40. TANGISAN

2.6K 103 31
                                    

Hai hai hai pecinta i'm not pchyopat, cie uhuy udah End aja nih.

Setelah kejadiaan itu kini Lela sudah di tangani oleh polisi, jika tidak ada Arnold pada saat itu kemungkinan Lela akan hilang dari muka bumi ini.

Rey laki-laki itu sekarang masih setia menunggu Vely bangun, sedangkan Al dia sadar bahwa dia hanya terobsesi dengan Vely bukan cinta. Jadi dia juga sedang berada di rumah sakit bersama teman Vely lainnya, mereka terkejut atas tindakan gila Lela begitu juga Al.

Rey memegang tangan Vely dengan lembut, hatinya terasa sakit melihat Vely yang terus terbaring lemah di rs. Sudah sebulan dia merasakan sakit namun sekarang kembali terjadi lagi, dan ini lebih parah dari sebelumnya.

“Vely!” panggilnya.

“Bangun dong, ”

“Gue mau ungkapin perasaan gue ke elo, gue gak bisa nahan perasaan gue ke lo Vel. ” ucapnya dengan nada lirih.

Orang-orang yang berada di ruangan tersebut merasa kasihan, Rey sekarang seperti mayat hidup. Sang Bunda juga sering bilang bahwa Rey tidak nafsu untuk makan, karena dia selalu memikirkan ke adaan Vely ketimbang kesehatannya sendiri.

Arnold mendekati Rey, dia menepuk pelan bahu laki-laki tersebut. Dia tersenyum ke arah Rey.

“Berdoa aja bro semoga Vely cepat bangun. ” ucapnya.

“Aamiin, semoga aja. Kali ini gue gak bakalan nyiain kesempatan lagi. ” jawabnya.

“Vely, bangun dong kita pada kangen lo sama lo.” ucap Risa dengan air mata yang mengalir.

“Iya Vel, orang-orang yang udah bikin lo kaya gini udah dapetin balasan juga. ” lanjut Rina.

***

“Arrgghhhh! ” teriak Lela yang berada di jeruji besi tersebut.

“Awas lo Vely, karena lo gue kaya gini.” marahnya.

“Heh diam dong jangan teriak, ganggu orang lagi tidur! ” marah orang yang berada di tempat tersebut.

“Tau lo, mau kita hajar hah! ” lanjut yang lainnya.

Lela yang mendengar ucapan mereka pun langsung terdiam dan mengangguk takut, dia takut melihat wajah sangar mereka.

“Ii-iiya Bu, maaf. ” jawab Lela dengan gugup.

“Ahh awas lo Vel, ” gumamnya dengan mata yang menatap tajam ke depan.

Rasa benci dan dendam Lela sangat besar kepada Vely, karena Vely semua kebahagiaannya di rebut.

.
.
.
.

“Hahaahaha, ayo bunuh dia ayoo. ” teriak Lena sambil tertawa.

Dia menggaruk-garuk kepalanya dan kemudian menangis tidak jelas.

“Mati lo Vely, mati lo! ”

Dia mengambil boneka yang berada di ruangan tersebut, dan mencabik-cabiknya menggunakan gunting.

“Hahaah rasain mati lo, ”

“Mati lo mati lo hahahaha, ”

“Hiks!”

Dia langsung menangis dan berteriak tak jelas, membuang barang-barang yang berada di ruangan tersebut. Semua barang berserakan kesana kemari karena dia melempar barang tersebut.

Pengawas yang melihat Lena kambuh pun langsung menghampirinya dan menenanginya, namun Lena sangat memberontak membuat mereka kewalah.

“Saya gak gila mas, saya gak gila. ” ucapnya.

I'M NOT PCHYOPAT [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang