36. Perasaan tidak berguna

325 47 24
                                    

“Tolong naikkan lobak putih ke atas sini.” Pinta Sungmin pada Changmin yang terlihat melamun.

Melihat tidak ada respon dari pria itu, Sungmin memasang wajah datar dan bergerak sendiri untuk mengambil lobak putih dan menaikkan nya ke atas kios. Pemuda itu melakukannya dengan hati-hati dan teliti. Rambutnya yang agak panjang sesekali menghalangi pandangannya dan ia akan menyelipkannya ke belakang daun telinga.

Ketika sedang menaikan lobak-lobak itu, Changmin tersadar dari lamunannya. Dia segera membantu menaikkan lobak-lobak tersebut. Setelah selesai, Sungmin hendak bergerak untuk mengantar sayuran-sayuran kepada toko Choi. Namun ia dihentikan oleh suara Changmin.

“Biar aku saja yang mengantarkan.”

Mendengar itu, Sungmin mengangguk lalu pergi ke kios. Keduanya masih tidak terlalu akrab dan Sungmin tidak memiliki niat untuk mengakrabkan diri pada pria itu.

Changmin mengarahkan gerobak menuju toko Choi. Dia sudah disambut oleh pria tua pemilik toko itu dengan tatapan tidak ramah. Ketika menurunkan sayuran-sayuran itu, Tuan Choi hendak menginjaknya tetapi segera dihentikan oleh Changmin. Wajah pria itu biasanya terkesan lembut, kini terlihat menakutkan.

“Jangan bertingkah, Tuan. Atau anda ingin Tuan saya marah?” Ujar Changmin sambil meremas kuat pergelangan kaki Tuan Choi.

Pria tua tersebut terlihat takut dan tak lama mendecih tidak suka lalu meninggalkan Changmin begitu saja. Changmin tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, selesai menurunkan sayuran-sayuran, dia kembali ke kios. Dia melewati Sungmin yang sedang melayani pembeli, matanya tak sengaja menangkap hiasan rambut sederhana di helai hitam pemuda itu.

Dan entah kenapa, dia menjadi mengingat Dongju. Tangannya mengepal ketika kilas interaksi Tuannya itu dengan Geonhak melintas di kepalanya. Dadanya sedak dan tidak nyaman.

Kenapa ia begini?

Geonhak dan Dongju sudah menikah. Adalah hal yang wajar jika mereka bertingkah seperti itu. Sejak kapan Changmin menyimpan perasaan semacam ini? Apakah sejak ia melihat bahwa Dongju adalah seseorang yang sangat baik? Atau ketika pemuda itu menawarkan rumah dan pekerjaan padanya?

Changmin menunduk. Ternyata alasan dia kesal ketika melihat kemampuan bela diri Geonhak bukan hanya karena dia iri, tetapi ia sadar, bahwa Geonhak jauh lebih baik darinya. Alasan kenapa ia menyerang Geonhak dengan kekuatan penuh waktu itu adalah karena ia membenci Geonhak yang memiliki seseorang seperti Dongju.

Sebuah rasa sakit melintas di kepala Changmin dan membuatnya memijatnya. Dia tidak boleh seperti ini. Geonhak adalah Tuannya, sama seperti Dongju. Dia tidak boleh memiliki perasaan seperti ini. Tetapi bagaimana bisa dirinya harus merenggut paksa perasaan yang baru saja tumbuh ini?

Mengapa dia memiliki perasaan ini? Dongju baik pada semua orang. Bukan hanya padanya saja, kenapa hanya dia yang memiliki perasaan ini diantara pekerja lainnya?

Bola mata Changmin bergerak melihat ke arah Sungmin yang telah selesai melayani pembeli. “Seberapa lama kau mengenal Tuan Dongju?”

Sungmin memandang Changmin dengan pandangan datar. Matanya menatap lurus pada mata pria itu, tidak tanggung-tanggung, hal itu mampu membuat Changmin menegup ludah gugup.

“Lebih lama darimu.” Jawab Sungmin lalu mengalihkan pandangannya.

Jawaban Sungmin sama sekali tidak membuat Changmin puas. Dia memperhatikan punggung Sungmin yang membelakangi dengan seksama.

“Apa kau menyukai Tuan Dongju?” Tanya Changmin sembari mengepalkan tangannya. Dia cemas menunggu jawaban dari Sungmin yang tidak langsung menjawab.

“Hanya orang bodoh yang tidak menyukai Kakak.” Ucap bocah itu sambil tersenyum miring. “Jangan menumbuhkan perasaan tidak berguna. Kakak itu tidak suka pria. Dia hanya suka pada Kakak Ipar saja.”

Different World [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang