Keesokan harinya, Dongju kembali meminta Geonhak untuk menebang pohon lainnya.
Ketika Geonhak menebang pohon, Dongju akan mencabuti rumput-rumput ataupun semak belukar yang tumbuh subur di sekitar gubuk ilalang ini. Tentu saja sebelum bekerja, mereka makan dulu.
Kali ini Dongju yang memasak. Hal itu sempat membuat Geonhak kebingungan. Pasalnya Dongju itu kan tidak tahu memasak. Apalagi yang dimasak pemuda itu adalah jamur liar berwarna putih yang tumbuh di belakang gubuk mereka. Dan pemuda itu juga mencampur sedikit minyak ketika memasaknya. Ditambah beberapa pucuk daun muda yang dapat dimakan. Awalnya Geonhak tidak mau memakannya, tetapi Dongju hampir memukul kepalanya lagi karena itu. Bukan karena apa, bagaimana jika jamur itu beracun atau tidak enak. Geonhak tidak suka makanan tidak enak. Menurutnya yang paling enak di dunia ini adalah daging. Memakan jamur tidak cocok untuknya.
Tetapi setelah memakan masakan Dongju, ternyata jamur tidak seburuk itu. Atau karena Dongju yang memasaknya. Karena dulu, Geonhak juga pernah mencoba memasak jamur, tetapi rasanya mirip dengan tanah.
Pakaian bersih milik Dongju ia gulung agar tidak kotor dan rusak. Kali ini Dongju berhati-hati dalam bertindak karena tidak mau pakaiannya rusak. Ternyata semalam Geonhak membawa pakaian ini dari rumah temannya. Rupanya pria itu menyimpan baju-baju Dongju di tempat temannya karena tidak ingin kain indah itu rusak di gubuk ilalangnya. Karena hal itu juga, Dongju merasa tersentuh.
Sampai tengah hari, Geonhak telah menebang lebih dari lima pohon. Lagi-lagi Dongju dibuat kagum dan iri akan kemampuan pria itu. Apakah semua orang jaman dahulu kuat-kuat seperti Geonhak? Tapi sepertinya tidak. Buktinya tubuh yang Dongju tempati sekarang malah sangat rapuh. Tubuh Dongju yang dulu juga tidak bisa dikatakan kekar tetapi tidak serapuh tubuh ini. Sadar sesuatu, Dongju jadi merasa dirinya hantu yang merasuki tubuh orang lain karena ini. Dia baru kepikiran, bagaimana bisa kedua laki-laki ini menikah dan mengapa mereka tinggal di hutan.
Jika dilihat dari tubuh Dongju, dia bisa tahu bahwa tubuh ini bukan tubuh orang miskin. Maksudnya, lihat saja. Kulitnya begitu halus tanpa bekas luka sedikitpun, pakaiannya indah dan rapi. Meski bukan dari jaman ini, Dongju tahu jenis kain dan jahitan pakaian ini bukan barang murah. Rambut panjangnya juga begitu terawat. Kakinya tidak ada luka dan begitu mulus seperti kaki wanita. Itu ketika Dongju pertama kalinya bangun di tubuh ini. Sekarang, kaki itu sudah lecet dan luka dimana-mana karena Dongju yang asal melangkah kemana saja.
Dongju melihat sekilas ke arah Geonhak yang menyeka keringatnya. Ia lalu berjalan masuk ke dalam gubuk mereka dan mengambil air dari gentong besar di dalam gubuk menggunakan ruas bambu. Tanpa memikirkan dirinya yang juga lelah dan haus, Dongju pergi ke arah Geonhak yang segera menghampirinya.
“Istri, tidak usah…”
“Diam dan minumlah.” Ujar Dongju sembari menyodorkan air ditangannya pada Geonhak. Dia bahkan malas untuk menegur panggilan Geonhak kepadanya.
Dengan ragu, Geonhak menerima ruas bambu dari Dongju. Pria itu meminum air di dalamnya dalam sekali teguk.
Ketika air itu menyentuh bagian dalam mulut Geonhak dan mengalir menuju tenggorokannya, Geonhak merasa tubuhnya sangat segar. Tenaganya pulih. Dia seperti baru bangun tidur dan tidak merasa kelelahan. Hanya karena sedikit air ini.
Geonhak menatap ruas bambu yang telah kosong di tangannya lalu menatap Dongju yang mengangkat alisnya.
“Ada apa?”
“Darimana istri mendapat air ini?” tanya Geonhak penasaran.
Mendengar pertanyaan Geonhak, Dongju mengernyit bingung. “Dari dalam gentong yang ada di gubuk.”
“Gentong itu selalu kosong, apakah istri yang mengisinya?” Geonhak benar-benar tidak mengerti. Memang benar gentong itu adalah tempat ia menampung air untuk minum, tetapi belakangan ini ia tidak pernah lagi mengisi gentong itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [LeeOn]
FanfictionSon Dongju adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tradis...