Chapter 21

756 20 2
                                    

Londinium, Britania Romawi, 170 M.

Ini akan terjadi seperti biasa. Seperti para gadis Nyonya Flavia yang lain.

Coriana, nama gadis itu. Usianya dua puluh dua. Ia seorang gadis bangsa Gaul dari selatan Perancis yang dibeli sebagai budak oleh istri seorang Senator Romawi yang tinggal di Londinium (London sekarang, negeri Britania masa pendudukan Kekaisaran Romawi) bernama Gaius Aurelius, putra Senator Gaius Cassius yang sudah enam puluh tahun tinggal di sini. Melihat kecantikan luar biasa Coriana yang berambut cokelat madu, tubuh sintal dengan payudara ranum dan berkulit putih mulus seperti porselen, Flavia istri sang senator muda itu menjadikannya pelacur sejak ia berusia empat belas tahun di sebuah Lupanar, atau rumah bordil miliknya yang mewah dekat sungai Thames yang subur bersama dengan para gadis budak lainnya dari negeri-negeri lain yang dijajah oleh Kekaisaran Romawi. Di rumah bordil itu ia berteman dengan sesama budak perempuan yang dipaksa menjadi pemuas seks para pejabat dan prajurit Romawi di kota itu untuk menguatkan diri mereka dalam menghadapi kerasnya hidup di sana. Ketiga sahabatnya di sana adalah Delphinia, gadis Yunani berambut hitam dan berkulit zaitun dari kota Tessalia; Akasha, yang berkulit gelap dan manis dari Afrika Utara; Naameh, gadis Yahudi jelita bersuara emas dari negeri bekas Kerajaan Judea yang namanya diubah menjadi Palestina oleh Kekaisaran Romawi saat mereka mulai menduduki tanah itu dan sudah menjadi gadis penghibur di beberapa Lupanar di Yerusalem saat itu sebelum dibeli oleh Flavia. Naameh adalah yang paling cantik dan rendah hati di Lupanar Flavia. Ia direnggut dari orang tuanya, seorang rabbi ortodoks dan istrinya karena ikut memberontak melawan pendudukan Romawi di tanah leluhur mereka sejak era Raja Daud, yang mengubah nama negeri itu dan membangun pemukiman bangsa Romawi di sana, tak terkecuali rumah-rumah pelacurannya. Ia dijual sebagai budak ke sebuah Lupanar terbesar di Yerusalem saat usianya enam belas tahun sementara kedua orang tuanya dipenjara di Menara Antonia, dipaksa menjadi pelacur dan penyanyi hingga melahirkan tiga orang anak di lima Lupanar berbeda selama empat tahun berturut-turut, lalu menjadi budak di sebuah rumah senator dan melahirkan dua anak tuannya di sana sebelum dibeli oleh Flavia yang mendengar tentang kemolekan dan suara indahnya dan membawanya ke negeri Britania. Naameh yang lebih tua tiga tahun dari Coriana baru saja melahirkan anak pertamanya di sini (sekaligus anak kelima yang lahir dari rahimnya) beberapa bulan yang lalu, namun ia melakukan apa yang dilakukan kebanyakan pelacur di rumah-rumah bordil bangsa Romawi.

Malam itu baru saja turun, ketika Coriana terbangun karena sakit perut dari sisi seorang pria muda Romawi yang baru saja bercinta dengannya dan tidur telanjang bulat seperti babi hutan. Ia tengah hamil besar dan kandungannya sudah memasuki bulan kesepuluh, dan menyadari bahwa sudah tiba waktunya untuk melahirkan. Ketubannya sudah pecah dan merembesi selimut tipisnya yang menutupi tubuh telanjangnya.

Karena tidak memberi mereka akses untuk pencegah kehamilan, Flavia tahu bahwa setiap pelacur peliharaannya pasti akan bunting dan melahirkan bayi hasil pekerjaan mereka setidaknya satu kali setiap satu atau dua tahun, dan ia juga tak mau repot-repot mengurus bayi-bayi yang lahir dari rahim para gadis malang itu. Ia menyuruh mereka untuk membuang bayi-bayi itu di kebun belakang dekat selokan besar yang mengalirkan air kotor dari pemandian air panas atau Thermae bangsawan Romawi yang menjadi bagian dari kompleks rumah pelacuran itu. Para gadis budak yang bekerja di pemandian itu (sebagai gadis penghibur tamu yang sedang mandi di sana sekaligus memberi layanan seks) juga biasa melahirkan bayi mereka di dekat selokan itu dan membuangnya di sana. Coriana tidak terlalu mengenal para budak di pemandian itu, tapi dia juga tahu kebiasaan mereka di sana.

Sekarang perutnya yang buncit besar mulas luar biasa, dan merasakan kepala si jabang bayi sudah benar-benar hendak keluar dari liang vaginanya. Ia cepat-cepat bangkit dari ranjang, melilitkan kain ke sekeliling pinggangnya dan membawa pisau kecil. Setelah itu ia keluar kamar dan pergi ke halaman belakang.

The Redemption of SuccubusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang