06. Sebuah Sandiwara

443 82 19
                                    

Nyonya Son menatap tidak percaya akan kehadiran Dongju didepannya. Wanita itu terlihat cantik dan masih sangat muda. Tidak cocok dicap sebagai ibu oleh Dongju sebenarnya.

“Dongju, apa yang kau lakukan disini?”

“Aku datang untuk menemui ibu. Apa aku tidak boleh datang kesini lagi, bu?” suara Dongju terdengar menyedihkan. Para wanita setengah baya yang ada disana menonton adegan itu melihat pemuda itu iba.

Nyonya Son menjaga agar wajahnya tetap terlihat tenang. Mengapa Dongju tiba-tiba datang kemari? Dan sejak kapan pemuda itu banyak bicara seperti ini. Jika saja ini tidak di depan umum, dia akan segera mengusir Dongju dari sini.

“Bukan begitu, ayo masuk. Kita bicarakan didalam saja.” Saran Nyonya Son sembari hendak menyentuh Dongju.

“Tidak! Ibu akan memukulku jika aku masuk kedalam. Ibu saja membuangku ke hutan.”

Nyonya Son hampir mencekik Dongju sekarang. Bukanlah anak ini sudah setuju untuk tidak datang lagi kemari dan hidup di hutan bersama Geonhak? Wanita itu melihat Geonhak dan seolah menyuruh pria itu untuk mengamankan Dongju.

Karena tatapan Nyonya Son, Geonhak bergerak untuk meraih Dongju namun segera dilepas oleh pemuda itu. Dia berjalan menuju Nyonya Son dan melemparkan dirinya kepada wanita itu. Nyonya Son segera menjatuhkan Dongju hingga pemuda itu terduduk di tanah berpasir dibawahnya.

Para warga melihatnya iba dan mengutuk Nyonya Son dalam hati.

“Kenapa ibu melakukan ini padaku? Ibu menikahkan ku dengan seorang pria dan membuangku ke hutan. Aku bahkan tidak bisa pergi menemui orang-orang, apa salahku, bu?” Dongju kembali menangis pilu. Suaranya ia keraskan agar orang-orang disekitar mereka juga bisa mendengar.

Nyonya Son melihat para warga yang memasang wajah tidak enak pada dirinya. Wanita itu mulai khawatir.

“Mari kita bicarakan ini didalam saja, Dongju.” Bujuk Nyonya Son berjongkok untuk membantu Dongju bangkit.

Tetapi pemuda itu malah menghempaskan tangannya dan berdiri dengan mata memerah. “Ibu bahkan tidak memberikan uang padaku. Aku memakan serangga untuk bertahan hidup, bu. Aku bahkan harus meminum air hujan dan sungai agar tidak mati kehausan huhuhuhu…”

“Ya ampun kasihan sekali…”

“Ibu macam apa itu?”

“Aku akan merawatnya.”

“Tapi bagaimana bisa dia dinikahkan dengan pria?”

“Nyonya Son mengapa melakukan ini kepada anak sendiri?”

“Kasihan sekali padahal dia sangat sehat.”

“Dia terlihat cantik untuk ukuran seorang pria.”

“Mungkin jika aku dinikahkan dengannya, aku juga tidak akan menolak.”

“Tutup mulutmu. Dasar suami tidak tahu diri!”

“Aku ingin makan ikan.”

Dongju mengernyit mendengar berbagai macam pembicaraan yang terjadi di kumpulan para warga. Dia kembali memaksa air matanya keluar.

“Aku adalah anak dari keluarga ini, bu. Jika ibu tidak mau melihatku lagi, setidaknya katakan bahwa aku bukan anak ibu…”

Nyonya Son menatap Dongju marah. Mengapa sifat pemuda ini begitu berbeda? Wanita itu tidak dapat menahan emosinya lagi.

“Benar! Kau bukan anakku. Kau anak ayahmu dan aku tidak punya kewajiban untuk menganggapmu sebagai anak. Sekarang bisakah kau pergi dari sini? Aku muak melihatmu!”

Different World [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang