"Tuan Godfrey... Kumohon... Tolong hentikan ini..."
"Diam, Hafshah... Aku sudah bosan dengan pelacur dan penari istana. Aku sudah menunggu saat-saat ini, sekarang aku sangat menginginkanmu. Aku tak bisa selalu berpura-pura jadi pria baik. Dan... kau, Hafshah," Pria itu berhenti sejenak sambil terus menggerakkan panggulnya dengan sekuat tenaga, tidak mau melewatkan satupun gesekan nikmat itu di bawah sana. "Sangat membuatku penasaran. Kau selalu tertutup kain tabir itu, menyembunyikan kecantikanmu dengan putus asa. Membuatku membayangkan bagaimana rasanya bercinta dengan gadis Saracen jelita sepertimu, perhiasan yang tersembunyi di balik tumpukan tabir ini. Aku pria pertama Agnes, tapi rintihanmu lebih menggairahkan aku dibanding saat aku mengoyak keperawanannya. Mungkin seharusnya kau yang mengandung anakku, bukan? Kau bisa melahirkan anak-anak yang lebih rupawan dan eksotis untukku-"
"Nona Agnes akan tahu! Dia akan membunuhku, tuan... ! Kumohon lepaskan aku..."
"DIAM!"
Ini tidak benar! Ini dosa besar! Baron Godfrey jahat!
Malam nista itu dimulai ketika Godfrey menyergap tubuh Hafshah yang hendak kembali ke istana untuk menjaga Agnes, lalu membawa gadis malang itu ke ruang bawah tanah yang menghubungkan istana kecil Agnes dengan dapur istana besar pamannya sambil membekap mulut gadis itu. Ia menyeret Hafshah ke sebuah ceruk bekas penjara kotor yang tidak terpakai dan lembab, dan mengoyak pakaian gadis itu sebelum menyetubuhinya dengan paksa. Baron itu tidak menggubris rintihan kesakitan penuh permohonan gadis muda yang terperangkap di bawah tubuh bugilnya yang bermandikan peluh. Ia menindih kedua tangan gadis itu keras-keras hingga tak bisa bergerak, melumat payudaranya tanpa ampun sementara panggulnya semakin rapat dengan paksa dan tidak sabaran di antara kedua pahanya, kedua kaki gadis itu dipaksa melingkari pinggang pria itu hingga terkilir. Gadis Saracen itu mengerang kesakitan bercampur tangis dan napas tertahan karena gairah yang tidak diinginkannya saat itu bersamaan dengan Godfrey yang menggerakkan panggulnya dengan kasar di selangkangannya. Pria itu tak peduli dengan hal lain selain berahinya yang memuncak terhadap Hafshah, termasuk darah yang menetes mengenai pakaian robek gadis itu di bawah tubuh mereka. Ketika tenaga gadis itu melemah karena upayanya untuk mendorong Godfrey yang sia-sia, Godfrey melepaskan tangannya dan mencengkeram paha Hafshah. Ia mendorong panggulnya lebih dalam dan keras, membuat gadis itu menjerit kesakitan dan menangis lebih kencang.
"Aduh! Sakit... Sakit tuan! Aduuuh... Oh... Oh... Ah..."
"Oh Tuhan... Ini... Luar biasa... Oh..."
Jerit kesakitan Hafshah teredam oleh erangan penuh kenikmatan Godfrey karena ledakan pelepasannya, cengkeraman pria itu semakin kuat di pahanya hingga meninggalkan jejak merah. Saat itu juga Godfrey melesakkan panggulnya lebih dalam lagi, seakan memastikan tubuh gadis itu menampung seluruh pelepasan benihnya. Hafshah yang terkejut saat merasakan semburan benih hangat pria itu dalam vaginanya, merasakan ledakan kenikmatan tak terkendali di tubuhnya yang tidak pernah ia bayangkan dan membuat teriakannya lebih keras. Punggungnya melengkung tegang dan kemaluannya basah kuyup karena ledakan orgasme yang tak diinginkan itu, meredam rasa nyerinya dan merembesi tumpukan kain baju di bawah tubuhnya. Tangannya mencengkeram bahu Godfrey dan mencakarnya ketika orgasme itu membutakan benaknya.
"Oh Tuan....! Hentikan-ooh..."
"Kau menyukainya, bukan?! Aku bisa memberimu sekali lag-"
"Oh... Ooh..."
"Siapa itu?! Apa yang terjadi di sana?!"
Sebelum Godfrey berpikir untuk melepaskan cengkeramannya di pinggang Hafshah yang kelelahan dan kesakitan, ia mendengar suara teriakan marah seorang pemuda dari ujung lorong gelap yang hanya diterangi sebuah obor. Ia menoleh ke ujung lorong, dan melihat seseorang berdiri di sana, wajahnya tidak terlihat karena tempat itu cukup gelap. Bahkan ketika ia kelelahan setelah orgasme, ia mengenali suara itu. Sialnya, sosok pemilik suara itu juga mengenalnya dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Redemption of Succubus
Fantasía‼️TW‼️: 21+ ke atas. Tuhan memberikan pertolongannya lewat siapapun, termasuk lewat tangan iblis. Desa Locksley, Britania 1128. Paska Perang Salib Pertama. Godiva, seorang pelacur generasi kedua di rumah bordil tempatnya bernaung mulai mendambakan k...