Chapter 34

533 18 1
                                    

Godiva meremas tangannya di depan perutnya, menyiapkan diri untuk apa yang akan terjadi padanya di kamar ini, dan apa yang bisa pria itu lakukan setelah ini. Dia agak takut sekaligus sedih teringat apa yang pernah terjadi di sini hampir delapan tahun yang lalu, ia bisa saja terbunuh jika ia tidak bergegas melarikan diri dari sini.

Kau tidak perlu takut. Ia tidak akan bisa melukaimu lagi.

Kini pria itu terlihat lebih tua dan frustrasi, walaupun tujuh tahun terbilang singkat untuk menua secepat itu. Sorot cabul sekaligus kejam yang tengah menunggu masih membara di matanya, menantikan untuk tumpah ruah. Jika saja pria itu mau bersabar dan bertobat waktu itu, ditambah berjanji untuk setia dan tidak mengulangi kesalahannya lagi pada gadis malang manapun, mungkin semua masalah di ranjang pernikahan mereka akan hilang dan mereka bisa saja sudah dikaruniai seorang anak seusia Gabriel, dan beberapa adik untuknya. Mungkin Godiva juga akan mengandung lagi anaknya yang kesekian, sebanyak mungkin calon pewaris cadangan yang bisa dilahirkannya dan pria bodoh mesum ini tidak perlu memusingkan bagaimana caranya mendapatkan pewaris sah hidup-hidup.

Saatnya melakukan sedikit muslihat, batin Godiva sambil memejamkan mata. "Aku sudah kembali, Godfrey."

"Memang seharusnya begitu, istriku." Godfrey tersenyum licik, ia menjilati bibirnya. Ia menumbuhkan janggut kambing gundul acak-acakan di dagunya dan bagian kumisnya terpangkas bersih, yang justru menonjolkan ekspresi mesumnya saat ia menatap Godiva dengan penuh hasrat. Penampilannya yang malah menjadi mirip seekor kambing membuat Godiva lupa jika pria itu pernah berparas tampan saat usianya lebih muda. "Aku kecewa. Sangat kecewa padamu, tapi aku masih punya harapan."

Godiva menunduk, pura-pura merasa bersalah.

"Aku minta maaf. Seharusnya aku menenangkanmu waktu itu, bukannya kabur. Ini semua salahku."

Godfrey bangkit dari kursi empuknya, dan berjalan mendekati Godiva yang sudah berdiri di dekat tempat tidurnya. Ia memutari Godiva dan berhenti di belakangnya, membelai bahu Godiva dengan lembut dan mengecup lehernya, menciumi leher Godiva seraya menuruninya penuh harap.

"Hmmm... Hmm. kulitmu halus sekali. Benar-benar seperti sutra dari Konstantinopel. Aku tak ingat kulitmu benar-benar seindah ini sebelumnya." Ia menjilat belakang telinga Godiva yang mulai goyah karena sentuhannya, membuatnya menahan napas. "Kau masih istriku, Godiva. Aku belum menceraikanmu secara resmi, jadi aku masih punya hak atas dirimu dan rahimmu. Tak peduli seberapa besar kau mengecewakanku selama bertahun-tahun." Tangannya mulai meraih pinggang Godiva, menariknya lembut ke pelukannya dan merabanya dengan penasaran hingga tangannya tiba di bawah pusar Godiva. "Aku tidak lupa kau masih mendambakan anak dariku, setelah apa yang kau perbuat padaku. Jangan salah, aku tahu apa yang kau lakukan setelah kau meninggalkanku, dan aku masih memaafkanmu."

Godiva merasa agak menggigil saat Godfrey tiba-tiba bicara begitu. Godfrey tahu ia tinggal di rumah Ulric, menjalin kasih dengan pemuda itu dan mengandung anaknya, dan karena itulah ia menyuruh anak buahnya untuk menghabisi Ulric. Dia tidak akan mengungkap keberadaan Gabriel pada pria ini, apapun ancamannya. Gabriel memercayaiku. Jangan sampai Godfrey tahu ia masih hidup.

"Nah, jadi di mana anak itu sekarang? Ingat, istriku. Leofric memberitahuku kalau kau sedang hamil tua saat ia membunuh kekasihmu, kami tahu dia ayah dari bayi dalam perutmu itu. Aku tahu kau pasti sudah melahirkan tak lama setelahnya. Katakan padaku dan kembalilah sebagai istriku, maka anak itu akan selamat."

Godiva menggelengkan kepala. Napasnya terengah antara gugup dan gairah, tapi ia terus berpikir keras untuk mengarang sesuatu di kepalanya. Semoga Gabriel memaafkanku. Ia masih menungguku pulang di Pyrenee.

"Dia sudah pergi. Aku sangat letih waktu itu di pengasinganku hingga persalinanku berlangsung lebih awal, dan bayiku tidak bertahan. Ia... ia meninggal begitu keluar dari perutku." Ia mengeluarkan suara tercekat pura-pura, sementara Godfrey menciumi lehernya. "Ini bukan pertama kalinya aku melahirkan anak yang mati tak lama setelah lahir. Kau tidak perlu mencemaskannya lagi."

The Redemption of SuccubusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang