meisya diseberang  sana.

Alira melepaskan pelukan mereka.
"Eh ya kak,maaf kak aku sampai  lupa, mas Fahmi sudah pulang aku sampai mengabaikan kak Meisya"ucap Alira.

"Akh,baiklah aku tutup telponnya salam untuk Fahmi sering-sering berkunjung kesini mommy dan Erlangga menungumu,jaga kesehatanmu,bye Alira"ucap Meisya

"Akh,baik kak,salam juga untuk Mommy
Dan Erlangga,bye"ucap Alira
Lalu panggilan diponselnya berakhir.

"Mas kak Meisya kirim salam"ucap Alira.

"Salam balik,kenapa hanya kirim salam kenapa tidak kirim duit?"tanya Fahmi.

"Mas ih,mata duitan banget"ucap Alira seraya mencubit lengan Fahmi yang masih terbalut kemejanya.

"Kamu ih,mainnya main kasar,aku bercanda sayang"ucap Fahmi lalu mencium kening Alira.

"Mas uda makan?"tanya Alira.

Fahmi menggelengkan kepalanya.

"Kalau gitu aku angetin makanannya dulu ya mas" ucap Alira yang hendak turun dari ranjang.

"Gak usah mas masih kenyang"ucap Fahmi seraya menahan tangan Alira lalu turun mengelus perut buncit Alira yang sebentar lagi akan melahirkan buah hati mereka berdua.

"Apakah ia menyusahkanmu hari ini?tanya Fahmi seraya mengelus perut buncit Alira.

"Tidak pa,aku ndak menyusahkan mama"ucap Alira seraya menirukan suara anak kecil.

Aku istri penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang