25

18.6K 501 12
                                    

Sinar matahari yang menyorot masuk lewat celah-celah kamar hal itu membuat tidur seorang Fahmi aldrik kusumo terganggu dari mimpi indahnya.
Fahmi mengeliatkan tubuhnya dengan mata yang masih terpejam.
Tangannya meraba seseorang disampingnya tapi ia tak menemukan seseorang itu.

Ia pun langsung membuka matanya dan benar saja ia tak melihat sang istri didekatnya.
Matanya tertuju pada jam weker yang berada diatas nakas.
Fahmi benar-benar terkejut melihat jam weker yang menunjukkan pukul 10 pagi.

Ia sangat kesal mengingat hari ini ia ada meeting bersama klien,
Entahlah mengapa istrinya itu tak membangunkannya.

apa wanita itu masih kesal karena masalah kemarin?tapi jika dipikir seharusnya ia yang marah tapi kenapa sekarang istrinya itu marah kepadanya?

Entahlah Fahmi sangat kesal jika memikirkan hal itu.
Sebenarnya Fahmi tidak masalah jika wanita itu belum siap untuk mengandung benih darinya hanya saja seharusnya wanita bisa berbicara jujur kepadanya bukannya menyimpannya sendiri dan akhirnya sekarang Fahmi merasa kecewa atas ketidak jujuran wanita itu.

Fahmi menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghebuskannya dengan perlahan seketika ia teringat bahwa ia sudah sangat terlambat menghadiri meeting.
Dengan tergesah-gesah ia beranjak menuju kamar mandi.

*****
"Cintai ususmu minum baygon tiap hari"Nando bernyanyi random dengan kerusuhannya.

"gue saranin ni ya Ndo mendingan lo jedutkan kepala lo kedinding sono dari pada lo capek-capek minum baygon belum tentu mati juga gimana kalau lo sekarat kasihan gue ntar sama lo, gue jamin bego lo radak berkurang sedikit"ucap Sifa.

"gilak kalik lo ya,gue gak sebodoh itu kalik"ucap Nando.

"eh Sifa  kalau Nando kejedut dinding belum tentu begonya berkurang yang ada  paling-paling tuh kepala benjol"Ucap Maurent menimpali seraya tertawa.

"sialan lo berdua,kenapa tu Alira kayak banyak pikiran"ucap Nando

Ketiga orang itu menolehkan pandangam kearah Alira yang tampak sedang mendalami lamunannya.

"lo kenapa Lir?"tanya
Maurent

Alira hanya menggelengkan kepalanya.

"lo sakit?"ucap Sifa

Alira masih menggelengkan kepalanya.

"lo lagi ada masalah?"tanya Maurent.

"gue bingung kak Fahmi mintak gue mengandung anaknya"ucap Alira.

"bagus dong,biar kita punya keponakan dari lo dan pak Fahmi pasti tu anak lo cantik dan ganteng kayak lo dan pak Fahmi"ucap Sifa dengan girangnya.

"masalahnya bukan itu,kaliankan tahu sendiri gue boleh siap,rasanya gue masih takut kalau kak Fahmi akan ninggalin gue disaat gue mempunyai anak nantinya,gue gak mau anak gue kekurangan kasih sayang dari papanya"ucap Alira.

"apasih yang lo takutin Alira,gak mungkinlah seorang pak Fahmi tega ninggalin anaknya demi wanita lain"ucap Sifa

"masalahnya cerita ini tuh beda kayak yang lo tonton di film kesukaan lo itu"ucap Maurent.

"menurut gue sih ya dari pada lo pusing-pusing mending lo jadi janda dan nikah sama pacar lo itu si Doni"ucap Nando

"apaan sih lo bukan memberikan saran yang bagus malah bibir lo itu ngomong asal keluar aja tanpa lo saring terlebih dahulu"ucap Maurent seraya menutup mulut Nando dengan tangannya.

"gini deh,kalau menurut gue pribadi ni ya,mending lo gak usah deh terlalu parnok kan pak Fahmi belum tentu milih wanita itu jadi masih ada kesempatan lo dan pak Fahmi bahagia,lo ikutin aja kemauannya pak Fahmi,mungkin dengan hadirnya anak diantara kalian berdua itu dapat mempererat hubungan pernikahan kalian "ucap Sifa

Aku istri penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang