“Aku tidak mengerti dengan Geonhak dan Dongju.”
Harin mengalihkan perhatiannya pada Seongsik yang tiba-tiba membuka suaranya. “Apa yang tidak kau mengerti?”
Seongsik tampak berpikir sebentar, “Fakta bahwa mereka sama-sama laki-laki tetapi menikah. Kenapa?”
Mendengar pertanyaan Seongsik sebenarnya Harin dapat memahaminya. Siapapun pasti akan merasa janggal dan aneh melihat dua orang laki-laki menikah, tetapi yang janggal dimata orang, sangat menyakitkan bagi Geonhak dan juga Dongju.
“Mereka berdua menikah karena perintah.”
“Kenapa ada perintah seperti itu? Siapa orang gila yang membuat perintah aneh itu?” Seongsik yang biasanya tidak banyak bicara entah kenapa menjadi banyak membuka mulutnya sekarang. Entahlah, karena Geonhak dan Dongju itu benar-benar hal aneh baginya.
“Pemuda itu,” Harin menunjuk Dongju yang sedang marah-marah pada Geonhak yang tidak sengaja menginjak lahan tanamnya. “Sebenarnya dia tidak ada niat hidup sedikitpun. Dia hidup hanya untuk Geonhak.”
Jawaban Harin tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan Seongsik, bahkan malah menambah rasa penasarannya akan kedua orang ini. “Aku tidak mengerti.”
Harin tersenyum kepada Seongsik, “Ada beberapa hal yang memang tidak bisa dimengerti. Kita tidak boleh mencampuri urusan orang lain.”
“Ah, maafkan aku.” Seongsik merasa bersalah karena pikirannya. Dia terkesan memandang rendah pada kedua laki-laki itu dan mencampuri kehidupan keduanya.
“Ya. Jangan ulangi lagi.” Harin menepuk pundak Seongsik sebelum pria itu berjalan pergi dengan kepala tertunduk.
Harin menatap Dongju yang kini sedang mengajari Geonhak cara menanam bawang dengan baik. Harin yang paling tahu bagaimana beratnya kehidupan kedua orang ini. Meski dulu ia tidak pernah sekalipun menemui Dongju, ia tahu semua tentang pemuda itu karena Geonhak tidak akan pernah berhenti berbicara tentangnya.
Harin tidak akan pernah lupa bagaimana binar bahagia yang Geonhak tunjukkan ketika Dongju pertama kalinya berbicara dengannya. Dia tidak akan pernah lupa bagaimana Geonhak terlihat menggebu-gebu saat menjemput pakaian Dongju dari rumahnya. Dunia pria itu ada ditangan Dongju, Geonhak selalu menganggap Dongju itu sebagai langitnya. Langit yang selalu ia pandang dan lindungi. Batu pijakan Dongju. Seharusnya itulah takdir pria itu.
Namun rupanya takdir berkata lain, Geonhak malah menikah dengan langitnya. Hingga ia selalu merasa rendah karena hal itu. Sedangkan Dongju, ia adalah manusia yang benar-benar tidak mempunyai gairah hidup sebelumnya. Sebenarnya sedikit banyak yang Harin mengerti, pemuda itu bertahan hidup supaya Geonhak tidak mati. Karena ketika Dongju mati, Geonhak akan terbuang dari dunia ini. Lebih tepatnya terbuang dari keluarga Son. Budak yang dibuang oleh tuannya sendiri, tidak memiliki hak untuk hidup.
Harin tanpa sadar tersenyum kecil. Keduanya sebenarnya sudah ditakdirkan untuk bersama sedari dulu, hanya saja Harin tidak menyangka keduanya akan diikat oleh hubungan bernama pernikahan.
“Bukan begitu! Jangan tanam sampai bawangnya tenggelam dalam tanah. Lihat bagaimana aku melakukannya.”
Geonhak memperhatikan dengan seksama bagaimana tangan kecil dan cantik milik Dongju meraih sebuah bibit bawang dan menanamnya dengan hati-hati. Bibit bawang tidak sepenuhnya tertutup dengan tanah, ujungnya ada diluar.
“Begini caranya. Kalau tertanam semua, nanti tidak akan tumbuh.” Dongju menatap bangga akan hasil kerjanya.
Geonhak yang sekarang ini duduk disamping Dongju mengangguk mengerti lalu mencoba mempraktekkannya, tetapi lagi-lagi dia malah menanam bibit itu jauh didalam tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different World [LeeOn]
FanfictionSon Dongju adalah seorang petani sebatang kara yang tinggal di desa terpencil. Suatu hari, nasib sial menimpanya. Ia terpeleset dan tenggelam di sungai ketika sedang mencari ikan. Lalu ia terbangun di sebuah gubuk dari ilalang dengan pakaian tradis...