Chapter 27

548 16 0
                                    

Dauphine baru saja menyelesaikan bordiran dan jahitan pesanan para wanita di desa untuk menghidupi kebutuhan sehari-harinya (yang biasanya dibantu oleh Bibi Marguerite) seraya mengasuh ketiga anaknya dibantu Eleanor saat rasa mulas yang sangat kuat mulai merambati perutnya yang sudah sangat besar. Awalnya Dauphine mulai merasakan beberapa kali kontraksi ringan di perutnya sejak tadi malam hingga menjelang siang ini, perutnya mengencang sedikit, semakin lama semakin sering dan ia merasa si jabang bayi dalam perutnya semakin berat. Ketika hari semakin sore dan sekarang juga, kontraksinya semakin kuat dan semakin tak tertahankan hingga ia tak kuasa untuk tidak mengerang kesakitan, membuat Meridiana dan Godiva keluar dari ruangan tempat mereka belajar untuk melihat apa yang terjadi.

Semuanya berlangsung cukup cepat, dan Dauphine sudah berada di atas dipan di kamarnya. Dia tidak ingin mengotori tempat tidurnya dengan darah atau cairan ketuban, atau apapun yang keluar bersama si jabang bayi sehingga ia meminta dibantu ke atas dipannya.

"Aku khawatir Bibi Marguerite belum bisa pulang sekarang."

"Bayi tidak selalu menunggu untuk lahir, sayang. Mereka akan lahir ketika mereka siap, sekalipun kau sedang bekerja di ladang atau mandi di sungai."

Dauphine menghela napas berat, menahan mulas yang semakin kuat di perutnya. Ia setengah berbaring di atas dipan itu dengan setengah telanjang, bagian bawah gaunnya ditarik di atas perutnya yang buncit besar dan bersimbah keringat agar Eleanor bisa memeriksa sudah sejauh mana proses persalinannya. Semuanya terjadi cukup cepat, dan Eleanor sudah bisa melihat puncak kepala si jabang bayi yang mulai tampak sedikit di pembukaan vagina Dauphine. Ia menebaknya begitu saja karena ini persalinan Dauphine yang keempat, dan Dauphine merasakan bayinya sudah melewati leher rahimnya.

Sudah tiga bayi yang keluar dari sana sebelumnya, aku berharap ini mudah.

"Ungh... Uuuh... Ah..."

"Bagus. Bagus sekali, Nona Dauphine. Pembukaannya semakin besar. Kepala bayimu sudah hampir nampak seluruhnya. Persalinan ini akan cepat. Bukankah begitu, Meridiana?"

Meridiana yang baru selesai menyiapkan seember air hangat dan menghampiri mereka sambil mengangguk. Godiva duduk di sisi Dauphine, membantu menemani Dauphine yang tengah menahan kontraksi di perutnya. Ia mengusap lembut menenangkan paha Dauphine yang bergerak-gerak semakin gelisah dan terentang semakin lebar saat kepala si jabang bayi terus bergerak keluar. Untunglah, ketiga anak Dauphine sedang tertidur lelap setelah ditidurkan oleh sihir Meridiana.

Godiva sengaja ingin melihat proses persalinan itu agar ia lebih siap menghadapi momennya sendiri nanti.

"Sepertinya begitu, Eleanor."

Dengan wajah tegang dan bersimbah keringat, Dauphine mencengkeram salah satu pahanya semakin kencang dan lebar.

"Bibi Eleanor... Aku pernah melahirkan secepat itu sebelumnya."

Eleanor mengambil kain bersih yang sudah direndam air hangat, menyeka puncak kepala bayi yang sudah separuh keluar dengan hati-hati sambil mengompres bibir vagina Dauphine yang menegang karena dilewati kepala bayinya yang cukup besar.

"Oh ya?"

"Waktu aku melahirkan anak ketigaku. Bayinya keluar begitu saja karena aku sudah tak kuat menahannya, saat itu aku sedang bekerja di ruang cuci walaupun ketubanku baru saja pecah."

Sudah hampir dua setengah tahun berlalu sejak terakhir dia merasakan mulas jelang bersalin seperti ini saat ia melahirkan anak ketiganya, Julien di ruang cuci rumah bordil tempatnya tinggal. Itu adalah pertama kalinya ia bersalin sendirian tanpa bantuan siapapun (mengingat dua persalinannya sebelumnya ia dibantu oleh seorang bidan yang biasa membantu kelahiran bayi di rumah bordil itu diam-diam), karena semuanya terjadi sangat spontan dan cepat, hanya jeda beberapa menit antara kontraksinya yang paling kuat serta keluarnya si jabang bayi yang semakin tak tertahankan saat ia sedang mencuci bajunya dengan posisi berjongkok, posisi yang membuat si jabang bayi lebih cepat keluar dengan spontan. Dauphine menduga persalinannya semakin mudah setelah dua kali persalinan sebelumnya saat itu sehingga si jabang bayi bisa keluar begitu saja, dan ia juga berharap dalam kesempatan ini bisa mengalami kemudahan yang sama. Beberapa perempuan yang tinggal di sana dan membiarkan bayi mereka hidup (karena tidak sedikit juga yang diam-diam menggugurkan kandungan mereka) memberitahunya kalau persalinannya akan semakin mudah setelah ia melahirkan lebih dari sekali, namun Dauphine tidak percaya begitu saja.

The Redemption of SuccubusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang