Chapter 43 : Digoda
Tetapi di luar dugaan, suasana yang sudah tegang itu langsung hancur seketika.
Bawahan yang datang bersama Kasim Wang tidak berani mengganggu atasannya yang sedang adu pandang, tapi si kecil Ah-Dong tidak mempunyai kekhawatiran seperti itu. Dia keluar dari kamar Tang Fan dengan membawa mangkuk dan sumpit. “Kenapa kalian berdiri saja di sana dan tidak masuk?” dia berseru dengan bingung menyaksikan keadaan itu.
Hanya setelah itu Kasim Wang menyapu debu yang tidak nyata pada pakaiannya, menyunggingkan senyum penuh arti kepada Sui Zhou, kemudian berjalan melewatinya untuk masuk ke dalam.
Melihat Sui Zhou tidak ikut mengikuti Wang Zhi masuk, Ah-Dong menjadi sedikit bingung. “Bukankah kau akan masuk juga, Sui Dage? Siapa pria itu? Kenapa dia sangat mentereng?”
Sui Zhou menggelengkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa. Setelah memandang sebentar kepada penjaga Depot yang tetap berdiri di luar, dia berbalik dan pergi.
Kita akan membicarakan keadaan di dalam kamar.
Setiap pria yang biasanya berpenampilan elegan dan berwajah tampan tidak akan bisa mempertahankan daya tarik yang sama saat sedang sakit. Tentu saja Tang Daren juga bukan pengecualian.
Saat ini dia menggunakan saputangan untuk menutup hidung sambil dia bersin, membuang ingusnya sekaligus. Melihat Kasim Wang yang berdiri tiga chi jaraknya darinya dengan raut wajah jijik, dia berkata, “Kau memberkati kami dengan kunjunganmu, Kasim Wang. Kenapa kau ke sini?”
Suaranya berat dan serak, dan kedua matanya sedikit merah. Kulitnya yang putih seperti giok kontras dengan rambutnya yang sedikit acak-acakan di samping wajahnya, tapi penampilan seperti itu memberinya kesan si tampan yang rapuh.
…Itu kalau baru saja Wang Zhi tidak melihatnya bersin dan membuang ingus.
Kasim Wang tiba-tiba datang menemui Tang Fan, kemudian dengan misterius menutup pintu seperti dia tuan rumahnya dan bukan tamu, sehingga mengusir keluarga tuan rumah. Dia pasti bukan datang hanya untuk berkunjung.
“Apakah kau belum mendengar kabar dari pemerintahan?” dia menjawab pertanyaan Tang Fan dengan pertanyaan.
“Aku sudah sakit selama beberapa hari dan beristirahat saja di rumah. Satu hari ada dua belas shichen, tapi aku tidur paling sedikit selama delapan atau sembilan sichen. Di mana aku mendapat waktu luang untuk mencari tahu kabar? Memangnya apa yang terjadi?”
Wang Zhi mengerucutkan bibirnya. “Aku mengajukan permintaan kepada Kaisar untuk merebut kembali Hetao. Sesuai perkiraanmu, Kaisar menolaknya.”
Tang Fan mengangguk, tidak ada rasa terkejut di wajahnya.
Wang Zhi merasa sedikit digantung. Dia masih muda dan sudah memimpin Depot Barat selama dua tahun, banyak memiliki wawasan dari pengalamannya di luar istana. Kalau soal memiliki pemahaman dalam bidang pemerintahan, dia tidak kalah dari Tang Fan, tapi bahkan jika dia berniat mendapat jasa dalam bidang militer dan memimpin pasukan, pengetahuannya tentang itu hanya biasa-biasa saja. Wang Zhi menarik sebuah kursi ke samping pintu lalu duduk. “Apa rahasiamu? Katakan padaku. Kenapa kau bisa tahu dan yakin kalau Yang Mulia tidak akan menyetujui untuk merebut kembali Hetao?”
Bisakah kau tidak duduk sejauh itu? Aku hanya sakit demam, bukan terkena wabah…
Tang Fan menatapnya, sedikit heran. “Semua orang tahu Hetao adalah daerah yang penting, tapi juga mudah sekali diserang, dan sulit dijaga. Meskipun Dinasti berhasil merebutnya, sudah ditakdirkan untuk sulit mempertahankannya. Pemerintah tidak akan bersedia menghabiskan banyak usaha untuk merebut secuil area yang kapan saja bisa direbut oleh pihak lain. Setelah mereka memperhitungkan biaya yang harus dikeluarkan, mereka akan merasa bahwa yang didapatkan tidak sepadan. Itu salah satu alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
成化十四年 / The Sleuth Of Ming Dynasty / The Fourteenth Year Of Chenghua
Historische RomaneTerjemahan Bahasa Indonesia (bukan Google translate) Judul : 成化十四年 (Chenghua Shi Si Nian), The Fourteenth Year of Chenghua, Tahun Keempat Belas Chenghua Live Action : The Sleuth of The Ming Dynasty, Detektif Dinasti Ming Pengarang : Meng Xi Shi (梦溪...