Harley meletakkan buku terakhir pada rak lalu menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 18.30, remaja itu menghela nafas lalu melangkah dari rak buku yang tersusun rapi menuju meja resepsionis dan mengambil tas coklat yang tergeletak di meja.
Remaja itu mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan perpustakaan sebelum melangkah keluar dari perpustakaan itu dan mengunci pintunya.
Harley menatap langit yang saat ini sedang mendung, pemuda itu kembali menghela nafas dan melangkahkan kakinya menuju gerbang perpustakaan.
Sampai ditrotoar jalan, dering notifikasi menyapa telinga Harley, remaja itu buru-buru mengambil ponselnya pada saku celana dan kemudian membaca deretan pesan dari kedua kakaknya hingga tak sadar seekor kucing berjalan didekat kakinya.
Kucing itu tiba-tiba mendahului Harley dan berdiri seolah mencegat Harley sebari mengeong keras, Harley yang terlalu fokus membalas pesan tentu tak menyadarinya dan terus jalan.
Sampai selangkah lagi Harley akan menendang kucing itu tiba-tiba mengeong dan menyerang Harley dengan cakaran di lutut membuat Harley terjatuh dan mengaduh.
"Ssh, kucing sial-" Belum Harley selesai bicara kucing itu menyenggol papan yang peringatan bahwa ada lupa selokan di depan membuat Harley tertegun.
Harley menghela nafas, kembali membalas pesan dari kakaknya lalu memasukkan ponsel ke saku, Harley jongkok mengangkat kucing itu sebari bangkit berdiri.
"Terimakasih kucing manis, sekarang dimana pemilikmu?" tanya Pemuda itu pada kucing, jika ada yang melihatnya mungkin remaja itu sudah dianggap gila karna bicara pada kucing.
Kucing ditangannya hanya memasang wajah datar melihat manusia tampan di depannya celingak-celinguk mencari keberadaan pemilik kucing itu, padahal sudah jelas bahwa kucing itu kucing liar karna tidak memiliki kalung penanda!
"Kau kucing liar ya?" tanya Harley pada akhirnya, kucing itu hanya mengeong sekali, kemudian Harley menggendong kucing itu seperti bayi.
"Karna aku tinggal sendirian, kau ku adopsi saja," ucap Harley sebelum melangkah menuju gedung apartemennya sebari menggendong kucing itu.
-
Harley meletakkan kucing itu di keranjang berisi pakaian kotor agar mengeringkan diri karna mereka terkena hujan yang tak disangka akan turun secepat itu.
Pemuda itu meninggalkan kucing itu mandi dan berganti pakaian, setelah itu Harley membawa kucing itu ke ruang tengah dan memberikan piring anjing yang sudah terisi sosis.
Melihat kucing barunya tengah lahap makan Harley menyalakan televisi dan menonton drama yang sedang tayang, beberapa menit berlalu Harley merasa ada yang duduk dipangkuannya dan ternyata itu kucing barunya yang berbaring dipaha Harley.
"Har- Hari? Terlalu pasaran," gumam Harley tengah memikirkan nama yang cocok untuk kucingnya.
"Leyya? Eh tapi meski cantik dia cwo."
"Harith? Keren, oke sekarang namamu Harith kucing nakal," ucap Harley lalu tiba-tiba Harith mengeong membuat Harley terkekeh.
Kucing dan pemiliknya itu kembali fokus pada laya televisi lalu terlelap kelelahan.
-
Kening Harley mengerut, mata pemuda itu masih terpejam rapat. Dalam tidur pemuda itu merasa seseorang menindihnya, tidak terlalu berat namun tetap sedikit membuatnya tidak bisa bernafas.
Harley sempat berpikir itu adalah Harith, sebelum tersadar bahwa kucing tidak mungkin sebesar beban tubuh yang ia rasakan.
Netra Harley perlahan terbuka menatap langit-langit ruang tengahnya dengan buram membuat pemuda itu mengedipkan netranya hingga pandangan kembali jernih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Short StoryKolom request di akhir capter & chapter paling bawah, jika tidak ada catatan request berarti close! No, Natan, Gusion and Hanzo as submissive/bottom/uke! if you want ship Aana, Hayazo, Clausion, Hayasion, Xavna, ask another author. - ✿