Sebuah tangan kokoh mengelus wajah Alira.Tangan itu semakin aktif mengelus wajah Alira kegiatan itu berhasil membuat Alira terbangun dari tidurnya.
Dengan sangat malas Alira membuka matanya.Pertama kali yang ia lihat saat membuka mata adalah wajah tampan suaminya.
"ka Fahmi sudah bangun?"tanya Alira
Lelaki berparas tampan itu hanya menatapnya tanpa menjawab pertanyaannya.
Cup...
Fahmi mencium kening Alira.
"pagi sayang"ucap Fahmi selesai mencium kening Alira.
"pagi juga"ucap Alira.
"ayo kita bangun sayang,tidak enak membuat daddy dan mommy menunggu kita dimeja makan"ucap Fahmi.
"baiklah, akan mandi dan turun kebawah"ucap Alira
"bersama"ucap Fahmi lalu mengendong Alira menuju kamar mandi.
Selesai menyelesaikan acara mandi bersamanya Alira dan Fahmi menuruni tangga menuju meja makan.
Seorang wanita tampak sangat sibuk menyusun makanan diatas meja.
Mendengar suara langkah kaki wanita itu membalikan tubuhnya."eh kalian udah pada bangun"ucap wanita itu dengan sangat ramah.
"ini kamu semua yang masak Meisya"ucap Mommy yang baru saja tiba.
"eh iya mom,kitakan kedatangan tamu adik ipar jadi hari ini aku berpikir untuk memasakan sarapan dipagi ini"ucap Meisya
"Daddy bangga jika itu yang kamu pikirkan Meisya"ucap Daddy
"iya dong Dad,aku sudah mengiklaskan mas Fahmi untuk Alira karena mas Fahmi bukan jodoh Meisya,kalau begitu yuk kita sarapan bersama."ucap Meisya
"ayuk kita sarapan Nak Fahmi "ucap Sang Daddy
"iya Dad"ucap Fahmi
"ehm mas ini aku buatin teh kesukaan mas Fahmi dengan gula 1 sendok tidak terlalu manis"ucap Meisya sambil menyodorkan segelas teh
"terimakasih ya Meisya"ucap Fahmi
"ehm,mas mau nasi goreng?"tawar Alira.
"ehk,Mas Fahmi gak makan nasi goreng dipagi hari ia biasanya makan roti selai dan segelas teh"ucap Meisya
Alis Alira mengerut.
"kok kayaknya kak Meisya lebih paham dari aku apa yang disukai kak Fahmi dan apa yang tidak disukai kak Fahmi?"ucap Alira
"bukan begitu Alira,aku hanya..."ucap Meisya.
"sudahlah Alira,tolong ambilkan saya nasi goreng "ucap Fahmi menengahi kakak dan adik.
Alira menuangkan nasi goreng dan juga telur diatas piring milik Fahmi.
Meisya memandang Alira dengan tatapan sinisnya.
Nasi goreng yang berada didepannya tak ia makan,"sialan kamu Alira,tak akan aku biarkan kamu bahagia bersama mas Fahmi"ucap Meisya didalam hati.
Daddy yang melihat Meisya tak memakan nasi goreng langsung menegur anak sulungnya itu.
"Meisya,kenapa tidak dimakan nasi gorengnya kan ini kamu yang memasaknya"ucap Daddy
"akh,aku sudah kenyang dad"
*****
Alira dan Fahmi sedang berada dijalan menuju kekantor.
Namun Alira masih saja terdiam.
Ia merasa ada keganjalan dihatinya."Alira kamu kenapa?"Tanya Fahmi.
"akh,tidak kak"ucap Alira.
"kamu masih marah karena masalah tadi"ucap Fahmi
"tidak"
Tiba-tiba saja Fahmi menepikan mobilnya dipinggir jalan.
"saya tahu kamu masih marah dan kesel karena tadi,maaf saya tidak bermaksud membuat kamu marah"ucap Fahmi"tidak kak,Lira tidak marah"ucap Alira.
"lalu?"
"hanya saja ,aku merasa ada sesuatu yang kak Meisya rencanakan"ucap Alira.
"saya paham kamu cemburu tapi kamu gak boleh berburuk sangka begitu terhadap Meisya apalagi Meisya itukan kakak kamu juga ,saya dengan Meisya memang dulu mempunyai hubungan tapi itu dulu Alira sekarang sudah beda,sayakan sudah ada kamu?"ucap Fahmi
"Tapi kak?"
"sudahlah,Alira saya tidak mau dengar kamu berpikir yang aneh-aneh lagi"ucap Fahmi
*****
Selama dikantor sepanjang hari Alira benar-benar tidak dapat fokus dengan pekerjaannya ,pikirannya melayang-layang entah kemana.
"lo kenapa sih Lira?lo sakit?"tanyak Maurent
"enggak gue gak papa kok"ucap Meisya.
"kalau lo sakit mending lo pulang aja deh Lira"ucap Sifa
"gue gak papa kok,aman"ucap Alira
"oke deh"ucap Maurent dan Sifa berbarengan.
Lagi dan lagi perasaan aneh itu mendominasi pikirannya ,Alira sudah berusaha untuk melupakan pikiran itu tapi entah mengapa hatinya berkata lain.Semakin ia menghindari pikiran itu semakin terpikir rentetan yang terjadi tadi pagi dirumah Daddy dan mommy.
Rasanya kepalanya nyaris pecah setiap kali memikirkan masalah itu.
"pulang aja deh Lir kalau lagi gak enak badan"ucap Nando yang dari tadi memperhatikannya setiap kali Alira memijat kepalanya."eh enggak,gue gak papa kok,gue cuman agak mumet aja kerjan gak kelar-kelar."jawab Alira tak lupa menyertakan senyum diwajahnya agar semua orang yang berada diruangan itu yakin bahwa ia memang baik- baik saja.
"gak biasanya lo kamu kayak gini Lir,kamu juga terlihat lemas dari tadi aku perhatin ,kalau lagi sakit atau apa gak usah dipaksain ya Lir"Ucap Nando
Alira mengangguk lalu mengacungkan jempolnya.Sebenarnya didalam hatinya ingin sekali ia mencurahkan kegelisahan hatinya itu kepada seseorang setidaknya untuk menenangkan perasaannya namun sadar semua itu tidak baik dan orang- orang akan berpikiran negatif terhadapnya.
*****
Sementara dilain tempat,seorang wanita cantik menatap sendu bayangan wajahnya didepan cermin.
Tiada henti- hentinya ia menanggis."Argh"Teriak wanita itu.
Yang tak lain adalah MeisyaTeriakan Meisya cukup kencang disertai tangannya yang menjatuhkan semua alat make up yang berada diatas meja rias.
"Meisya kamu kenapa?"ucap sang Mommy yang tampak panik melihat keadaan Meisya.
Kamar Meisya terlihat sangat berantakan seperti Meisya yang terlihat sangat rapuh dan menyedihkan.
mommynya dengan cepat menghampiri Meisya dan memeluknya lembut berusaha menenangkan diri Putri Sulungnya itu.
"Mom ini terlalu sulit bagiku,aku masih mencintai Mas Fahmi mom,aku tak ingin kehilangan mas Fahmi mom dia hanya milikku mom"ucap Meisya dengan terisak.
"Apa yang kamu katakan Meisya,lupakan Fahmi dia bukan jodohmu,sekarang dia sudah menjadi suami adikmu,lupakan dia Meisya,mommy akan mencarikanmu pria yang lebih baik dari Fahmi"ucap sang mommy
"TIDAK mom!aku hanya mau mas Fahmi,aku menyesal meninggalkannya mom kembalikan mas Fahmiku mom"ucap Meisya
Plak...
Satu tamparan melesat dipipi Meisya
"kau gila Meisya"ucap sang MommyMeisya memegangi pipinya terasa sakit atas tamparan sang Mommy
"mommy jahat,mommy pilih kasih,"ucap Meisya lalu berlari meninggalkan sang mommy.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku istri pengganti
General Fictiontak pernah terbayangkan menjadi seorang Alira ia harus menjadi pengganti kakaknya yang kabur diacara pernikahannya. bagaimana kisah Alira...?