Chapter 115 : Pengagum Lain
Pekerjaan ini tanpa diduga berjalan dengan lancar, karena setiap kali Tang Fan dan yang lainnya menarik satu mayat pergi dan membakarnya, mereka yang tersisa tidak mencoba menghalangi, hanya mengawasi dengan sikap mati rasa, tanpa bergerak. Mereka bahkan tidak memiliki tenaga untuk berdiri, meskipun kerabat mereka sendiri ada di antara jasad-jasad yang dibawa pergi.
Setelah menyelesaikan semua ini, Tang Fan dan Lu Lingxi melepaskan kain yang membungkus tangan mereka dan penutup wajah dari wajah mereka, membakarnya, kemudian mengikuti yang lainnya kembali memasuki kota. Setelah melewati pemeriksaan nama dan identitas mereka, para prajurit membiarkan mereka memasuki kota, dan memberi mereka masing-masing tiga puluh koin sebagai pembayaran.
Setelah mereka meninggalkan gerbang kota dan memastikan bahwa tidak ada seorangpun yang mengawasi mereka, keduanya pergi melalui sebuah jalan kecil dan langsung menuju ke bagian selatan kota, dimana kemarin Chen Luan sudah membawa Tang Fan untuk melihat-lihat.
Meskipun semua dugaannya sudah dibuktikan dengan apa yang baru saja dia lihat dan alami sendiri, dia masih harus melakukan perjalanan ke sini.
Sesuai dugaan, saat mereka mendekati biara, aula amal yang kemarin teratur rapi sudah dikosongkan. Bahkan tikar jerami dan selimut yang dihamparkan di lantai sudah menghilang seluruhnya, jangankan sosok para pengungsi.
Yang dinyatakan sebagai ‘tempat penampungan yang layak’ untuk para pengungsi hanyalah sebuah tipuan dari awal sampai akhir, sebuah tipuan yang dibuat untuk utusan istana yang dikirim oleh pemerintah kekaisaran.
Seberapapun liciknya Chen Luan, Tang Fan masih menemukan sedikit petunjuk samar darinya, dan berhasil melihat kebenaran yang dia inginkan.
Tetapi saat ini, alih-alih merasa gembira dalam hatinya, hatinya dipenuhi dengan kemurkaan yang menjulang mencapai langit.
Senyuman hangat dan elegan yang biasa dia tunjukkan sudah menghilang seluruhnya dari wajahnya. Dalam diam dia memandang aula amal yang tidak terlalu jauh dan kosong, tidak ada kegembiraan maupun kemarahan tampak pada dirinya, tetapi siapapun yang berada cukup dekat dengannya akan bisa merasakan aura dingin dan mengancam menguar keluar darinya.
Lu Lingxi tidak pernah menyangka bahwa Tang Fan yang selalu ramah dan mudah didekati bisa memberikan penampilan yang menakutkan. Tepat saat dia berpikir untuk mengatakan sesuatu, Tang Fan sudah berbalik dan berjalan pergi.
Lu Lingxi menjadi terkejut, bergegas menyusulnya. “Tang Dage, kita sekarang akan…?”
“Kembali ke Wu,” Tang Fan menjawab dengan singkat.
Sudah tentu mereka harus kembali. Mereka sudah datang ke tempat ini dengan menyamar seperti ini tepatnya supaya tidak menarik perhatian siapapun; meskipun mereka sudah mengungkap kebenarannya, apa gunanya berlari mencari Chen Luan sekarang? Kalaupun Chen Luan mengakui semua saat ini, dia masih bisa menyangkal pengakuannya melalui sebuah surat resmi. Terlebih, dengan bagaimana liciknya dia, dia pasti tidak akan langsung mengakuinya, dan karena tidak mungkin Tang Fan bisa menyeret sang Kaisar sendiri untuk datang dan melihat semua ini, sama tidak mungkinnya Kaisar bisa melihat apa yang sudah Tang Fan lihat.
Juga, antara Tang Fan dan Kaisar, dipisahkan oleh ribuan gunung dan perairan, juga banyak masalah manusia dan hal-hal yang tidak pasti.
Karenanya, Tang Fan perlu menemukan bukti, dalam bentuk orang atau benda.
Tentu saja itu akan sulit dilakukan. Dalam perjalanan kembali, Tang Fan tidak mengucapkan sepatah katapun, berpikir sepanjang waktu saat pikirannya berlomba. Saat mereka sampai di Wilayah Wu, Lu Lingxi memperhatikan bahwa sudut-sudut mulutnya masih tertarik, memberikannya penampilan yang agak dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
成化十四年 / The Sleuth Of Ming Dynasty / The Fourteenth Year Of Chenghua
Historical FictionTerjemahan Bahasa Indonesia (bukan Google translate) Judul : 成化十四年 (Chenghua Shi Si Nian), The Fourteenth Year of Chenghua, Tahun Keempat Belas Chenghua Live Action : The Sleuth of The Ming Dynasty, Detektif Dinasti Ming Pengarang : Meng Xi Shi (梦溪...