成化十四年 / The Sleuth Of Ming Dynasty / The Fourteenth Year Of Chenghua

Ch. 101 : Kasus Weining Haizi

Chapter 101 : Rasa Manis Dan Asam

 

Sui Zhou tidak menolehkan kepalanya, jadi siapa yang tahu apakah dia mendengarnya atau tidak. Sosoknya menghilang ke dalam kabut seperti bintang jatuh.

Sesaat kemudian, sebuah suara teredam terdengar dari depan. Formasi perangkap di sekitar Wang Zhi dan Wei Mao menyusut setelahnya.

Wang Zhi memusatkan perhatiannya pada kesempatan ini, berseru, “Ayo!”

Fisik Wei Mao sudah menegang sepanjang waktu, bersiap untuk langsung menerjang mati-matian setiap saat. Hampir bersamaan dengan Wang Zhi berbicara, dia langsung melesat ke arah Sui Zhou tadi menerobos.

Entah sejak kapan, suara pertempuran di sekitar mereka perlahan menghilang. Suara Prajurit Neraka yang membuat bulu kuduk berdiri yang setengah tersembunyi di dalam angin dan pasir juga perlahan menghilang, kegelapan malam perlahan berganti dengan warna putih pucat fajar di cakrawala.

Wang Zhi dan Wei Mao tiba-tiba menyadari meskipun badai pasir masih menari menggila, tanpa selubung perangkap, ‘pasukan tiada akhir’ yang mengecoh pandangan sudah menghilang tak berbekas, keadaan musuh yang sebenarnya perlahan muncul.

Dalam waktu sedetik saja, mereka semua menyadari bahwa Tang Fan sudah menemukan formasi perangkap batu di suatu tempat dan menghancurkannya!

Ada total delapan orang yang mengepung kelompok Wang Zhi, diatur sesuai dengan delapan trigram; qian, kun, zhen, xun, kan, li, gen, dui. Setiap kali kelompok mereka mencoba menerobos keluar dari lingkaran dari satu posisi tertentu, dua musuh di posisi kanan dan kiri dari musuh yang menjaga posisi tersebut akan menggabungkan kekuatan, membantu orang di tengah untuk menyerang mereka, dan jika ada yang terbunuh, satu orang baru yang berada di lapisan luar akan maju untuk mengisi kekosongan.

Putaran yang berulang datang dan pergi dan tiada akhir ini — digabungkan dengan kekacauan prajurit neraka dan selubung badai pasir — sudah menciptakan sebuah perangkap yang sempurna, dengan kokoh menjebak Wang Zhi dan Wei Mao di sana.

Tetapi, musuh mereka tidak memiliki anggota tidak terbatas untuk dibunuh, dan kelompok Wang Zhi bukan orang yang cinta damai. Melalui usaha sepanjang malam, saat ini musuh memiliki delapan anggota tersisa, tidak tersisa anggota cadangan di lingkaran luar.

Sui Zhou baru saja menemukan sebuah posisi melalui suara; arah yang dia serang adalah titik penyambung di antara formasi delapan orang, Li Zilong. Bahwa Li Zilong secara pribadi muncul untuk berperan serta menyerang berarti mereka memang sudah membunuh sebagian besar anggota sekte.

Berpikir seperti itu, semangat Wang Zhi meningkat pesat, dan dia tertawa saat menerjang seseorang di sebelah Li Zilong. Pria itu hendak menyerang Sui Zhou saat dia sedang sibuk bertarung dengan Li Zilong, hanya untuk dihadang oleh Wang Zhi.

Tanpa perlindungan prajurit neraka, anggota sekte tidak lebih dari manusia biasa, meskipun sedikit memiliki keahlian lebih. Kenapa juga Wang Zhi dan Wei Mao akan gentar terhadap mereka? Bersama Sui Zhou, ketiganya menampilkan sebuah pertahanan sambil menyerang, mulai bertarung dalam jarak dekat dengan kelompok delapan orang yang dipimpin oleh Li Zilong.

Malam yang gelap akan berlalu, dan fajar pada akhirnya akan datang. Bersamaan dengan munculnya semburat warna putih pucat, langit perlahan menjadi lebih terang, angin dan pasir yang sudah berhembus sepanjang malam akhirnya mulai mereda.

Itu bukan kabar yang baik menurut pendapat sekte. Kelompok Wang Zhi hanya terdiri dari tiga orang, tetapi mereka sangat mampu membunuh mereka berdelapan.

Melihat satu rekan mereka kembali jatuh, keuntungan di pihak mereka semakin menyusut, seorang anggota sekte menggertakkan giginya, kemudian berseru kepada Li Zilong. “Pemimpin Kedua, ini tidak bisa diteruskan! Pasukan Tartar akan segera menyerang! Apa kita benar-benar akan bisa menangkapnya hidup-hidup?!”