Chapter 18

668 16 6
                                    

"Pangeran Raynald, bangunlah. Semuanya sudah selesai."

Raynald membuka matanya perlahan ketika ia mendengar suara lembut Zainab di sampingnya dan belaian penuh kasih di kepalanya. Ia mengangkat kepala dan melihat Zainab sudah berdiri di sisinya, menatapnya lembut. Kerudungnya agak kusut dan wajahnya nampak letih, namun terlihat lebih lega dibanding saat Raynald mengajaknya kemari tadi.

"Bibi Zainab?" Raynald mengangkat tubuhnya hati-hati sambil memegangi panggulnya, sementara Zainab membantunya menegakkan tubuh. Tulang-tulangnya terasa nyeri lagi seperti waktu ia pulang dari Jaffa. Ia mengernyitkan keningnya, dan menyeka sudut mulutnya yang meneteskan liur dengan punggung tuniknya; merasa agak malu karena ditemukan calon ibu mertuanya dalam keadaan tidur dan ngiler. "Apakah... apakah Hafshah baik-baik saja? Apa... apa yang terjadi?"

"Dia baik-baik saja, sudah tidur sejak dua jam yang lalu. Pendarahannya sudah berhenti, tapi..."

"Bibi?"

"Anaknya tidak selamat. Hafshah melahirkan seorang bayi laki-laki... Ia melahirkannya dengan mudah untuk persalinan pertamanya, tapi bayi itu tidak bertahan. Tali pusarnya menjerat lehernya dengan lumayan kencang, penyebab persalinan prematurnya dan kematian bayinya."

Zainab diam sejenak untuk menunggu reaksi Raynald yang terpaku di kursinya, wajahnya dipenuhi gejolak emosi.

"Aku benar-benar minta maaf tadi Bibi Domitiana memarahimu seperti itu, nak. Seharusnya dia tidak perlu membentakmu seperti itu."

Ekspresi wajah Raynald melunak, dan ia memandang Zainab dengan penuh permohonan. Zainab mengusap kepalanya dengan lembut. Ia berpendapat kalau Domitiana memang terlalu keras pada Raynald sejak pemuda itu masih kecil. Kekhawatirannya yang berlebihan sejak ia tak sengaja mencuri dengar suara-suara rintihan menggetarkan dari kamar Putri Isabella yang sedang bersenggama dengan suaminya suatu malam setelah makan malam, dan semakin bertambah kacau begitu dugaannya menjadi kenyataan; persetubuhan itu membuahkan Raynald dalam kandungan sang putri. Ketika anak itu lahir, tumbuh besar dan semakin sulit diatur jika tidak ada Hafshah di sisinya dan selalu punya kecenderungan ingin kabur dari istana, ia merasa bahwa sang pangeran benar-benar mewarisi kenakalan dan sifat keras kepala ayahnya. Namun Zainab tidak berpendapat begitu, ia lebih mengenal Pangeran Amalic daripada Domitiana dan pangeran Antioch itu lebih nyaman bercerita tentang dirinya padanya dan istrinya dibanding Domitiana yang tidak sabaran dan agak pemarah. Dari seluruh cerita mendiang sang pangeran, dapat diambil kesimpulan bahwa Raynald memang pemuda yang baik hati dan manis persis ayahnya, dan sama-sama pembohong payah. Sikap keras Domitiana cukup memengaruhi Raynald sejak kecil, membuat bocah itu menyimpan rasa hormat yang disebabkan oleh rasa takut, bukan karena rasa sayang dan afeksi. Hubungan Domitiana dengan anak di bawah asuhannya yang seharusnya penuh kasih sayang alih-alih tangan besi membuat Zainab merasa kasihan pada sang pangeran, karena dialah yang benar-benar memahami perasaan sang pangeran. Ia yang merawat, menjaga dan menguatkan Putri Isabella saat ia tengah mengandung Raynald, bahkan ikut merawat dan menjaga bayi yang belum lahir itu; memahami penderitaan fisik dan batin yang dialami sang putri selama kehamilannya sehingga ia khawatir kalau kesedihannya dirasakan dan diturunkan pada bayi dalam kandungannya. Karena kedekatan batin yang dibangunnya dengan Raynald sejak pemuda itu masih di dalam rahim ibunya, sejak kematian ibunya Raynald lebih merasa betah dan aman berada di pelukan Zainab dan Hafshah daripada Domitiana ataupun ibu susunya, Ariana. Perasaan yang mendorongnya lebih suka menginap di rumah tabib Yusuf.

"Tidak apa-apa, Bibi. Aku bisa mengerti. Bibi Domitiana hanya tidak ingin aku mengganggu privasi Hafshah, aku hanya terlalu panik tadi. Aku sangat ketakutan. Aku-aku takut kehilangan dia, Bibi... Tadi darahnya banyak sekali."

Zainab melihat bercak darah cukup jelas di tunik Raynald, yang langsung disadarinya.

"Aku akan memberinya pengertian untuk tidak terlalu keras padamu, nak. Jangan khawatir, Hafshah akan pulih cepat, kurasa. Dia hanya perlu beristirahat dan minum obat untuk mengganti darahnya yang terkuras sampai tiga puluh hari ke depan."

The Redemption of SuccubusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang