35. DI TEMBAK

1.7K 104 35
                                    

Pagi-pagi Vely sekarang sudah merasa kesal kepada abang dan mominya, yang memaksanya harus berangkat sekolah bareng dengan Rey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi-pagi Vely sekarang sudah merasa kesal kepada abang dan mominya, yang memaksanya harus berangkat sekolah bareng dengan Rey.

Niat sekolah ingin menggunakan kendaraan sendiri malah gagal, dan harus satu motor sama Rey yang sering bikin darah Vely naik.

Di depan pintu sudah ada Rey yang menunggu kehadiran Vely, Vely melangkah mendekati Rey di situ sudah ada Momi dan abangnya yang tertawa.

Vely memandang mereka semua dengan pandangan sangat kesal.

"Vely berangkat dulu Mom, bang." pamitnya dengan sedikit kesal.

"Iya hati-hati ya de, jangan lupa pegangan nanti jatuh." peringat Momi yang membuat Vely membulatkan matanya.

"Ogah! Assalamu'alaikum," ucap Vely yang ngegas.

Sedangkan Momi dan bangnya tertawa tak henti-hentinya, karena sudah menggoda sang adik tersebut.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka bebarengan yang masih tertawa.

Rey pun juga ikut berpamitan dengan mereka berdua karena Vely teriak-teriak memanggik dirinya untuk segera cepat-cepat berangkat.

Rey memandang Vely yang membuat Vely sedikit salah tingkah namun dia tutupi dengan muka juteknya.

"Buruaan lama banget!" ketus Vely.

"Bawel, nih pake." jawabnya seraya menyerahkan jaket miliknya.

Vely langsung mengambil jaket tersebut dan menutupi pahanya, motor melaju dengan kecepatan sedang. Karena hari ini mereka tidak telat alhasil lah mereka santai-santai saja.

Selama di perjalanan tidak ada pembicaraan apapun di antara mereka, hingga mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah milik mereka.

Motor melaju memasuki area parkiran sudah menjadi rutinitas mereka. Yang di perlakukan para warga sekolah, di pandang kagum, sinis dan lain sebagainya.

"Masih gue pantau belum gue colok tu mata," sinis Vely.

Rey yang mendengarkan ucapan Vely hanya terkekeh.

"Udah marah-marahnya nanti cantiknya ilang," ucap Rey yang menyentil dahi Vely.

"Rey!!!" teriak Vely

Sedangkan Rey langsung pergi begitu saja tanpa menghiraukan teriakan dari Vely, Vely yang merasa di tinggal langsung menyusul Rey dengan langkah sedikit cepat.

Dia memukul bahu Rey dengan sangat kencang, membuat sang empu meringis kesakitan sedangkan Vely tersenyum bahagia.

"Haha rasain, tuh ambil jaket lo makasih." ucap Vely yang langsung pergi dengan perasaan kesal.

"Gila tu anak mukul kenceng juga, merinding gue." ucap Rey kepada dirinya snediri sambil mengusap-usap tengkuknya.

***

I'M NOT PCHYOPAT [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang