38

16.3K 613 32
                                    

Dengan tergesah-gesah Fahmi berlari memasuki rumah,ia sudah tak sabar ingin bertemu dengan istrinya.Tampak senyum kebahagian menghiasi wajah tampannya.

"Alira,sayang aku pulang"panggil Fahmi dengan senyum sumeringahnya.

Tapi tak ada sahutan dari sang istri.

"Alira sayang"panggilnya lagi tapi tetap sama sang empu tidak juga menjawab panggilannya.

"Alira...Lira,akh mungkin saja ia sedang tidur dikamar"panggilnya kembali.

Seorang wanita paruh baya tampak berjalan menghampirinya dari dapur.
"Non,Alira tidak ada dikamarnya den"beritahu bik Ima dengan raut wajah khawatir.

"maksudnya gimana bik?"tanya Fahmi yang tidak mengerti dengan ucapan bik Ima.

"Non Alira pergi den"ucap bik Ima sambil memilin ujung baju yang ia kenakan.

"oh,baiklah jika Alira sudah kembali katakan padanya saya tunggu dikamar bik"ucap Fahmi.

"tapi den"ucap bik ima terpotong karena Fahmi sudah menaiki tangga menuju lantai atas.

Dengan sangat kasar Fahmi membuka pintu kamar benar saja ia tak menemukan Alira disana.Niat hati ingin cepat pulang agar dapat segera bertemu dengan istrinya  namun,ia harus menerima kenyataan istrinya pergi entah kemana.

Fahmi berjalan kearah ranjang ia ingin merebahkan tubuhnya yang sedikit terasa lelah,tapi saat akan menaiki ranjang matanya teralihkan oleh sebuah kertas yang berada diatas nakas dengan penasaran ia mengambil kertas itu.

Hai..Kak Fahmi..

Mungkin jika kamu membaca surat ini aku sudah pergi jauh.
Kak terimakasih untuk waktu yang sudah kamu berikan selama ini untuk aku.
Kamu adalah laki-laki sangat baik untukku karena itu aku merasa tak pantas untuk berada didekatmu.

Terimakasih untuk pernikahan ini.akh iya bicara tentang pernikahan itu adalah hal yang sangat lucu.
Karena kepergian kak Meisya diacara pernikahan kalian aku harus menggantikannya menjadi mempelai wanitamu.Awalnya aku merasa tak akan pernah mencintaimu tapi dengan berjalannya waktu rasa itu tumbuh begitu saja aku mencintaimu kak.Entahlah aku pun tak tahu apa kau juga mempunyai rasa yang sama sepertiku atau cintamu hanya untuk kak Meisya,aku tidak mau terlalu berharap kepadamu.

Tapi aku sadar seorang pengganti akan tetap menjadi pengganti kata itu tak akan bisa berubah.Sekarang kak Meisya telah kembali dan itu tandanya pernikahan ini pun harus segera berakhir.

Bicara tentang perasaan,aku akan memendam cinta ini.Terimakasih kak.
Kamu tak perlu mencariku kemana,mungkin dengan kepergianku bisa membuat kak Fahmi dan Kak Meisya bersama kembali.

         Alira stevani.

Fahmi bergetar membaca surat yang Alira tulis.setetes air mata tampak membasahi pipinya.

Fahmi mengambil ponselnya ia tampak mencari sesuatu diponselnya.
Ia berusaha menelpon Alira tapi sayang nomor ponsel Alira sudah tidak aktif.

"tidak...Alira tidak boleh meninggalkanku"ucap Fahmi lalu keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan sedikit berlari ia mengendari mobilnya untuk mencari Alira.

Fahmi  mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi seakan tidak memperdulikan keselamatannya sendiri ,ia ingin segera bertemu dengan istrinya secepat mungkin dan menjelaskan semuanya.

"Alira jangan tinggalin aku sendiri,aku bisa hancur tanpa kamu disisiku"ucapnya lirih dengan penuh penyesalan.ia berpikir mungkin saja Alira berada dirumah Mauren.

Tak berapa lama ia sampai dirumah Mauren.Seleaai mematikan kendaraannya Fahmi langsung saja mengetuk pintu ruamh Maurent.

Tok...tok...tok...

Pintu terbuka menampilkan wanita yang memeiliki rumah itu.

"pak Fahmi"ucap Maurent terkejut mendapati bosnya berada didepan pintu rumahnya.

Tanpa menunggu sang pemilik rumah mempersilahkannya masuk Fahmi langsung menerobos masuk kedalam rumah Maurent  mencari istrinya dan diikuti Maurent dibelakangnya yang begitu kesal melihat Fahmi dengan seenaknya saja.

"Alira"

"Lira..."panggil Fahmi lagi ia membuka setiap pintu yang berada dirumah itu.

"Alira tak ada disini pak"ucap Mauren sedikit kesal.

Maurent hanya memperhatikan Fahmi yang terus saja mengecek setiap pintu dan ruangan yang berada didalam rumahnya.Fahmi memijat keningnya lalu memandang Maurent yang berada tak jauh darinya.

"dimana?dimana istriku Maurent?katakan!"ucap Fahmi menurunkan egonya yang tak pernah ia lakukan selama ini termasuk pada saat Meisya menghilang.

"sudah aku katakan,Alira tidak ada disini,dan aku tidak tahu Alira dimana"ucap Maurent ketus,ia mengatakan jujur kepada Fahmi karena ia pun tak tahu dimana keberadaan Alira,wanita itu tak pernah mau mengatakan keberadannya,sungguh sekarang ini Maurent sangat kesal melihat wajah tampan suami sahabatnya ini.

Fahmi tak mau terlalu lama berdebat dengan Maurent dia memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah Maurent.
Wanita itu memperhatikan Fahmi sampai keluar dari rumahnya.

"dasar laki-laki egois tak punya pendirian"ucap Maurent.

Maurent tampak mengetikan sesuatu diponselnya.
Suami lo datang kerumah gue ia mencari diri lo,ia terus saja memaksa gue  untuk memberitahukan keberadaan lo,gue berharap lo sudah memikirkan mau dibawa kemana hubungan kalian.

****

Hari semakin malam Fahmi masih dijalan  mencari keberadaan Alira,Fahmi mengumpat berkali-kali saat ia menabrak mobil didepannya karena salah menginjak pedal mobilnya.Akhirnya memutuskan menepikan mobilnya dibadan jalan ia memukul kemudi berulang-ulang kali untuk meluapkan kekesalannya.

Setelah merasa puas ia melipat kedua tangannya lalu meletakannya diatas kemudi.Ia menelungkupkan kepalanya diatas kedua tangannya  tanpa sadar ia mulai terisak.ia merasa benar-benar kehilangan Alira.Disaat ia mulai menyadari perasaannya dan ingin memperbaiki semuanya Alira malah meninggalnya.

Bahunya bergetar dan suara isakan terdengar didalam mobil.ia ingin pergi ketempat biasanya Alira menenangkan dirinya tapi ia baru ingat jika ia tidak mengetahui kemana Alira pergi saat ingin sendiri ia merasa menjadi suami
Yang paling brengsek sekarang.Bahkan,ia pun tak tahu warna maupun makanan kesukaan Alira,Alira suka ketempat apa,menonton film apa semuanya Fahmi tak mengetahuinya.

Fahmi merasa sangat buruk karena hal sekecil itu pun ia tidak mengetahuinya dan sekarang ia tidak tahu harus mencari Alira kemana.Ia sudah mencari keliling kota namun ia juga tak menemukannya.

"ternyata aku seburuk itu ya Ra,pantas saja kamu meninggalkanku"lirih Fahmi.

Fahmi mengambil ponselnya ia menatap
Layar ponselnya dengan lekat.Walpaper ponselnya sudah berganti menjadi foto Alira.Foto itu pun ia ambil secara diam-diam.

"kenapa aku sangat bodoh,kenapa aku gak belajar dari kesalahan dimasa lalu?kenapa aku baru menyadari aku mencintaimu Alira saat kamu sudah petgi meninggalkan aku"gumam Fahmi seraya mengelus foto Alira diponselnya.

Fahmi mengadahkan kepalanya saat merasa air matanya yang  mulaimenetes.Andai ia dapat memutar  waktu ia akan menebus semua kesalahannya.Fahmi melihat jam tangannya dan ternyata sekarang sudah pukul dua pagi.ia memutuskan kembali kerumah untuk istirahat dan akan melanjutkannya kembali esok.

Sambil mengemudikan mobilnya ia masih mencoba mencari Alira siapa tahu wanita itu ada dipinggir jalan.Tetapi sampai ia memasuki  halaman rumah ia juga tak melihat keberadaan Alira.
Fahmi mematikan mobilnya ketika tiba digarasi lalu ia keluar dengan badan lesuh ia terus berjalan memasuki rumah langsung menuju kearah kamarnya dan Alira.

Ia merebahkan tubuhnya dengan menyamping diatas ranjang king sizenya.ia mencoba memejamkan matanya tak juga bisa terlelap.

"Alira aku merindukanmu"

Bersambung...

Aku istri penggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang