Bullying

3.3K 123 16
                                    

𝐀𝐥𝐝𝐨𝐮𝐬 ꨄ︎ 𝐂𝐥𝐚𝐮𝐝𝐞

Sore hari yang mendung ini, Aldous baru saja menyelesaikan pekerjaannya di kantor, pria bertopeng itu langsung membereskan semua miliknya hendak pulang.

"Kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu Dos?" tanya Esme yang entah sejak kapan berada di belakang Aldous.

"Kau ingin minta tolong apa?" tanya Aldous tanpa basa-basi, kelewat hafal dengan tabiat tante² hot itu, Esmeralda terkekeh.

"Seperti biasa, bos memintaku ikut ke Eruditio akan pulang besok, tolong jemput Claude ya, untuk kali ini aku izinkan kau menginap," ucap Esme membuat Aldous sedikit tertarik.

"Tumben," celetuk Aldous dengan senyum kecil.

"Tapi jangan macam-macam, Claude masih SMA!" omel Esme, Aldous terkekeh kecil

"Akhir-akhir ini Claude sering ketakutan berlebihan, aku ingin menyeledikinya tapi pekerjaanku menumpuk," jelas Esme terlihat terpancar perasaan khawatir di netra wanita itu yang ditunjukkan kepada adiknya.

Kening Aldous mengerut mendengar penjelasan rekan sekantornya itu, lalu menatap Esme dengan wajah serius.

"Ketakutan berlebihan bagaimana?"

"Ya Claude jadi sangat sensitif terhadap suara keras dan kegelapan, aku menyuruhnya ke gudang waktu siang hari tapi dia menjerit ketakutan bahkan menangis saat melihat gudangnya gelap, sebelumnya Claude tidak begitu. Kau tahu kan dia bukan penakut," jelas Esmeralda  sangat khawatir kala memikirkan adiknya itu.

"Apa Claude pernah menjadi korban bully?" tanya Aldous tiba-tiba membuat Esme segera mengingat-ngingat.

"Seingatku pernah tapi itu setahun yang lalu, saat dia baru pindah kemari," ucap Esme sambil berpikir lalu beralih menatap Aldous dengan wajah khawatir.

"Jangan-jangan—"

"Jangan berpikir negatif dulu, itu hanya dugaanku." Aldous menenangkan Esme yang kini mengetuk-ngetuk kepalanya pelan.

"Aku kakak yang buruk jika tidak menyadarinya," gumam Esme khawatir, Aldous menghela nafas sambil memakai tas kerjanya.

"Aku duluan, 5 menit lagi Claude pulang kan?" Esme mengangguk.

"Hati-hati dijalan, terimakasih sudah mau aku repotkan," ucap Esmeralda, Aldous hanya mengangguk sekilas.

Sepertinya langit dan bumi tengah bersedih, awan berubah gelap dan angin bertiup sangat kencang.

Seluruh siswa SMA Los pecados berbondong-bondong keluar dari gedung sekolah, Aldous menatap semua anak yang berjalan di sekitarnya. Namun, pria itu tak melihat Claude.

Gerbang dan halaman sekolah yang semula ramai oleh siswa-siswi kini mulai sepi, hanya ada beberapa anak yang menunggu dijemput keluarganya.

"Eh tadi kasihan banget si Claude," bisik seorang siswa pada teman-temannya membuat Aldous perlahan mendekati 3 siswa itu.

"Iya sekarang juga masih ditahan sama Lance dan gengnya, gak dibolehin pulang, kakaknya Guin kejam banget, beda banget sama Guin!"

"Permisi, kalian temennya Claude ya? Dia dimana kok gak pulang?" tanya Aldous tiba-tiba membuat tiga siswi itu tersentak.

"Eh, kakak siapanya Claude?" siswi itu bertanya balik.

"Kakaknya–"

"Mathilda, Laylaa, Edith." Tiga siswi yang sedang ngobrol bersama Aldous itu menoleh, seorang elf berlari ke arah mereka.

"Claudee diseret sama Lance ke arah gudang!" lapor Elf dengan nametag bertuliskan Lolita itu.

Aldous yang mendengar itu langsung berlari menuju gudang diikuti empat siswi dibelakangnya, sampai di gudang Aldous mencoba membuka pintu, namun terkunci.

Luna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang