YINLING
Ling berlari keluar dari mansion tempat ia tinggal, lalu memanggil nama suaminya yang tengah berjalan menuju mobilnya, Yin menghentikan langkahnya dan menoleh melihat submissivenya berlari ke arahnya.
Kaki Ling berhenti tepat di depan Yin, menyerahkan sebuah kotak bekal pada Yin yang menghela nafas lalu mengambil kotak itu dari tangan Ling
"Lain kali jangan lari," tegur Yin membuat Ling terkekeh kecil lalu tersenyum hingga matanya tertutup.
"Aku takut kamu telat kalau nunggu lama," jawab lelaki bersurai gelap membuat tangan Yin terangkat mengelus surai ungu pastel submissivenya.
"Makasih, saya berangkat dulu," pamit Yin melangkah masuk ke mobil lalu membuka kaca jendela dan melambaikan tangan pada Ling sebelum mobil itu bergerak keluar dari halaman meninggalkan Ling yang mematung setelah usapan Yin tadi.
(っ˘̩╭╮˘̩)っ
"Kau tahu kenapa orang baru selalu kalah dari orang lama?" tanya lelaki bersurai hitam pada Ling yang menoleh dan memasang wajah penasaran.
"Kenapa?" jawab Ling setelahnya, tatapannya fokus pada Hayabusa yang mengerutkan kening dan menghela nafas.
"Karna orang baru gak punya kenangan, gitu aja gak tau," jawab Hayabusa dengan wajah sombong, Ling memutar matanya meski jengkel, lelaki itu sudah tahan dengan sifat temannya.
"Memangnya kenangan itu penting?" tanya Ling acuh tak acuh membuat Hayabusa menyiku lengan lelaki itu pelan.
"Tentu saja, setiap orang memiliki kenangan, entah kenangan masa kecil, masa sekolah dan masa remaja. Kau juga memiliki kenangan!" terang Hayabusa yang dibalas gelengan oleh Ling.
"Aku tidak memiliki kenangan, baik masa kecil, masa sekolah ataupun remaja. Bagiku ingatan masa kecil adalah mimpi buruk yang tidak akan bisa menjadi kenangan, meski itu bisa disebu kenangan buruk aku tetap tidak mau," jelas Ling membuat Hayabusa tertohok, lupa dengan cerita masalalu lelaki bersurai ungu pastel itu.
"Kenanganku hanya bersama Yin," lanjut Ling sebari tersenyum membuat Hayabusa tersenyum lega lalu memasang wajah julid.
"Cih dasar bucin," ejek Hayabusa dengan ekspresi kesal membuat Ling terkekeh.
(っ˘̩╭╮˘̩)っ
"Saya pulang," ujar Yin sebari membuka pintu rumahnya yang tak terkunci, pria itu menghela nafas saat melihat Ling tertidur di atas sofa ruang tamu, menunggunya."Padahal tidak perlu menunggu jika kelelahan," gumam Yin sebari menggendong Ling menuju kamar mereka.
Yin meletakkan tubuh pasangannya itu di kasur dengan perlahan, namun ternyata tetap membangunkan Ling dari tidurnya.
"Hum, Yin?" panggil Ling menatap suaminya yang berada di atasnya, Yin berdehem pelan sebari membalas tatapan Ling.
"Maaf ya, aku ketiduran," ucap Ling merasa bersalah, lelaki itu bangkit dari kasur dan berdiri di hadapan suaminya, Yin menghela nafas lalu mengelus surai lelaki itu pelan.
"Lain kali kalau lelah, tidak usah menunggu," ucap Yin membiarkan Ling mengambil tas kerjanya dan membuka jas dan dasi yang ia kenakan.
"Engga cape kok, oh iya Yin udah makan?" tanya Ling sebari membuka dasi yang Yin kenakan, pria bersurai blonde itu menggeleng, lalu menjawab, "Belum, saya akan makan dulu sebelum mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Short StoryKolom request di akhir capter & chapter paling bawah, jika tidak ada catatan request berarti close! No, Natan, Gusion and Hanzo as submissive/bottom/uke! if you want ship Aana, Hayazo, Clausion, Hayasion, Xavna, ask another author. - ✿