Bloody wedding

4.8K 171 9
                                    

- Baku, Ooc.
- Vale x Valir [ Valeir ]
- Nfsw, 18+, tindak kriminal [ kinda detail :v ]

Perjodohan.

Freya tersenyum kala Valir memasangkan cincin di jemari manisnya, wanita itu benar-benar bahagia bisa bertunangan dengan lelaki yang selama ini ia cintai.

Freya mendongak menatap tunangannya yang hanya tersenyum tipis lalu entah atas dorongan apa, Freya mencium pipi Valir sekilas lalu memeluk pria di depannya yang terdiam mematung.

Valir yang dipeluk dengan kaku membalas pelukan wanita yang kini resmi menjadi tunangannya, ekor mata lelaki itu melirik seorang pria di sudut ruangan yang memasang wajah datar lalu menghilang entah kemana.

"Kalian benar-benar pasangan yang serasi," goda Mc acara itu setelah pasangan itu melepas pelukannya, Freya tersenyum malu-malu sedangkan Valir lagi-lagi hanya tersenyum tipis.

Hari semakin larut, tak terasa sudah jam 1 malam, acara pertunangan Valir & Freya sudah selesai dan para tamu sudah pulang ke rumah masing-masing, hanya tersisa  Valir, Freya dan Vale dan kedua orang tuanya yang masih asik mengobrol.

"Selamat atas pertunangan kalian," ucap Vale sambil menyerahkan dua buah kado pada pasangan baru itu.

Freya mengambilnya dengan semangat sedangkan Valir dengan kaku. Freya tersenyum manis.

"Terimakasih," ucap Valir menundukkan kepalanya, sedikit melirik Vale yang hanya memasang wajah datar.

"Terimakasih Vale, aku berharap kau cepat mendapatkan wanita impianmu!" jawab Freya tersenyum, Vale hanya berdehem dan mengangguk kecil.

"Freya, ayo sudah saatnya pulang," panggil Ibu Freya dengan lembut sambil berjalan ke arah ketiga anak muda itu.

"Valir, Mama pulang dulu ya, Freya-nya Mama bawa. Sering-seringlah main ke rumah," pesan Ibu Freya, Valir tersenyum dan mengangguk.

"Hati-hati di jalan, Ma, Pa, Freya." Freya tersenyum lalu memeluk Valir dengan erat, Valir membalas pelukannya dengan kaku lalu Freya melepaskan pelukannya.

"Aku pulang dulu, papai," pamit Freya melambaikan tangan pada Valir tersenyum.

Keluarga kecil itu pergi meninggalkan Vale dan Valir di ruangan itu. Valir melirik Vale menatapnya dengan tatapan tajam.

"Ck, wanita impian katanya? Haruskah aku memiliki wanita impian Valir?" tanya Vale dengan nada sinis.

Beberapa bulan kemudian.

Besok adalah hari pernikahan Valir dan Freya, orangtua Valir tengah sibuk menghias gedung pernikahan mereka berbeda dengan Valir yang malah mengurung diri di kamarnya, duduk dan termenung.

Firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk di hari pernikahan besok, firasat Valir diperkuat dengan datangnya sepucuk surat yang berisi kalimat.

"Tenanglah, sayangku. Besok akan kuhabisi semua yang mengurungmu dibalik penjara tak terlihat, aku akan membawamu lari dari orang orang tua bangka dan tunanganmu yang buruk rupa!"

Valir bingung, pria tidak tahu bagaimana cara menghentikan sesuatu yang akan terjadi esok hari, meski Valir tahu, siapa dalang dibalik tragedi yang akan datang.

Suara ketukan pintu menyadarkan Valir ke dunia nyata, pria itu bergegas membuka pintu dan terlihat Vale yang berdiri di depan kamarnya dengan wajah datar.

Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang