Kolom request di akhir capter & chapter paling bawah, jika tidak ada catatan request berarti close!
No, Natan, Gusion and Hanzo as submissive/bottom/uke! if you want ship Aana, Hayazo, Clausion, Hayasion, Xavna, ask another author.
- ✿
"Bun, Zilong ke rumah Alucard, mau ngerjain tugas kelompok," pamit Zilong pada Louyi yang sedang sibuk memasak.
"Hati-hati di jalan ya," pesan Louyi, Zilong mengangguk dan beranjak menuju pintu utama.
"Zilong Gege, mau ikut," teriak Ling, berlari menghampiri Zilong dengan kedua tangan terangkat ingin digendong.
Zilong terkekeh lalu menggendong sang adik yang langsung memeluk lehernya dengan erat.
"Ling. Ayo sama bunda, Zilong Gege cuma mau ke depan terus balik lagi," bujuk Louyi pada si bungsu yang menggelengkan kepalanya, semakin memeluk erat Zilong.
"Gak mau, bunda bohong," rengek Ling dengan mata berkaca-kaca membuat kakak dan bundanya terkekeh gemas.
"Gapapa, Ling mau Zilong ajak, boleh kan bun?" Zilong beralih menatap Louyi meminta persetujuan, Louyi menghela nafas dan mengangguk kecil.
"Jangan nakal ya Ling, dengerin kata gege-mu," pesan Louyi yang dibalas anggukan dan sorakan hore dari Ling.
"Jangan pulang terlalu sore," lanjut Louyi.
"Ay ay kapten," seru remaja dan bocah laki-laki di depan Louyi membuat Louyi terkekeh gemas.
~
"Masih jauh ge?" tanya Ling yang berada digendonganZilong, Zilong menggelengkan kepalanya dan menunjuk sebuah rumah yang berkisar 3 rumah lagi dari tempat mereka sekarang.
"Turun, Ling mau jalan," pinta Ling, Zilong hanya menuruti dan menuntun Ling berjalan. Rumah Alucard memang tidak terlalu jauh dari rumahnya, namun tidak bisa dibilang dekat juga.
Sampai di depan rumah Alucard, Zilong langsung mengetuk pintu rumah itu, beberapa detik kemudian pintu dibuka oleh seorang bocah laki-laki bersurai coklat dan putih-cum sejumput, seumuran dengan Ling.
"Temannya kak alu ya?" Zilong mengangguk, bocah itu langsung membuka pintu dan menyuruh kedua adik kakak itu masuk lalu kembali menutup pintu.
"Duduk dulu, aku mau panggil kak alu," suruh bocah itu kemudian berlalu masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Zilong dan Ling yang duduk.
"Gege, itu siapanya Alucard gege?" tanya Ling, Zilong hanya mengedikkan bahunya dan mengeluarkan buku-buku tugas yang akan dikerjakan.
"Long, tumben bawa Ling," sapa Alucard yang baru datang bersama bocah bersurai dua tadi, Zilong hanya menghela nafas.
"Tiba-tiba ngerengek mau ikut," jawab Zilong datar tanpa mengalihkan pandangannya dari buku, Ling memasang wajah melas, lalu menatap Zilong dengan mata berkaca-kaca.
"Gege nyesel bawa Ling?" tanya Ling dengan suara bergetar, membuat Zilong kelabakan menggendong Ling dan menepuk-nepuk punggung sang adik menenangkan.
"Engga, masa nyesel kan gege yang ngajak, cup-cup," ujar Zilong sambil mengelap air mata yang menggenang di pelupuk mata Ling.
Alucard terkekeh gemas melihat adegan itu sedangkan bocah bersurai dua warna itu hanya memasang wajah datar.
"Cengeng," celetuk bocah itu membuat ketiga lelaki di ruangan itu beralih menatapnya, Alucard menelan ludah baru ingat bahwa ada sepupunya yang—
"Siapa yang cengeng?" tanya Ling, bocah itu mendecih lalu menunjuk Ling dengan wajah angkuhnya.
"Tentu saja kamu, anak mama," ungkap Bocah itu pedas.
"Kenapa sih kak, orang aku ngomong bener," elak Granger memalingkan wajahnya, Ling berontak meminta turun, Zilong hanya menuruti.
Ling langsung mendekati dan menarik kain merah yang melingkar di dada Granger dan sedikit menjuntai ke bawah, "Aku itu tidak cengeng, wajah tembok!"
"Apa?"
"Wajahmu datar, jelek kayak tembok!" ejek Ling, Zilong dan Alucard menganga mendengar ucapan Ling sedangkan Granger memejamkan matanya lalu menarik rambut depan Ling yang menjuntai membuat Ling memekik dan menahan tangan Granger.
"Aku itu tampan tau, matamu tuh katarak harus di periksa, dasar cengeng, jangan mentang-mentang cewe jadi cengeng," ujar Granger pedas, Alucard dan Zilong segera memisahkan keduanya.
"Granger, Ling itu cowo." Ucapan Alucard sukses membuat Granger tertegun, lalu memasang wajah mengejek.
"Laki kok cengeng, kayak cewe, banci!" ejek Granger membuat mulutnya segera di tutup oleh Alucard.
Ling berbalik menatap Granger dengan mata berkaca-kaca membuat Granger mematung, "Jahat! Gege Granger nakal hiks," adu Ling langsung memeluk kakaknya yang hanya tersenyum.
"Cup, cup, gapapa Granger cuma bercanda Ling," ujar Zilong mengusap punggung sang adik yang bergetar.
Alucard menyenggol Granger, memelototi sang sepupu dan menunjuk Ling dengan dagunya, Granger menghela nafas lalu mendekati Ling dan menyodorkan sebatang coklat yang ia ambil dari saku celananya.
"Maaf." Ling perlahan berbalik badan dan menatap Granger dengan mata yang sedikit basah dan bekas air mata yang mengalir di pipi.
"Maafin aku," ulang Granger, mengusap mata Ling yang basah karna menangis. Alucard melotot melihat sepupunya yang pemberani.
Ling beralih menatap sang kakak seolah meminta izin, Zilong hanya mengangguk seolah mengiyakan. Ling mengambil coklat yang disodorkan Granger.
"Terimakasih."
~
Granger terkekeh kemudian meletakkan foto kecilnya dengan Ling dan kedua kakaknya saat pertama kali ia dan Ling bertemu lalu beralihlah menatap Ling yang berada di pelukannya.
Ling mendongak menatap Granger yang langsung mengecup kening, hidung, pipi dan bibir Ling dengan cepat.
Granger terkekeh gemas melihat Ling yang mengerang dan menatapnya kemusuhan, Ling mendengus dan meletakkan telunjuknya di bibir Granger.
"Suka banget ngecup aku, kenapa sih?" tanya Ling agak kesal, Granger tersenyum dan mengelus pipi Ling.
"Kamu-nya manis banget, aku jadi pengen cium terus," jawab Granger dengan lembut membuat pipi Ling bersemu dan memukul pelan dada Granger.
"Ishh!"
End
Kapal kecil gw😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.