Dongju lagi-lagi harus menjaga agar pakaiannya tidak rusak. Sebenarnya pakaian indah ini mengganggu pergerakan dirinya yang begitu aktif. Tetapi Geonhak bilang pakaian Dongju hanya ada yang seperti itu.
Awalnya, dia sama sekali tidak peduli dan melangkah semaunya tanpa memperhatikan pakaiannya, tapi kini, Dongju malah sakit hati dan merasa bersalah jika kain indah ini rusak atau kotor. Dia mengingat pengorbanan Geonhak demi menjaga pakaian ini tetap bersih.
Mungkin nanti, Dongju akan mengganti pakaian ini. Lebih baik pakaian sederhana seperti yang dikenakan oleh Geonhak. Itu lebih cocok untuk digunakan di lingkungan dan kegiatan seperti ini. Lagipula dia kan bukan wanita, sebenarnya tidak berpakaian pun tidak masalah. Toh, dia dan Geonhak sama-sama laki-laki.
“Ah! Panas sekali!” Dongju mengipasi leher dan wajahnya menggunakan daun besar. Dia baru saja selesai membantu Geonhak membersihkan batang pohon dari ranting dan daun.
Sementara Geonhak disampingnya juga ikut mengipasi Dongju. Dia merasa kasihan dengan kondisi Dongju yang sangat berkeringat. Tetapi mata Geonhak membulat ketika Dongju berencana membuka pakaiannya.
“Tidak boleh istri!”
Pria itu menghalangi tangan Dongju yang hendak membuka bajunya.
“Apa-apaan, kau tidak lihat aku kepanasan begini?” sinis Dongju pada Geonhak yang tidak berniat menyingkirkan tangannya dari tangan Dongju.
“Nanti kulit istri rusak.”
Alasan Geonhak tak memperbolehkan dia membuka pakaiannya, membuat Dongju memutar mata kesal. Apa Geonhak pikir dia peduli pada hal semacam itu?
“Kau melihat aku sebagai perempuan, ya?” Dongju memicingkan matanya ke arah Geonhak.
Geonhak menggeleng sebagai jawaban, “Istri paling tidak suka jika kulit istri rusak.”
Mendengar hal itu, Dongju yang tadinya ingin mengamuk, mengurungkan niatnya. Tidak heran tubuh ini begitu bersih dan indah meskipun tergolong kurus. Rupanya Dongju ini sangat menjaga penampilan. Tidak heran juga, karena pada dasarnya Dongju pemilik tubuh ini adalah seorang tuan muda keluarga kaya. Selain mempercerdas diri, hal yang mereka lakukan adalah mempercantik dan merawat tubuh.
Dongju kembali melihat ke arah tubuhnya saat ini lalu kepada tubuh Geonhak. Sangat berbanding jauh. Tubuh Geonhak adalah tubuh pekerja. Bahkan dibalik pakaian lusuhnya terdapat otot perut yang luar biasa keren. Sebagai sesama pria, tubuh Geonhak ini adalah tubuh idaman, apalagi bagi Dongju. Tetapi Dongju tidak suka olahraga. Lagipula dulu tubuhnya bukan tipe yang mudah membentuk otot, tetapi tidak sefeminim ini juga.
“Iya, iya tidak akan ku lepas. Sekarang jauhkan tanganmu dariku.” Kata Dongju sembari menyingkirkan tangan Geonhak dari tangannya.
Geonhak kembali duduk di tempatnya, ia menatap batang-batang kayu yang sudah bertumpu di belakang gubuk mereka.
“Istri ingin melakukan apa dengan kayu-kayu ini?”
Masih mengipasi leher dan wajahnya, Dongju menjawab Geonhak tanpa melihat pria itu.“Untuk membangun rumah.”
“Rumah siapa?”
“Rumah monyet-monyet disana. Tentu saja rumah kita. Kau ini bodoh, ya?” kata Dongju sembari melihat Geonhak sinis.
“Tapi kata ibu, kita hanya boleh tinggal di gubuk ini.”
“Hah? Ibu bilang begitu?”
Dongju menatap tidak percaya pada Geonhak yang mengangguk. Tadinya ia ingin bertanya ibu yang mana, tetapi dia segera ingat jika sekarang dia adalah Dongju, anak orang kaya yang dinikahkan dengan laki-laki dan dibuang ke hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [LeeOn]
FanfictionSon Dongju adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tradis...