“Hmm.”
Mata Dongju saat ini sedang memeriksa rumah barunya. Pembangunan rumah sudah selesai. Harin dan rekan-rekannya menghabiskan waktu sekitar satu bulan untuk pengerjaan rumah. Termasuk dengan pembuatan jalan yang memutar dari pinggir jalan besar menuju halaman rumah.
Pemuda itu diikuti Geonhak berjalan masuk ke dalam salah satu kamar. Kamar ini cukup besar, bahkan Harin memberikan bonus sebuah lemari sederhana dari kayu untuk mereka. Ada dua kamar di rumah ini. Satu untuk Geonhak dan satu untuk Dongju. Sebenarnya Geonhak tidak setuju, tapi ketika berdebat, Dongju yang menang karena mengancam akan mendiamkan dirinya nanti.
Setelahnya, Dongju dan Geonhak berjalan menuju dapur. Dongju mengangguk-angguk ketika melihat dia tungku yang ia mau ada di sana. Ruangan dapur cukup besar, karena memang itulah yang Dongju inginkan. Matanya melihat pemanas rumah sederhana yang terdapat disamping tungku. Sitem pemanas ini menggunakan kayu sebagai bahan bakar dan akan menghasilkan panas yang disebarkan keseluruh bagian rumah melalui bagian bawah lantai yang dibuat dengan tanah liat. Hal ini sudah ada sejak dulu mengingat Korea adalah negara dengan empat musim. Pemanas akan sangat dibutuhkan di musim dingin. Sedangkan ketika musim panas tiba, atap rumah dapat dinaikkan agar udara dingin dapat masuk ke dalam rumah secara leluasa. Pemanas juga tidak akan dipakai pada musim panas.
Puas dengan dapurnya, Dongju memandang dua pintu yang saling berdampingan. Satu untuk kamar mandi dan satu untuk ruang penyimpanan yang Dongju inginkan Ruang penyimpanan tidak berisi apa-apa, hanya ruangan kosong besar dan gelap. Ads pintu keluar yang memberikan akses ke luar rumah. Jadi, untuk masuk ke dalam ruang penyimpanan, tidak harus dari dalam rumah. Lalu, yang paling Dongju inginkan adalah kamar mandi.
Setelah membuka pintu ruangan itu, Dongju menutup mulutnya tidak percaya akan apa yang dia lihat. Kamar mandi memang didesain agar tidak terlalu lebar. Ruangan ini adalah ruangan paling kecil yang ada di rumah ini. Ada sebuah bak besar dari kayu berada di pinggir ruangan dengan ruas bambu yang telah dibelah berada di atasnya. Ruas bambu inilah yang akan mengalirkan air dari sungai nanti. Dongju berjalan dan membuka penutup ruas bambu itu. Seketika air bersih dan segar memasuki bak yang ada dibawahnya. Dongju mengangguk puas akan apa yang dilihatnya. Hanya ada bak itu dalam kamar mandi dan sebuah ruas bambu lain yang ada di dekat pintu masuk. Dongju yang meminta ini, untuk menyuci piring atau memasak. Sehingga mereka tidak perlu repot-repot masuk dan membasahi kaki ke dalam kamar mandi.
Beberapa ruangan juga sudah diisi dengan barang-barang sederhana milik mereka berdua. Gentong air ajaibnya diletakkan di dapur.
“Bagus sekali!”
Dongju tersenyum besar dan Geonhak juga ikut tersenyum. Matanya melihat sekeliling dengan binar bahagia. Tidak pernah ia sangka bahwa pada akhirnya dia memiliki rumah. Memiliki kamar sendiri, meskipun diawal dia tidak pernah setuju terpisah kamar dari Dongju, tetapi daripada tidak diajak berbicara, lebih baik seperti itu.
“Bagaimana menurutmu?” Dongju memutar tubuhnya untuk melihat Geonhak dibelakangnya.
“Harin dan yang lain melakukan pekerjaan baik.” Kata Geonhak.
“Benar, kan!” Dongju sekali lagi menerawang rumah yang telah lama ia idamkan ini. Dia sekali lagi berjalan ke setiap ruangan dan sudah pastinya diikuti oleh Geonhak juga. Mereka mengulanginya beberapa kali dan tetap memasang ekspresi kagum di wajah.
“Ah, kalian sudah selesai?”
Harin berjalan ke arah Dongju dan Geonhak yang baru keluar dari rumah mereka. Junseo yang sempat tertidur di bahu Seongsik melihat kekanan dan kekiri dengan pandangan bingung sebelum mengikuti rekannya yang lain.
“Sepertinya kami berada cukup lama disana.” Dongju tersenyum menyesal karena Harin dan yang lainnya sudah terlalu lama menunggu.
“Tidak apa-apa. Bagaimana akan hasil kerja kami?” Harin melempar senyum pada Dongju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [LeeOn]
Fiksi PenggemarSon Dongju adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tradis...