Chapter 59 : Ingin Kabur Saja Dari Rumah
Henan adalah tanah kelahiran Dinasti Yin-Shang, dan sudah bergelimang kejayaan sejak jaman dahulu kala. Setelah Kaisar Leluhur Dinasti Song, Zhao Kuangyin, memilih Kaifeng sebagai ibu kota, Henan berubah menjadi pusat peradaban yang tidak ada bandingannya. Alhasil, semua Kaisar dari Dinasti Song Utara dimakamkan di sana.
Tetapi, setelah Dinasti Song berpindah ke daerah Selatan, status Henan yang dulu juga menurun secara bertahap. Setelah penyerbuan orang-orang Jin, kemudian giliran pasukan berlapis baja bangsa Mongolia yang menginjak Dataran Tengah. Roda sejarah berputar maju, rakyat menderita karena api peperangan berkali-kali, dan saat Kaisar Leluhur dari Dinasti yang sekarang berkuasa, seratus tahun lebih sudah berlalu.
Saat Kaisar Hongwu melewati Wilayah Gong, di mana pertempuran sudah diselesaikan, dia menemukan areal pemakaman Kaisar Dinasti Song yang dulunya sangat dihormati telah mengalami kehancuran. Hampir semua bangunan di permukaannya sudah hancur, areal pemakaman ditumbuhi rumput liar penuh dengan bongkahan dan pecahan ukiran batu yang tersebar berantakan, bagaimana rupa awal mereka sudah tidak bisa dibedakan lagi bentuknya. Ada di antaranya adalah makam-makam Kaisar Gaozong, Xiaozong, dan dua Kaisar Hui dan Qin dari Dinasti Song Utara sudah diratakan dengan tanah dan dirusak oleh perintah tidak langsung dari Dinasti Yuan. Hanya ada kehancuran sejauh mata memandang, sebuah tragedi yang tidak sanggup untuk dilihat.
Konon katanya, beberapa Kaisar Dinasti Song bahkan ada yang tulang-tulangnya digali dan dibakar, dengan harta yang tidak terhitung jumlahnya diserahkan kepada Kaisar Dinasti Yuan, Kubilai Khan, untuk digunakan sebagai hiasan pada biara-biara.
Melihat ini, Kaisar Hongwu memerintahkan makam-makam Kaisar yang sudah digali dan dijarah supaya diisi lagi, juga diperbaiki. Rakyat dilarang untuk mengambil harta di dalamnya. Dia juga memerintahkan pemerintah daerah untuk mengatur penduduk setempat agar menjaga makam-makam ini, dan membebaskan pajak untuk para penduduk setempat ini sebagai imbalannya — hanya dengan cara begitu membuat seringnya kejadian penjarahan makam menjadi terkendali.
Tetapi, ini adalah permasalahan dari masa berdirinya Dinasti Ming. Selama makam-makam Kaisar masih ada, akan selalu ada saja penjarah makam yang mengambil resiko untuk kepentingan mendapatkan kekayaan setinggi langit dalam waktu semalam. Bahkan makam-makam Kaisar Dinasti Qin, yang lokasi keberadaannya tidak diketahui telah banyak diburu orang, apalagi makam-makam Kaisar Dinasti Song, yang keberadaannya diketahui dengan jelas.
Tetapi, apa yang perlu dijelaskan di sini adalah makam-makam kekaisaran Dinasti Song Utara sedikit berbeda dari dinasti-dinasti sebelumnya.
Sebelum masa Dinasti Tang, banyak makam tidak mendirikan monumen di atasnya, melainkan terkubur jauh di bawah tanah, bangunan makam didirikan di bawah tanah. Contohnya adalah makam Kaisar Pertama Dinasti Qin.
Setelah masa Dinasti Han, bangunan makam menjadi populer, karena gunung digunakan sebagai makam, dan membangun makam di dalamnya bisa dibilang menyembunyikan makam tersebut. Ini ditunjukkan sebagai sebuah sistem pada masa Dinasti Tang, dimana para Kaisarnya sebagian besar mempersiapkan makam mereka sendiri dengan menggali kedalaman perut gunung. Di satu sisi, hal ini terlihat sangat mengagumkan, dan di sisi lain, ini sangat mengurangi resiko para penjarah makam mendatangi makam mereka. (Keinginan manusia tidak akan pernah ada habisnya, jadi tentu saja, kalimat terakhir itu pada dasarnya tidak ada artinya).
Pada masa Dinasti Song Utara, mereka tidak membangun makam di gunung seperti para Kaisar Dinasti Tang karena mempertimbangkan feng shui dan ramalan, melainkan memilih wilayah perbukitan berlawanan dengan arah Gunung Song, yang berdekatan dengan daerah perairan Luo di sebelah utara juga tidak terlalu jauh dari Sungai Kuning. Ditambah lagi, semua makam dari tujuh Kaisar pertama sebelum Dinasti Song pindah ke selatan semua berlokasi di sana, dan jaraknya tidak saling berjauhan satu sama lain — untuk mereka yang berniat buruk, menjarah makam-makam tersebut sangatlah mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
成化十四年 / The Sleuth Of Ming Dynasty / The Fourteenth Year Of Chenghua
Historische RomaneTerjemahan Bahasa Indonesia (bukan Google translate) Judul : 成化十四年 (Chenghua Shi Si Nian), The Fourteenth Year of Chenghua, Tahun Keempat Belas Chenghua Live Action : The Sleuth of The Ming Dynasty, Detektif Dinasti Ming Pengarang : Meng Xi Shi (梦溪...