𝗣𝗵𝗼𝘃𝗲𝘂𝘀 ❥︎ 𝗕𝗿𝗼𝗱𝘆
Brody mengedarkan pandangannya ke bawah panggung, terlihat orang mabuk yang sedang berparty ria, pandangan Brody tiba-tiba bertemu dengan seorang pria bermata ungu yang menatapnya dengan intens.
Brody dengan cepat mengalihkan pandangannya dan melanjutkan pekerjaan tak mau ambil pusing dengan pria bermata ungu itu.
Ship Brody telah berakhir 30 menit yang lalu, kini pemuda itu tengah duduk sembari mengobrol dengan seorang bartender.
"Bukankah itu bagus? Kau tidak perlu lelah bekerja menjadi bartender dan digoda oleh pria hidung belang," jelas Brody merasa aneh dengan kemurungan teman dekatnya itu.
"Yeah, kau benar tapi aku takut ketika aku berhenti bekerja kedepannya aku menjadi terlalu bergantung padanya, lalu dia memperlakukanku dengan semena-mena." Brody mengangguk mengerti dengan kekhawatiran bartender manis itu.
"Astaga, Chou! Paqui sudah menyukaimu sejak lama, saat kalian berteman memangnya kau pernah diperlakukan semena-mena olehnya?" Chou menggeleng pelan dengan wajah menunduk
"Dia sangat menyayangimu, dan aku yakin tidak akan semena-mena!" ucap Brody meyakinkan, tiba-tiba seorang pria menghampiri kedua pemuda itu.
"Chou, Brody," panggil pria itu membuat kedua pemuda yang sedang mengobrol menoleh, Brody tersenyum sedangkan Chou membulatkan matanya.
"Hai Paqui, mau menjemput Chou?" Paquito mengangguk sambil tersenyum tipis, sedangkan Chou gelagapan.
"Paquiii, kenapa tidak bilang mau kemari? Dan jam kerjaku masih dua jam-an lagi, pulang saja nanti jemputnya," omel Chou dengan suara kecil, Paquito tak menghiraukan beralih menatap Brody yang sedang menegak wine.
"Dimana ruangan manager bar ini Brody?" tanya Paqui, Chou melotot lalu beralih menatap Brody sambil menggelengkan kepalanya, Bordy hanya terkekeh.
"Di atas, nanti juga ada tulisan di pintu, ruang Manager," jawab Brody dengan santai, Chou menatap Brody marah.
"Terimakasih." Paquito langsung beranjak ke atas diikuti Chou yang merengek memanggil Paquito seperti anak kecil.
Brody hanya terkekeh menghabiskan semua minuman di botol yang ada di mejanya sebelum beranjak hendak pulang.
Sampai di tempat parkir, kepala Brody terasa pusing, Brody sudah jatuh tersungkur kalau saja tak ada pria bermata ungu yang menangkapnya.
Sepertinya Brody lupa kalau dirinya memesang minuman yang memiliki kadar alkohol lebih tinggi dari yang biasa ia minum.
"Hey, kau baik-baik saja?" tanya pria bermata ungu pada Brody yang memegang tembok dengan memejamkan matanya kemudian menggeleng menjawab pertanyaan.
"Kau membawa mobil? Mau ku antar?" Brody mengangguk dan menyerahkan kunci mobilnya pada orang asing di sampingnya.
Brody benar-benar tidak peduli jika orang asing di sampingnya mencuri mobilnya atau melakukan sesuatu, kepalanya sangat pusing.
Samar-samar Brody melihat nametag yang terpasang di baju pria yang membantunya. Phoveus
Pria bermata ungu itu langsung beralih menggendong Brody dan mencari mobil Brody, setelah menemukannya, Phoveus mendudukkan Brody di kursi depan lalu masuk ke kursi pengemudi.
"Dimana alamat rumahmu?" tanya Phoveus sebelum melajukan mobilnya.
"Apartemen Castle Gorge, nomer 398."
-
Pintu apartemen terbuka, Phoveus masuk bersama Brody yang tertidur di gendongannya. Phoveus menutup pintu dan langsung masuk ke kamar Brody meletakkan pemuda itu di kasurnya.
Setelah itu rencananya ia akan langsung kembali ke bar, namun siapa sangka Brody memegangi lengan Phoveus dengan erat.
"Hum, jangan pergi. No, jangan tinggalkan aku," ucap Brody mengigau, Phoveus tertegun kemudian beranjak berbaring di samping Brody yang langsung menyambut Phoveus dengan pelukan.
"Manis," gumam Phoveus mengelus pipi Brody.
Malam telah berganti siang, Brody terbangun dan dikejutkan dengan seorang pria yang ia ingat adalah pria yang bertatapan dengannya saat ia bekerja semalam.
"HEII," teriak Brody mengguncang tubuh Phoveus dengan brutal dan ganas, Phoveus terbangun dan langsung mencekal dua tangan Brody yang mengguncangnya.
"Berhenti, aku sudah bangun," tegur Phoveus, Brody mendengus lalu menatap tajam Phoveus yang masih mengumpulkan sisa-sisa nyawanya yang masih melayang.
"Siapa kau? Kenapa ada di rumahku! Apa yang terjadi semalam?" cerocos Brody, Phoveus beralih menatap Brody dengan satu alis terangkat.
"Kau tidak ingat?" Brody membulatkan matanya "Tidak-tidak, aku mohon jangan seperti yang aku pikirkan!" batin Brody menjerit histeris.
"Apa?" tanya Brody memucat.
"Semalam kau mabuk hampir jatuh di parkiran bar, lalu aku membantumu pulang kemari menggunakan mobilmu dan saat aku akan pulang mau mencekal tanganku dan memelukku sepanjang malam," jelas Phoveus bangkit dari kasur dan merapikan pakaian.
"Karna kau sudah sadar, aku akan pulang," pamit Phoveus, menghampiri Brody dan mengusak rambutnya pelan.
"Sampai jumpa."
Brody tertegun melihat aksi pria asing itu, beberapa menit kemudian tersadar dan berlari mengejar Phoveus yang sudah berada di pintu apartemen.
"Tunggu!" Phoveus menoleh.
"Terimakasih untuk semalam, eum aku Brody," ucap Brody, Phoveus mengangguk kecil dan tersenyum.
"Sama-sama, panggil saja Phoveus."
Siapa sangka pertemuan yang kurang mengenakan itu menjadi awal kisah mereka.
End
Hanzohaya nanti malem, tunggu ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Short StoryKolom request di akhir capter & chapter paling bawah, jika tidak ada catatan request berarti close! No, Natan, Gusion and Hanzo as submissive/bottom/uke! if you want ship Aana, Hayazo, Clausion, Hayasion, Xavna, ask another author. - ✿