37. Mimpi Aneh

258 53 13
                                    

“Berikut laporan hasil penjualan bulan ini, Tuan.”

Dongju menerima selembar kertas dari Changmin dan membacanya dengan teliti dan seksama. Maniknya bergerak teratur mengikuti setiap huruf. Kemudian dia mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada Changmin. “Kerja bagus.”

Tidak ada perubahan ekspresi yang berarti di wajah Changmin. Pria itu menunduk sopan, “Jika begitu, saya permisi, Tuan.”

Tanpa menunggu respon Dongju, Changmin berbalik menuju pintu dan menutupnya tanpa menatap sedikitpun pada Dongju yang menaikkan alisnya. Tingkah Changmin sangat berbeda, tetapi pemuda berambut panjang itu tidak terlalu menghiraukannya dan memilih meminum teh herbal yang dibawakan Sungmin sebelumnya.

Tepat ketika Dongju menurunkan cangkirnya, pintu ruangannya terbuka dan menampakkan Geonhak. Pria itu berjalan menuju Dongju lalu duduk disebelahnya. Kemudian mereka berdua terdiam dan secara tiba-tiba Geonhak menyandarkan kepalanya ke pundak Dongju yang jelas-jelas lebih pendek darinya. Tidak ada respon berarti dari Dongju.

Geonhak menatap lurus ke depan tetapi tangannya bergerak melingkari pinggang Dongju, dia menarik pemuda itu mendekat padanya dan kepalanya yang tadinya ada pundak Dongju kini berpindah ke ceruk leher pemuda itu. Geonhak menutup matanya ketika hidungnya bersentuhan dengan kulit leher Dongju.

“Ada apa?” Tanya Dongju sambil melirik Geonhak sedikit dari sudut matanya.

Tanggapan Geonhak hanyalah pelukan yang semakian erat. Entah apa yang ada di pikiran pria itu.

“Aku bermimpi. Kau pergi meninggalkanku jauh sekali.” Ujar Geonhak sangat pelan di telinga Dongju.

Dongju terdiam sejenak lalu kemudian membuka suaranya, “Itu hanyalah mimpi.”

Geonhak tidak berbicara lagi. Pria itu memejamkan matanya tanpa melepaskan pelukannya pada Dongju. Sementara Dongju terdiam dengan seribu keraguan dalam hatinya. Pasalnya dia juga bermimpi bahwa ia kembali ke kehidupan masa depannya. Pada awalnya ia tidak terlalu memikirkannya, tetapi setelah mendengar bahwa Geonhak juga memiliki mimpi yang sama membuat Dongju cemas.

Dan beberapa waktu belakangan ini tubuhnya terasa begitu lelah. Entahlah, tetapi semua ini seolah mengarah pada satu hal yang dia takutkan.

“Jangan terlalu dekat dengan pria itu.” Ujar Geonhak tiba-tiba.

“Hm? Pria yang mana?” Dongju terlihat berpikir.

Geonhak mencium kulit leher Dongju dan itu membuat pemuda itu berjengit kaget.

“Yang berpakaian bagus.” Cicit pria itu pelan sebelum kembali mendusel ke leher Dongju.

“Ahh.” Dongju ingat. Pria syair di pasar itu. Dia hampir tertawa. Apakah Geonhak sedang cemburu?

“Kau cemburu?” Tanya Dongju dengan nada jenaka hampir tertawa. Geonhak semakin mengeratkan pelukannya.

“Aku takut.” Jawab Geonhak singkat.

Jawaban singkat yang membuat Dongju juga terdiam.

“Dia berpakaian bagus. Aku tidak.” Ujar Geonhak dengan nada yang terdengar sedih.

Dongju mengerti ketakutan pria itu. Jadi dia mengelus kepala Geonhak yang masih berada di ceruk lehernya.

“Aku lebih suka buah strawberry liar yang kau petik.”

••||••


“Jauhkan Bora dari sawi putihnya!”

Dongju berteriak ketika melihat hewan besar itu hampir menerjang sawi-sawi putih yang baru saja ia bersihkan. Bora berhenti sambil memiringkan kepalanya melihat Dongju yang panik. Hewan menggoyangkan ekornya ketika Dongju berjalan menuju dirinya dan ketika tangan kurus itu menyentuh kepalanya, Bora terlihat sangat senang.

Different World [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang