52. Apa yang akan kulakukan tanpamu

101 18 6
                                    

Geonhak terlihat mengerikan dengan kantong mata tebal dan rambut acak-acakannya. Dia terlihat sangat hancur sembari memegangi tangan Dongju yang sangat dingin.

Dia berbaring di sana. Tanpa nafas, tanpa detak jantung. Terbaring bagai mayat yang baru saja meninggal, meskipun Dongju sudah tidak sadarkan diri selama satu minggu. Geonhak seolah tahu, tapi menolak untuk mengakuinya.

Dia terus berusaha mencari tabib terbaik untuk menyadarkan Geonhak, akan tetapi jawaban mereka semua adalah sama. Bahwa Dongju sudah tidak ada lagi.

Geonhak menolak fakta itu. Dongju pasti hanya ingin beristirahat saja, dia pasti kembali. Karena itulah tubuhnya tetap baik dan tidak busuk sama sekali. Sama seperti yang terjadi di masa lampau. Dongju pasti kembali. Dia tidak akan meninggalkan Geonhak sendiri di sini.

Keadaan Geonhak beserta para pekerjanya yang lain sangat berantakan tanpa Dongju. Geonhak sama sekali tidak peduli dengan apapun selain Dongju. Keadaan kios ibu kota yang telah dihancurkan Hyungsik telah ia perbaiki saat hari pertama Dongju tidak sadarkan diri. Namun, setelah hari kedua, Geonhak berhenti peduli dengan yang lain.

Detak jantung Geonhak yang sangat kencang menandakan bahwa ia jelas mengetahui Dongju sudah pergi, tetapi dia mencoba untuk membohongi dirinya sendiri. Dia berharap ketika ia menangis maka Dongju akan bangun dan tersenyum lembut padanya.

Dongju tidak akan meninggalkan dirinya sendiri. Dia tidak akan tega. Geonhak sama sekali tidak bisa apa-apa jika tanpa dirinya. Dia hanya bisa makan masakan Dongju, dia tidak mengerti urusan pasar dan perkebunan lainnya, dia tidak mengerti urusan belanja, dia tidak bisa melayani pembeli, dia tidak bisa tidur jika tanpa Dongju.

Tidak ada yang bisa Geonhak lakukan tanpa Dongju.

Istrinya adalah pemuda yang baik meskipun kadang-kadang dia sangat cerewet. Dongju itu perhatian, penyayang, pandai dan cerdik, dan sangat cantik. Tidak ada yang lebih cantik di dunia ini selain Dongju.

Geonhak adalah pria tanpa indentitas. Satu-satunya identitasnya adalah suami Dongju. Maka, jika Dongju tidak ada, apakah yang akan menjadi status Dongju?

"Istri, apakah aku melakukan kesalahan?"

Kepala Geonhak berbaring di atas perut Dongju yang kaku. Tidak terhitung banyaknya air mata yang telah di tumpahkan Geonhak untuk Dongju.

"Istri, aku menghilangkan air ajaib. Bangunlah dan marahi aku, aku bodoh..." Racau Geonhak dengan matanya yang memerah.

Air mata kembali berjatuhan dari sudut mata Geonhak.

"Aku sudah memperbaiki kios, mengapa kau tidak bangun juga? Apa aku membuatmu kesal? Aku minta maaf karena sudah menjadi pria yang bodoh sehingga kau menjadi malas melihatku." Tubuh kekar Geonhak terlihat sangat hancur.

"Aku benar-benar minta maaf. Kau selalu sakit jika bersamaku, aku minta maaf. Aku tidak bisa melindungimu, tapi aku janji akan berubah, jadi aku mohon kembalilah, ya? Aku akan jadi penurut. Jika istri bilang tidak boleh, maka tidak boleh. Aku tidak akan melawan--"

Geonhak berhenti sebentar untuk menarik nafas, "Tolong kembalilah. Aku sakit sekali, Istri."

Malam itu adalah malam terakhir musim dingin, akan tetapi Geonhak tetap merasa kedinginan. Dia tertidur dengan air mata yang mengering di pipinya sambil menggenggam tangan Dongju yang tetap saja dingin.

Jika ada yang paling di sesali Geonhak, maka itu adalah ketidakmampuannya untuk melindungi Dongju. Jika ada yang disalahkan, maka orang itu adalah Geonhak.

Apa yang dipikirkan oleh Geonhak. Apakah dia berfikir orang-orangnya akan bisa tanpa dirinya?

••||••

Different World [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang