“Nak Dongju!”
Bibi Kim berlari menghampiri Dongju yang baru saja turun dari kereta miliknya. Wanita paruh baya itu memeluk pemuda didepannya erat.
“Bibi, apa kabar?” Dongju tersenyum sembari membalas pelukan wanita itu.
Hari ini Dongju bersama dengan Geonhak dan beberapa pekerja mereka datang ke desa. Niat Dongju adalah untuk melihat perkembangan bisnisnya secara langsung, mengunjungi para warga desa dan memberi pelajaran pada Tuan Choi beserta Sujin.
Geonhak dan yang lainnya hanya bisa berdiri diam sembari melihat Dongju yang kini dikerumuni oleh warga desa, terutama orang-orang yang sudah cukup tua. Mereka memeluk dan menciumi Dongju dan hal itu membuat kening Geonhak berkerut. Dia berjalan menghampiri pemuda itu dan menariknya mendekat padanya. Memasang wajah penuh permusuhan pada warga desa yang kelihatan canggung.
Dongju menghela napas kemudian mengusap pelam lengan besar Geonhak, agar pria itu tenang. Dan benar saja, wajah Geonhak berubah lembut sembari menatap Dongju penuh binar. Dongil hampir memuntahkan darah dari mulutnya. Apa semua suami itu seperti hewan jinak jika sudah bersama istrinya?
“Aku datang untuk melihat perkembangan kios. Para Bibi dan Paman terlihat begitu bersemangat.” Ujar Dongju sembari tersenyum membuat para pekerja dan warga desa yang sudah lama mengagumi Dongju memegangi hatinya agar tidak meluruh ke tanah.
“Kami sangat merindukanmu, Nak!” Dan lagi, para warga desa itu memeluk Dongju erat-erat.
Cukup lama Dongju habiskan untuk menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan warga desa padanya. Ia juga menjelaskan bagaimana kondisi di ibukota dan membagikan beberapa makanan dari ibukota. Para warga sangat senang. Dongju seperti anak mereka yang baru saja pulang dari perantauan. Pemuda itu selalu berperilaku sopan dan berbicara dengan lembut. Dongju semurni malaikat.
Setelah cukup lama bercengkrama dengan para wadga, Dongju berjalan menuju kiosnya yang pertama sekali. Pemuda itu tersenyum lembut melihatnya. Dari sinilah ia pertama kali mendapat penghasilannya. Semua kerja keras yang dilaluinya bersama Geonhak benar-benar membuahkan hasil yang baik.
“Kakak!”
Changmin berbalik dan menemukan Sungmin yang sudah tenggelam di pelukan Dongju. Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena Geonhak segera menarik anak itu seperti kucing dan menyingkirkannya. Sungmin memasang wajah kesal sementara Geonhak terlihat tidak peduli.
“Tuan,” Changmin membungkuk sekilas kepada Dongju yang berjalan melewatinya. Diikuti oleh Geonhak dan pekerja yang lain.
“Apa ada masalah?” Tanya Dongju sembari menyentuh permukaan lobak putih.
Changmin melirik Sungmin yang terlihat kesal disampingnya, “Tidak ada, Tuan.”
“Baiklah. Aku akan pergi ke suatu tempat. Lanjutkan pekerjaan kalian.” Dongju meninggalkan kiosnya lalu berjalan lurus ke toko Choi.
Sungmin berjalan menuju kereta meninggalkan Changmin yang terlihat bingung. Tetapi sudahlah, Sungmin memang terkadang suka seenaknya.
“Apa kau yakin dia tidak apa-apa?” Bisik salah seorang pekerja bernama, Jung Yonghwa kepada Dongil.
Dongil melirik ke arah kereta sekilas, “Tuan pasti tahu yang dia lakukan.”
Yonghwa mengangguk, meskipun dia terkadang melihat ke belakang dengan khawatir.
••||••
“Tuan Choi.”
“Mau apa kau kesini?!”
Pemuda tua itu terlihat panik ketika Dongju dengan pakaian indahnya telah berdiri di hadapannya. Bersama dengan beberapa orang berbadan besar dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [LeeOn]
FanfictionSon Dongju adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tradis...