20. Keresahan

288 58 28
                                    

Seoho mengipasi dirinya sendiri saat pekerja mereka mengangkut sayuran-sayuran milik Dongju ke atas gerobak. Dia menatap Keonhee yang sedang menulis daftar harga, disampingnya ada Dongju yang ikut melihat juga. Dia masih tidak bisa percaya dengan Dongju yang menjual sayuran-sayuran berkualitas tinggi ini dengan harga yang begitu rendah. Apalagi mengetahui bahwa ternyata Dongju adalah orang baru di daerah sini. Pemuda itu benar-benar tidak bisa dipercaya.

“Senang berbisnis denganmu.” Lee Keonhee menyalami tangan Dongju sambil tersenyum sangat lebar.

“Senang berbisnis dengan anda juga, tuan.” Senyum Dongju tak kalah lebar dan cerahnya.

“Aku butuh sekitar tiga kuintal sayuran untuk tiga bulan kedepan.” Lanjut Keonhee tanpa melepaskan senyumannya.

“Tenang saja, tuan. Kami akan menyediakan pesanan anda tanpa kurang sedikitpun.” Dongju pun tersenyum bersama Geonhak dan Sungmin dibelakangnya.

Sementara Seoho memutar matanya dan berjalan pergi begitu saja dari sana. Keonhee yang melihat itu, segera menyusul pria tersebut setelah berpamitan pada Dongju yang melambaikan tangan pada mereka.

“Ada apa denganmu?” Tanya Keonhee begitu ia duduk disamping Seoho. Pria itu sudah lebih dulu masuk ke dalam kereta.

Seoho tidak menjawab. Dia malah mengambil daftar harga dari tangan Keonhee dan melihatnya seksama. Melihat Seoho yang sama sekali tidak menjawabnya, Keonhee menghela nafas dan memilih diam sampai Seoho berbicara dengannya.

“Dilihat dari segi manapun ini tidak masuk akal.” Ujar Seoho sembari mendorong daftar tersebut ke dada Keonhee.

Pria tinggi itu menatap daftar ditangannya kemudian pada Seoho yang memasang wajah tidak enak. “Sayurannya asli dan baik. Kenapa kau begitu curiga?”

Seoho mengalihkan pandangannya pada wajah tak berdosa milik Keonhee, “Aku malas berbicara denganmu.”

Keonhee hampir meraung, sekarang apa lagi salahnya?

“Setidaknya beritahu mengapa kau begitu tak suka pada pemuda itu.”

“Aku bukannya tidak suka padanya. Tetapi harga ini terlalu murah. Bagaimana jika ternyata dia mempunyai motif lain? Bagaimana kalau kita ditipu? Berfikirlah lebih jauh.” Jelas Seoho sambil memijat pelipisnya.

Keonhee berkedip beberapa kali lalu membuka mulutnya, “Aku mengerti kekhawatiranmu, tapi aku punya firasat jika Dongju ini baik dan dia memang ditakdirkan untuk membantu kita—”

“Sejak kapan firasatmu benar? Dulu kau juga bilang begitu soal tuan Choi, buktinya sekarang dia malah memerasmu.” Ujar Seoho membuat Keonhee jadi terdiam sambil menggaruk tengkuknya.

Seoho menghela napas, “Kita harus berhati-hati. Apalagi kau itu terlalu mudah percaya dengan orang. Kau harus ingat, bahwa tidak semua orang di dunia ini sebaik dirimu.”

Keonhee terdiam sejenak sambil menatap wajah Seoho yang memandang ke luar kereta.

“Aku mengerti. Tapi, ku mohon kali ini percayalah padaku.” Ucap Keonhee mencoba meyakinkan Seoho yang tidak terlihat akan luluh.

Seoho tidak menjawab atau mengalihkan perhatian pada Keonhee. Dia memilih untuk menenangkan pikirannya yang ingin mencekik Keonhee hingga pria itu mati sekalian. Keonhee ini terlalu baik dan positif. Orang baik padanya sekali dan dia langsung menganggap orang itu teman. Jika tidak ada Seoho yang menyaring orang-orang yang mendekati Keonhee, sejak dulu pria ini sudah habis dimakan lintah-lintah darat itu.

“Jika kali ini aku salah, aku janji akan selalu menuruti setiap perintahmu.” Satu-satunya cara untuk meyakinkan Seoho adalah mengatakan hal ini.

“Apa yang membuatmu begitu percaya padanya? Kalian baru bertemu kemarin.” Seoho akhirnya mengalihkan pandangannya pada Keonhee yang memasang wajah berpikir.

Different World [LeeOn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang